Kadisdik Tangsel Setuju UN Dihapuskan: Setiap Siswa Adalah Manusia Unik

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono, setuju ujian nasional (UN) dihapuskan.

TribunJakarta.com/Muslimin Trisyuliono
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 1 Depok Jalan Pemuda No.53 Kota Depok, Selasa (24/4/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono, setuju ujian nasional (UN) dihapuskan.

Menurut Taryono, pendidikan harus berbasis pada penguatan karakter, yang unik dan berbeda-beda setiap siswanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Taryono, memperkenalkan aplikasi kursus bahasa inggria bernamakan Tangsel Belajar di kantornya, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (19/3/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Taryono, memperkenalkan aplikasi kursus bahasa inggria bernamakan Tangsel Belajar di kantornya, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (19/3/2018). TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)

Guru harus bisa memberikan pelajaran dengan pendekatan individu kepada setiap siswa, begitupun dalam menilai.

Dalam hal ini, UN tidak mampu mengakomodir pendidikan karakter karena cenderung menyamaratakan.

"Tentu setiap siswa adalah manusia unik, yang tidak bisa disamaratakan dengan manusia yang lain. Ketika kita memberikan pembelajaran juga dengan pendekatan-pendekatan individu."

"Ketika menilai pun harus melalui pendekatan-pendekatan individu, tidak bisa disamaratakan semacam ujian nasional," papar Taryono saat dihubungi TribunJakarta.com, Rabu (11/12/2019).

Taryono menegaskan, pendidikan berbasis karakter tidak bisa dinilai dengan angka seperti selama ini yang diterapkan melalui UN.

Harus ada formulai baru dalam menguji dan menilai hasil pendidikan yang berbasis pada pengembangan karakter tersebut.

"Yang namanya karakter kan tidak kungkin dievaluasi dengan numerik, matematis gitu, dengan ujian nasional yang dilaksanakan selama ini. Harus ada asesmen lain penilaian lain dengan ukuran-ukuran lain terkait dengan penilaian karakter, penilaian kapasitas sosial, kapasistas kepribadian dan lain-lain," ujarnya.

Pernyataan Taryono tersebut menanggapi wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, yang akan menghapus UN pada 2021 mendatang.

Nadiem akan mengganti UN dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Namun hal itu belum dijelaskan secara rinci bagaimana teknisnya.

"Kami setuju dengan banyaknya kebijakan-kebijakan Pak Menteri, semoga Indonesia lebih baik, pendidikan lebih baik," tutup Taryono.

Kebijakan Baru Mendikbud Nadiem Makarim, Ujian Nasional Dihapus Mulai 2021, Ini Penjelasannya

Nadiem Makarim mengaku diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dalam Kabinet Kerja jilid ll.
Nadiem Makarim mengaku diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dalam Kabinet Kerja jilid ll. (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menetapkan empat program pembelajaran nasional. Nadiem menyebut empat program ini sebagai kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar".

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved