5 Fakta Ibu Muda Ditinggalkan Suami yang Malu Punya Bayi Tak Sempurna, Sempat 2 Kali Digigit Tikus

Sederet fakta ibu muda ditinggalkan suami yang malu punya bayi tak sempurna, ternyata Dina Oktavia sempat 2 kali digigit tikus.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
Shutterstock via Serambi
5 Fakta Ibu Muda Ditinggalkan Suami yang Malu Punya Bayi Tak Sempurna, Sempat 2 Kali Digigit Tikus 

"Saya sewa perbulan lima ratus ribu," kata Dina Oktavia saat ditemui di rumahnya di kawasan Jojoran STAL 5B, Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Minggu (1/12/2019).

Menurut Dina, dirinya ingin membesarkan anak semata wayangnya dalam kondisi yang layak.

Hanya saja, kondisi ekonomi memaksa dirinya tinggal di rumah yang sempit bersama ibu kandung dan anak semata wayangnya yang berkebutuhan khusus.

Pendaftaran SNMPTN 2020 Dibuka Sore Ini Pukul 15.00 WIB, Simak Cara Lengkap Registrasi di Sini!

Belum lagi, rumah itu banyak tikus yang berkeliaran. Sehingga, Dina mengaku takut anaknya digigit.

Dina trauma terhadap gigitan tikus. Sebab, kondisi anaknya yang mengidap Hidrosefalus ditengarai lantaran virus tikus.

"Saya waktu hamil dua kali digigit tikus," tutur Dina Oktavia.

Sehingga, ia pun berharap keluhannya itu didengar oleh Pemerintah Kota Surabaya bahkan Pemerintah Provinsi Jatim.

"Ingin anak saya terjamin. Agar lekas sembuh," imbuh Dina Oktavia.

Punya Kekayaan Rp 1,4 Triliun & Akui Nyaman di Gojek, Nadiem Makarim Ungkap Alasannya Jadi Mendikbud

Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak

Dilansir dari HelloDokter, otak normal mengandung cairan bening yang diproduksi dalam rongga ventrikel otak.

Cairan ini disebut dengan cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal mengalir dari sumsum tulang belakang ke seluruh otak untuk menunjang berbagai fungsi otak.

Namun ketika jumlahnya berlebihan, ini justru akan mengakibatkan kerusakan permanen jaringan otak yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual anak.

Pembesaran ukuran kepala terjadi karena jumlah produksi cairan serebrospinal berlebih sehingga menekan tengkorak, atau karena cairan serebrospinalnya tidak dapat mengalir dengan baik di dalam otak.

Sebagian besar kasus hidrosefalus pada anak terjadi sejak lahir (cacat lahir bawaan/kelainan kongenital). (tribunjakarta/surya)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved