Penangkapan Geng Motor

Dua Geng Motor Jadikan Tawuran Maut di Sunter Sebagai Sarana Hiburan

Dua geng motor yang terlibat tawuran maut di Jalan Sunter Kangkungan menganggap tawuran sebagai sarana hiburan.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Anggota geng motor pelaku tawuran saat diekspose di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (26/11/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Dua geng motor yang terlibat tawuran maut di Jalan Sunter Kangkungan menganggap tawuran sebagai sarana hiburan.

Mereka tergabung dalam satu grup WhatsApp dan membuat janjian untuk tawuran pada Minggu (24/11/2019) dini hari.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menjelaskan, motif mencari hiburan di balik insiden tawuran ini terungkap dari isi pesan di grup WhatsApp.

"Yang menarik dalam pengungkapan kasus ini bahwa kami kemudian, menemukan fakta di dalam grup WA mereka bahwa mereka mengatakan bahwa tawuran ini sebagai hiburan," kata Budhi di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (26/11/2019).

Kedua geng motor itu bernama VDM (Vademangan) dan Sunter Kangkungan.

Para anggotanya saling kenal lantaran sering berkumpul di satu bengkel yang sama di daerah Kemayoran.

Karena saling kenal dan sering kumpul bareng, mereka akhirnya membuat grup WhatsApp bernama 'Team_setting_judulnya'

Di grup itulah terdapat pesan ajakan tawuran yang dianggap anggota geng motor ini sebagai sarana hiburan.

"Saya bacakan, 'makasih hiburannya ya, persahabatannya, jangan ada dendam di antara kita'," kata Budhi membacakan isi pesan di grup WhatsApp tersebut.

Selain pesan yang berisi anggapan tawuran sebagai hiburan, terdapat pula pesan berisi kondisi korban Herly Suprapto (27) pascatawuran Minggu lalu.

Korban merupakan anggota geng motor Sunter Kangkungan.

"Padahal sudah ada meninggal, kemudian ada yang mengatakan: 'gila temen gua koma ya, temen gua koma satu ya, gapapa next time kita lanjut'," lanjut Budhi membacakan isi pesan tersebut.

Seorang Remaja Tewas Tertabrak Kereta di Kebayoran Lama, Diduga Bunuh Diri

Jakpro Sebut Proyek Pembangunan Hotel Bisa Bikin Seniman Kaya Raya, Pandapotan: Dari Mana Ukurannya?

Tawuran terjadi Minggu dini hari dan melibatkan sedikitnya 20 anggota dari kedua geng motor tersebut.

Setelah ada korban, tawuran maut ini dilaporkan ke polisi. Dalam hitungan 15 jam, polisi menangkap delapan orang yang terlibat.

Mereka masing-masing berinisial FAP (16), FF (14), AP, N, RHK, BS, G, dan Y.

Adapun pelaku utama pembacokan ini ialah FAP, yang membacok korban, dan FF yang berperan membonceng FAP. Keduanya merupakan warga Pademangan, Jakarta Utara.

Menurut Budhi, dari delapan orang yang ditangkap, enam orang di antaranya masih berstatus saksi.

"Nanti mendekati 24 jam akan kita tentukan apakah statusnya naik sebagai tersangka atau memang saksi yang kebetulan ada di lokasi tersebut," ucap Budhi.

Sementara itu, FAP dan FF sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diancam pasal 170 ayat 2 ke 3 KUHP juncto pasal 55, 56 juncto pasal 358 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.

"Tersangka terancam hukuman 12 tahun penjara," ucap Budhi.

Kronologi

Tawuran antar geng motor di Jalan Sunter Kangkungan, Tanjung Priok, Jakarta Utara yang terjadi Minggu (24/11/2019) dini hari menewaskan satu orang.

Tawuran ini ternyata berawal dari adanya janjian antar dua geng motor yang saling kenal tersebut.

Satu geng motor bernama VDM (Vademangan) dan satu lainnya bernama Sunter Kangkungan.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, dua geng motor ini sebenarnya masuk dalam satu grup WhatsApp.

"Artinya mereka sebenarnya berteman, mereka masuk dalam grup (WhatsApp) bernama 'Team_setting_judulnya'," kata Budhi di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (26/11/2019).

Kedua geng motor ini saling kenal lantaran mereka menjadi pelanggan di satu bengkel yang sama.

Lokasi bengkel tempat mereka berkumpul, kata Budhi, ada di Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Kemudian mereka membuat satu grup dan pada malam itu hari sabtu mereka janjian untuk melaksanakan tawuran," ucap Budhi.

Sabtu (23/11/2019) malam, melalui grup WhatsApp tersebut, kedua geng motor ini janjian untuk tawuran di dekat RS Mitra Kemayoran.

Namun, belum sempat terjadi tawuran, kedua geng motor ini sudah dihalau warga setempat.

"Mereka janjian lagi kemudian terjadilah di TKP (Jalan Sunter Kangkungan)," ucap Budhi.

Tawuran terjadi Minggu dini hari dan melibatkan sedikitnya 20 anggota dari kedua geng motor tersebut.

Satu orang bernama Herly Suprapto (27) dari geng motor Sunter Kangkungan tewas setelah dibacok.

Beda Pendapat Dua Politikus PDIP Soal Pembangunan Hotel di TIM

Berawal dari Grup WA, Begini Kronologi Tawuran Antar Geng Motor yang Menewaskan Satu Orang di Sunter

Tawuran yang memakan korban ini dilaporkan ke polisi. Dalam hitungan 15 jam, polisi menangkap delapan orang yang terlibat.

Mereka masing-masing berinisial FAP (16), FF (14), AP, N, RHK, BS, G, dan Y.

Adapun pelaku utama pembacokan ini ialah FAP, yang membacok korban, dan FF yang berperan membonceng FAP.

Keduanya merupakan warga Pademangan, Jakarta Utara.

Menurut Budhi, dari delapan orang yang ditangkap, enam orang di antaranya masih berstatus saksi.

"Nanti mendekati 24 jam akan kita tentukan apakah statusnya naik sebagai tersangka atau memang saksi yang kebetulan ada di lokasi tersebut," ucap Budhi.

Sementara itu, FAP dan FF sudah ditetapkan sebagai tersangka dan diancam pasal 170 ayat 2 ke 3 KUHP juncto pasal 55, 56 juncto pasal 358 KUHP tentang pengeroyokan yang mengakibatkan matinya orang.

"Tersangka terancam hukuman 12 tahun penjara," ucap Budhi.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved