Soal Rencana Mendikbud Mengganti UN, Wali Kota Jakarta Selatan: Saya Belum Bisa Komentar
Ia mengaku harus membaca lebih rinci tentang informasi pergantian UN pada 2021.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali enggan berkomentar soal rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengganti Ujian Nasional (UN) dengan sistem penilaian baru.
Ia mengaku harus membaca lebih rinci tentang informasi pergantian UN pada 2021.
"Saya belum bisa komentar soal itu, saya mesti baca lebih detail lagi," kata Marullah saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (15/12/2019).
Ia merasa terlalu dini jika harus berpendapat tentang rencana mengganti UN.
"Takutnya prematur kalau saya kasih tanggapan sekarang," ujar Marullah.
• Pajero Sport Tabrak Dua Sepeda Motor, Tewaskan Pasangan Suami Istri
• Cara Ridho Menghabisi Nyawa Kekasihnya Cukup Sadis, Hingga Menggorok Leher Korban
Sebelumnya, Nadiem berencana mengganti UN dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
Menurutnya, UN dinilai terlalu fokus pada kemampuan menghafal yang dianggap membebani siswa.
Di samping itu, Nadiem menilai UN tidak menyentuh kemampuan pengembangan kognitif dan karakter siswa.
"Untuk menilai aspek kognitif pun belum mantap. Karena bukan kognitif yang dites, tapi aspek memori. Memori dan kognitif adalah dua hal yang berbeda," kata Nadiem dalam paparannya di DPR, Kamis (12/12/2019).
"Bahkan tidak menyentuh karakter, values dari anak tersebut yang saya bilang, bahkan sama penting atau lebih penting dari kemampuan kognitif," tambahnya.