Sebarkan Perjuangan Ki Hajar Dewantara dan BJ Habibie Lewat Dongeng kepada Anak-anak
Kak Ridho juga memasukkan nilai-nilai nasionalisme lewat dua sosok pahlawan yang diceritakannya, Ki Hajar Dewantara dan BJ Habibie.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Sebanyak 50-an anak terlihat gembira bernyanyi berbagai lagu nasional sambil mengayunkan bendera merah putih plastik kecil di pelataran Taman Baca Masyarakat (TBM) Kolong flyover Pasar Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu petang (14/12/2019).
Lantang suara mereka menyanyikan 'Indonesia Raya' hingga 'Maju Tak Gentar' mengalahkan riuh hilir mudik sepeda motor dan mobil yang melintas di jalan sebelahnya.
Anak-anak itu tengah mengikuti acara belajar sambil bermain yang difasilitasi mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Public Relation dan Broadcasting, Fakultas Ilmu Komunikasi itu.
Mohammad Amri Mawardi, Mentari Dewi, Dinda Yulia Agustin, Ribka Sidabutar, dan Mathias, saling berbagi peran menghibur anak-anak yang antusias mengikuti acara bertajuk Kuliah Peduli Negeri, 'Sosialisasi Semangat Kebangsaan'.
Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan Kak Ridho dari Kampung Dongeng.
Kak Ridho menceritakan dongeng kepada anak-anak dengan ekapresi lucunya dan gesturnya yang menghibur.
Tak hanya menghibur, Kak Ridho juga memasukkan nilai-nilai nasionalisme lewat dua sosok pahlawan yang diceritakannya, Ki Hajar Dewantara dan BJ Habibie.
Dibungkus dengan dongeng bertema monster, Ridho menyisipkan nilai-nilai yang diperjuangkan dari kedua pahlawan itu.
Ki Hajar Dewantara digambarkan sebagai sosok yang karib dengan dunia pendidikan. Kak Ridho menyambungkannya dengan semangat belajar anak-anak.
"Ayo siapa di sini yang rajin sekolahnya?" tanya Kak Ridho yang disambut teriakan anak-anak, "Saya!"
Disisipkan juga lewat dongeng, Kak Ridho menceritakan sosok Habibie yang cerdas dan inovatif.
Selain itu, sebagai pemimpin diceritakan juga Habibie sebagai sosok yang tidak serakah dengan kekuasaan.
Dongeng itu menjadi puncak acara yang membuat anak-anak terpenrangah seru mendengarkan sambil sesekali tertawa.
Setelahnya, anak-anak mengikuti kuis dan semuanya mendapat hadiah.