Ada Dugaan Bullying Pelajar SMP yang Terjadi di Kota Bekasi, KPAD Bakal Pelajari Lebih Dahulu
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi telah menerima laporan dugaan bullying yang disampaikan orangtua bernama Azmi Fitriyasah (45).
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi telah menerima laporan dugaan bullying yang disampaikan orangtua bernama Azmi Fitriyasah (45), pada Jumat, (6/12/2019).
Tekda Beko Bagarri, Komisioner KAPD Kota Bekasi, mengatakan, pihaknya sejauh ini akan mempelajari laporan tersebut terlebih dahulu.
"Laporan sudah kami terima terkait dengan dugaan pengeroyokan dan anak dikeluarkan dari sekolah, laporannya akan kami pelajari terlebih dahulu untuk mengambil langkah selanjutnya," kata Tekda di kantor KPUD Kota Bekasi.
KPAD dalam hal ini akan berkordinasi ke tiap-tiap komisioner agar langkah yang diambil tepat dan tidak berdampak pada anak.
"Kita pelajari dulu untuk laporannya disini kita punya tim kita akan bicarakan dengan komisioner lainnya untuk tindak lanjut Apa yang akan kita ambil," jelas dia.
Ketik ditanya soal barang bukti yang diserahkan terlapor mengenai dugaan bullying, KPAD sejauh ini belum menerima langsung. Laporan hanya berupa ucapan lisan dari pelapor dalam hal ini orangtua korban.
"Belum ada sih barang bukti tapi kita akan minta juga terkait laporannya tapi hari ini laporan berkaitan dengan kronologis saja," ucapnya.
Sebelumnya, orangtua di bernama Azmi Fitriyasah (45), melaporkan dugaan tindakan bullying yang meninpa anaknya berinisial P (12) ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Jumat, (6/12/2019).
Azmi datang ke kantor KPAD Jalan Jenderal Ahmad Yani, eks gedung Imigrasi, Komplek GOR Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, sekitar pukul 14.00 WIB dengan didampingi istri.
Tujuan melaporkan dugaan bullying ini agar anaknya mendapat perlakuan adil dari pihak sekolah. Sebab, P diketahui kerap mendapatkan kekerasan yang dilakukan kakak kelasnya saat masih bersekolah di SMP Al-Azhar Summarecon Bekasi.
"Jadi saya ke sini untuk meminta keadilan dari KPAD atas perlakuan yang didapat anak saya, dia jadi korban pengeroyokan oleh kakak kelasnya," kata Azmi usai membuat laporan di KPAD Kota Bekasi.
Azmi menjelaskan, kasus dugaan bullying ini pertama kali terungkap ketika anaknya enggan masuk sekolah lantaran takut dikeroyok kakak kelasnya.
"Terakhir kejadian tanggal 26 September 2019, anak saya malah nangis seperti malas ke sekolah, dia malah bilang 'Ibu nggak tahu kalau saya dikeroyok'," ungkapnya.
Dari pengakuan itu Azmi lalu mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi apa yang terjadi dengan anaknya. Pihaknya sekolah kata dia, justru tidak menanggapi dugaan bullying itu dengan serius.