Hepatitis di Depok
9 Murid SMPN 20 Masih Terbaring Lemas di RSUD Depok Akibat Hepatitis
Shofa Syarila Basyir (14) masih terbaring lemas di Ruang Isolasi Pasien Hepatitis RSUD Kota Depok. Masih ada 9 murid yang menjalani perawatan.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, SAWANGAN - Shofa Syarila Basyir (14) masih terbaring lemas sejak satu minggu lebih di Ruang Isolasi Pasien Hepatitis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Sawangan.
Disampingnya, Hikmah ibunda Shofa terlihat setia mendampingi Shofa dengan harapan putrinya dapat kembali sehat dan pulang ke rumah.
Untuk diketahui, Shofa merupakan murid kelas delapan SMPN 20 Depok yang terserang hepatitis sejak tanggal 18 November silam.

Diberitakan juga sebelumnya, penyakit hepatitis menyerang ratusan murid SMPN 20 Depok hinggga menyebabkan sekolah tersebut diliburkan selama tiga hari.
Dijumpai wartawan di Ruang Isolasi, Shofa berujar bahwa kondisinya sudah jauh lebih baik dan kesehatannya pun mulai pulih.
"Sudah lumayan enak, tapi mualnya masih suka ada tiba-tiba," ujar Shofa pada TribunJakarta.com, Kamis (28/11/2019).
Shofa mengatakan, gejala awal yang dialaminya merupakan mual-mual, pusing, demam, hingga panas suhu tubuhnya meningkat drastis.
Meski mulai menunjukan tanda-tanda kesehatannya kembali pulih, namun Hikmah ibunda Shofa mengatakan bahwa dirinya belum tahu kapan putri kesayangannya diperbolehkan pulang.
"Gak tahu kalau boleh pulangnya kapan, kemarin juga baru dicek darah," ujar Hikmah menceritakan kondisi yang dialami anaknya.
Sementara itu, Kelapa Bidang Pelayanan Medis RSUD Kota Depok Lely Nurlaely mengatakan hingga saat ini ada sembilan pasien hepatitis yang tengah menjalani perawatan.
"Kalau total yang sudah ke kami hingga saat ini ada 15 pasien, enam pasien sudah diperboleh kan pulang namun dan sembilan lagi masih menjalani perawatan. Untuk yang sudah diizinkan pulang pun tetap harus kontrol kesehatannya ke RSUD," ucap Lely di lokasi yang sama.
Ini Penyebab Wabah Virus Hepatitis Serang Ratusan Murid SMPN 20 Depok
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengatakan, pihaknya telah mengetahui penyebab ratusan murid SMPN 20 Kota Depok, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, terindikasi gejala penyakit hepatitis.
“Penyebabnya makanan dan minuman yang ada di sekitar sekolah tersebut,” ujar Novarita ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (27/11/2019).
Meski begitu, Novarita tidak menyebutkan detail jenis makanan dan minuman yang tercemar virus hepatitis tersebut.
Sementara itu, kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut tengah diliburkan selama tiga hari sejak Selasa (26/11/2019) kemarin hingga Kamis (28/11/2019) esok hari.
Kepala Sekolah SMPN 20 Depok Komar Suparman menjelaskan, tujuan dari diliburkannya seluruh murid disebabkan kekhawatiran pihak sekolah terhadap virus hepatitis A yang semakin menyebar.
“Ini demi keamanan semua, kami pihak sekolah memutuskan untuk meliburkanseluruh anak didik, agar orang tua juga bisa memantau aktifitas anak di rumah," ujar Komar dikonfirmasi terpisah.
Lanjut Komar, keputusan tersebut diambil juga berkat dorongan dari para orang tua murid yang khawatir dengan kesehatan anaknya.
"Ditambah hari Senin pekan depan murid sudah menghadapi ujian akhir semester, jadi agar lebih fokus,. Selama tiga hari ini murid belajar di rumah, dan hari Jumat masuk ke sekolah hanya untuk ambil kartu ujian," bebernya.
