Teror Kemunculan Kobra, Panji Petualang Ungkap Cara Menghindar saat Berada di Sekitar Ular

Panji Petualang beberkan cara yang aman menghindari jika tak sengaja berada di sekitar ular.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
TribunSolo.com/ Agil Tri YouTube/ Official iNews
Marak Teror Kemunculan Kobra, Panji Petualang Ungkap Cara Menghindar saat Berada di Sekitar Ular 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Panji Petualang beberkan cara yang aman menghindar jika tak sengaja berada di sekitar ular.

Hal ini diungkapnya saat menjadi bintang tamu di acara Call Me Mel, Senin (16/12/2019).

Sebelumnya diketahui, beberapa waktu terakhir marak diperbincangkan soal teror ular kobra.

Hal ini membuat masyarakat gelisah dan merasa tak aman.

Bahkan di Perumahan Citayam Village, ditemukan sampai 15 ekor anak ular kobra dan diamankan warga.

Ular kobra bahkan telah menimbulkan banyak korban dan ada yang sampai meninggal dunia.

Maraknya kemunculan ular kobra membuat masyarakat harus lebih hati-hati lagi.

Masyarakat juga harus dibekali pengetahuan tentang seluk beluk hewan melata tersebut.

Melansir dari tayangan Call Me Mel, Panji Petualangan memberikan tips jika tak sengaja berhadapan langsung dengan ular.

Sebelumnya Panji menjelaskan mengenai karakteristik ular.

Inilah Sosok Pasangan Kekasih Tim Tiger Polres Metro Jakut, Tangkap Perampok saat Malam Mingguan

"Ular itu karakternya malu, mereka cenderung menghindari manusia ketimbang ingin konflik dengan manusia," kata Panji seperti yang dikutip TribunJakarta.com, Selasa (17/12/2019).

Panji menegaskan seekor ular takut dengan manusia.

"Secara naluri semua hewan termasuk ular sekalipun mereka tau manusia itu ancaman bagi mereka,"

Dikatakan Panji, ular akan menyerang apabila dirinya merasa terancam dan disakiti oleh manusia.

Sebaliknya jika merasa tak ada ancaman dari manusia, ular tak akan bereaksi.

Panji Petualang saat menjelaskan penanganan tepat ketika terkena gigitan ular berbisa.
Panji Petualang saat menjelaskan penanganan tepat ketika terkena gigitan ular berbisa. (Tangkapan Layar YouTube/Call me Mel)

Panji kemudian mencoba membuktikan perkataannya kepada Melaney Ricardo.

"Nanti di vlog Ka Melaney aku kasih kobra depannya itu aman," suruh Panji.

Mendengar hal itu Melaney Ricardo tampak mengeluh dan ketakutan.

"Yah gua dikasih kobra," kata Melaney.

"Nanti aku simpen setengah meter dari Kak Melaney, aku jamin aman. Kalau kak Melaney melakukan gerakan spontan dan menganggu dia, dia (ular) akan menyerang karena dianggap ancaman," ujar Panji menjelaskan.

Hal sebaliknya diungkap Panji, apabila orang yang ada di dekat ular tersebut hanya diam dan pelan-pelan menghindar, hewan tersebut akan memilih pergi.

"Kalau kakak diem aja dan pelan-pelan mundur, kobra itu akan milih mundur tak menyerang," ujar Panji.

Penanganan saat digigit ular menurut Panji

Penjelasan Panji Petualang bermula dari pertanyaan Melaney Ricardo yang menyebut bahwa luka gigitan ular itu harus diikat.

"Aku sempet nonton di YouTubenya Panji, Panji memberikan pengajaran kepada orang-orang bahwa saat tergigit ular itu (lukanya) harus diiket?" tanya Melaney memastikan.

Ditanya begitu, Panji Petualang mengatakan bahwa sebenarnya penangan yang tepat pada luka gigitan ular bukanlah diikat.

Melainkan dibidai atau digips.

"Enggak, enggak diikat, tapi dibidai atau digips," kata Panji.

"Oh digips," ujar Melaney.

"Jadi ini misalnya tangan (yang digigit) enggak boleh gerak-gerak apalagi dancing enggak boleh?" tanya Melaney lagi.

"Betul," kata Panji.

Panji Petualang mengungkapkan, bagian tubuh yang terluka akibat gigitan ular berbisa tidak boleh banyak bergerak.

Lantaran pergerakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dgigit tersebut bisa memicu peredaran racun ular menjadi lebih cepat menyebar.

 Aksi Heroik Tukang Nasi Goreng di Bekasi Tangkap Kobra Berukuran 2 Meter, Sempat Disembur Bisa Ular

"Semakin banyak bergerak, akan semakin membuat cepat racun atau bisa itu menyebar," terang Panji.

Panji kembali menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan setelah terkena gigitan ular berbisa ialah membidai bagian tubuh tersebut.

Hal itu dilakukan untuk meminimalisir pergerakan pada bagian tubuh yang terluka.

"Jadi yang harus dilakukan adalah membidai tangan kita seperti kita patah tulang, dipasang gips seperti plat kayu, kemudian kita ikat plat kayunya," jelas Panji.

Menurut Panji mengikat luka gigitan ular berbisa tanpa bidai atau gips hanya akan menghambat perdaran darah.

"Bukan berarti kita ikat (secara sembarangan), itu justru akan menghambat aliran darah," kata Panji.

"Jadi bukan dihalangin (diikat)?" tanya Melaney.

"Bukan," kata Panji.

Panji kemudian menjelaskan, bisa ular itu sesungguhnya menyebar bukan melalui aliran darah, melainkan melalui kelenjar getah bening.

 Penghuni Resah Hinga Takut Tidur Gegara Temuan 5 Ular Kobra di Apartemen Jakarta Barat

"Soalnya pada dasarnya bisa ular itu menjalar bukan dari darah, tetapi melalui kelenjar getah bening," terang Panji.

"Sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah, tapi di bawah otot,"

"Jadi semakin otot kita banyak bergerak, akan membuat racun atau bisa itu bergerak pula," imbunya.

TONTON SELENGKAPNYA DI SINI:

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved