Penjualan Sepatu Compass Dibatalkan
Pengamat Mode Sebut Kualitas Sepatu Compass Setara Brand Luar Negeri
Pengamat mode sekaligus Co founder Nevertoolavish, Bernhard Suryaningrat, mengatakan kualitas sepatu Compass setara dengan brand luar.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pengamat mode sekaligus Co founder Nevertoolavish, Bernhard Suryaningrat, mengatakan kualitas sepatu Compass setara dengan brand luar.
"Katakanlah Vans dan All Stars, kualitasnya, kalau dibilang sama, ya sama saja," kata Abe, sapaannya, saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (14/12/2019).
Sebabnya, kata dia, merek luar negeri tersebut dibuatnya pun di Indonesia.
"Karena beberapa pabrik brand-brand luar kan sebenarnya produksinya banyak di Indonesia sendiri," ujar Abe.
Hal inilah yang dikatakan Abe sebagai alasan mengapa sepatu Compass digandrungi pecinta sneakers.
"Kalau lihat materialisasinya sendiri, sebenarnya tidak jauh beda. Menurut saya, semua brand itu yang membedakan, lebih ke branding mereka," ucapnya.
Sejak Jumat (13/12/2019) malam, masyarakat rela antre demi mendapatkan sepatu Compass edisi 98 Vintage dan Darahku Biru, pada acara Wall of Fades di area Grand Indonesia, Sabtu ini.
Bahkan, beberapa di antaranya ada yang rela menginap di sana.
Sayang, perilisan edisi sepatu Compass ini dibatalkan. Belum diketahui pasti alasannya.
"Intinya hari ini batal," ucap seorang panitia acara yang enggan menyebut nama kepada TribunJakarta.com, pagi tadi, di Grand Indonesia.
Pengamatan TribunJakarta.com di laman Instagram @sepatucompass mengatakan, permohonan maaf.
"Kami atas nama sepatu Compass & Darahku Biru menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya. Terima kasih #temancompass"
Apa Istimewanya Sepatu Compass? Ini Pendapat Pengamat Mode
Masyarakat rela antre dan menginap di area Grand Indonesia demi mendapatkan sepatu Compass, pada acara Wall of Fades.
Fenomena ini tentu menarik perhatian. Sehingga banyak yang mempertanyakan istimewanya sepatu Compass.
Pengamat mode sekaligus Co founder Nevertoolavish, Bernhard Suryaningrat, memberikan pendapat ihwal fenomena tersebut.
"Sebenarnya, bisa dibilang yang bikin antre, karena dibikinnya terbatas (limited edition)," kata Abe, sapaannya, saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu (14/12/2019).
Sebabnya, kata Abe, sejak awal desain sepatu Compass yang dikonsepkan Aji Handoko, sangat menarik.
"Karena sejak awal, Compass ini dinaungi sama Aji kan, itu yang cukup menarik. Jadi memang dibuat limited," ujar Abe.
"Kemudian dibikinnya, orang harus antre dan untuk mendapatkan semua itu, menurut saya, itu suatu trik marketing yang sangat bagus," sambungnya.
Karena itulah, Abe mengatakan antrean yang mengular bahkan ada yang menginap demi mendapatkan produk lokal tersebut, wajar.
Lebih lanjut, Abe mengatakan setelah sepatu Compass dimiliki satu orang, kemudian orang itu menjualnya lagi, harga jualnya dapat lebih tinggi.
"Karena mereka (wah kalau saya antre ini dan dijual dengan harga Rp 400 ribu, bisa jual lagi misal Rp 2,5 juta," kata Abe.
• Gagal Rebut Emas SEA Games, Manajer Sampaikan Kekurangan Timnas U-23 Indonesia
• Cegah Kejadian Pamer Alat Vital, Mahasiswi Korban Eksibisionisme di Depok Mau Lapor Polisi
"Itu jadi ladang mereka buat cuan juga, kalau yang saya lihat. Karena beberapa after market yang saya lihat, banyak banget yang jual Compass," lanjutnya.
Terlepas dari itu semua, lanjut Abe, produk lokal sepatu Compass memang sedang naik daun.
"Dan momennya si Compass ini kebetulan pas banget sneakers lagi naik, lokal pride lagi naik, dan Compass bikin campaign-nya menarik, jadi pas banget menurut saya," ucap Abe.
"Mereka juga berkolaborasi dengan yang punya kapabilitas yang sangat bagus," sambungnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/booth-brand-sepatu-lokal-compass.jpg)