Terakhir, Komar mengatakan pihaknya tengah melakukan evaluasi guna tak terulangnya kembali kejadian serupa di SMPN 20 Depok.
"Kalau upaya evaluasi sedang kami lakukan, mudah-mudahan kedepan tidak ada kejadian seperti ini lagi," pungkasnya.
Kronologi kejadian
Peristiwa ratusan siswa SMPN 20 Kota Depok terindikasi hepatitis A berawal pada hari Senin tanggal 11 November 2019 lalu.
Kepala SMPN 20 Kota Depok, Komar Suparman mengatakan saat itu para siswanya mengikuti upacara bendera.
Tidak seperti biasanya, waktu upacara pagi ada 60 siswa sakit di saat yang bersamaan.
"Biasanya kalau sakit bersamaan begitu kan ngga lebih dari 5 orang, ini ada 60 orang sakit secara bersamaan.
"Waktu itu kita belum ada pikiran ke arah itu (hepatitis A)," ujar Komar kepada wartawan saat di konfirmasi, Selasa (19/11/2019).
Setelah upacara, pihaknya membawa 60 anak-anak yang sakit itu ke ruang kelas untuk dirawat.
Mereka mengaku sakit perut, namun idak ada anak yang mengaku mengalami gejala mual atau sebagainya.
"Jadi kami pikir mereka mungkin belum sarapan, jadi kami berikan makanan. Anak-anak membaik langsung masuk ke kelas masing-masing," ujarnya.
Pada Selasa 12 November, 60 pelajar yang sakit pada hari sebelumnya, beberapa tidak masuk kelas.
Tetapi Selasa itu Komar mengaku belum ada laporan terindikasi apapun.
Kemudian, Rabu 13 November, ada orangtua pelajar yang melaporkan ke sekolah bahwa anaknya terindikasi hepatitis A.
Mendapat informasi itu, Komar langsung melaporkan hal ini ke Puskesmas, tim Puskesmas turun mengobservasi ke sekolah.
"Trus hari Kamis nya 14 November tim puskesmas turun lagi ke sekolah untuk menginvestigasi sejauh mana perkembangannya," kata Komar.
"Termasuk memeriksa panca indra anak," lanjutnya.
Di saat yang sama, pada hari Kamis hingga Jumat (14-15/11/2019) semakin bertambah orangtua yang datang melaporkan ke sekolah jika anak mereka terindikasi hepatitis A juga.
"Kurang lebih dari 60 pelajar yang sakit pada upacara Senin 11 November hingga Jumat 15 November sudah ada 20 lebih orangtua yang melapor ke sekolah bahwa anak mereka terindikasi hepatitis A," kata mantan Kepala Sekolah SMPN 3 Kota Depok ini.
Anehnya, pada upacara bendara Senin 18 November kemarin, kejadian sama terulang kembali bahkan saat ini lebih parah dari sebelumnya.
Ada lebih dari 60 pelajar yang sakit saat sedang upacara pagi.
"Sudah banyak yang ngga masuk karena sakit, ditambah ada lebih dari 60 pelajar yang sakit juga, jadi banyak barisan yang kosong jadinya," tuturnya.
Akhirnya, Senin 18 November sekitar pukul 09:00 WIB Dinas Kesehatan Kota Depok dan Puskesman setempat mendatangi SMPN 20 dan mengambil darah 60 lebih pelajar yang sakit saat upacara pagi tadi.
"Hingga pukul 14:00 WIB, Dinkes Depok selesai mengambil darah para pelajar yang sakit tadi dan juga mengambil sampel jajanan dari dalam kantin sekolah," papar Komar.
Jadi, kata Komar, darah yang diambil untuk di uji lab fokus ke 60 lebih anak yang sakit saat upacara Senin (18/11/2019) pagi saja.
Sampai saat ini, Komar belum menerima hasil uji lab darah pelajar yang diambil oleh Dinkes Kota Depok.
Pihak Dinkes, kata Komar, akan menginformasikan hasil test darah pelajar dan hasil uji lab makanan yang diambil sampelnya dari sekolah.
"Jadi kami sekolah belum menerima informasi secara langsung dari Dinkes tentang hasil yang di periksa kemarin," ujarnya.
Komar, berharap Pemerintah Kota Depok segera mengambil tindakan segera untuk mengidentifikasi wabah ini apakah hanya terjadi di SMPN 20 saja atau tidak.
Karena, lanjut Komar, 700 siswa SMPN 20 berasal dari berbagai wilayah di Kota Depok.
"Siswa kami kan tinggalnya tersebar di Kota Depok. Belum tentu juga virus ini berasal dari sini makanya pemerintah perlu mengambil langkah lebih jauh," kata Komar.
Terpisah, Direktur Utama RSUD Sawangan Kota Depok Drg Asloeah Madjri mengakui ada 5 pasien remaja positif terjangkit virus hepatitis A yang sedang dirawat di RSUD Depok.
Sedangkan Pasien Hepatitis yang sudah dilakukan penanganan di UGD per tanggal 1 November 2019 sampai dengan saat ini berjumlah 15 Pasien.
"Betul ada 5 pasien hepatitis A yang sedang kami rawat. Cuman darimana-darimananya pasien ini, kami belum bisa pastikan," ujar Drg Asloeh saat dihubungu wartawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita, hingga berita ini diturunkan, enggan berkomentar terkait wabah ini.
Sebagai informasi, menurut World Health Organization (WHO), virus hepatitis A ditularkan melalui sistem fekal-oral, yaitu ketika orang yang tidak terinfeksi menelan makanan atau air yang telah terkontaminasi dengan kotoran orang yang terinfeksi virus hepatitis A.
Dalam keluarga misalnya, virus tersebut dapat tertular ketika tangan kotor orang yang terinfeksi virus hepatitis A, menyiapkan makanan untuk anggota keluarga lainnya, tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Wabah yang ditularkan melalui air, meskipun jarang, biasanya dikaitkan dengan air yang terkontaminasi limbah atau tidak diolah dengan baik.
Virus ini juga dapat ditularkan melalui kontak fisik dekat, dengan orang yang tertular, meskipun kontak biasa dengan orang-orang lainnya, tidak akan berefek besar pada kita yang sehat.
Kejadian Luar Biasa
Dinas Kesehatan Kota Depok, menetapkan kasus ratusan muris SMPN 20 Depok terindikasi Hepatitis berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Statusnya KLB Parsial, artinya hanya ada di lingkungan sekolah itu," kata Novarita dijumpai wartawan di ruangannya di Kantor Wali Kota Depok, Pancoran Mas, Rabu (20/11/2019).
Novarita mengatakan, untuk mencegah virus Hepatitis tersebut menyebar bisa melalui dengan cara cuci tangan.
"Cuci tangan yang bersih karena virus ini bisa menyebar dari pola makanan, virus ini kan cepat menyebar," tambahnya.
• Siwon Tebar Senyum dan Rangkul Nagita Slavina saat Foto Bareng, Reaksi Heboh Baim Wong Tuai Sorotan
• Ciri-ciri Diduga Orangtua yang Membuang Bayinya di Rawalumbu Kota Bekasi, Pakai Helm Ojek Online
Selain mengingatkan betapa pentingnya pola hidup bersih, Novarita juga berharap pihak sekolah dapat memfasilitasi muridnya.
"Itu tadi pola hidup bersih tadi harus terus diingatkan. Sekolah juga harus memfasilitasi menyiapkan pola hidup sehat untuk muridnya," jelasnya.
Dalam berita sebelumnya dijelaskan, kasus hepatitis tersebut bermula pada hari Senin satu pekan yang lalu dimana banyak muridnya yang jatuh sakit ketika melaksanakan upacara.
Bahkan, dihari berikutnya Selasa jumlah murid yang jatuh sakit bertambah hingga kurang lebihnya 100 orang.
Baru lah pada hari Rabu, salah seorang orang tua murid yang membawa anaknya ke dokter mengatakan bahwa anaknya terkena gejala hepatitis.