Food Story
Kisah Pribadi, Berjualan Pizza Goreng di Bekasi: Bawa Resep dari Restoran Italia di Jerman
Resep pizza gorengnya berasal dari pengalamannya bekerja di Restoran Italia selama belasan tahun hidup di Jerman
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, RAWALUMBU - Demi menghidupi ketiga anaknya, Pribadi Gunawan (52) mencoba peruntungan bekerja sebagai penjual pizza goreng.
Menyoal rasa, Pribadi tak main-main.
Resep pizza gorengnya berasal dari pengalamannya bekerja di Restoran Italia selama belasan tahun hidup di Jerman.
Dari gerobak motornya nan sederhana, pizza itu digoreng dan bisa langsung dinikmati.
Saat pizza pertama kali digigit bunyi "kres" terdengar. Delizioso! alias mantul, mantap betul.
Saat sore menjelang malam itu di kawasan Kemang Pratama, Bekasi, gerobak motor milik Pribadi sudah terparkir di depan rumahnya.
Hari itu, dagangan Pribadi sudah tandas diborong pembeli. Ia pulang lebih awal.
Di rumahnya itu, ia tak langsung beristirahat lantaran harus meladeni banyak pesanan pizza goreng dari pembeli untuk sebuah acara.
Pribadi Gunawan menceritakan, setelah dagangannya diviralkan oleh warga net bernama Bima Utomo beberapa hari silam, ia langsung banjir pesanan.
"Baru mulai usaha itu tanggal 1 Agustus kemarin. Semenjak ada warganet yang bantu (publikasi) ibaratnya seperti malaikat saya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (19/12/2019) sore.
Pizza gorengnya memiliki cita rasa khas Italia. Resep itu didapatnya selama hidup belasan tahun di Jerman.
Ada sepenggal kisah perjalanan Pribadi hingga membawanya terjun menggeluti usaha pizza goreng ini.
12 tahun Tinggal di Jerman
Selama 12 tahun, Pribadi Gunawan hidup merantau di Jerman.
Ia memutuskan ke Jerman untuk menimba ilmu Studi International Bisnis Administration di Fh Wiesbaden.

"Kalau di sana saya kuliah setara S1 sampai S2, 12 tahun tinggal di Jerman," ungkapnya.
Namun, Pribadi harus bekerja untuk menyambung hidupnya di sana.
Dari titik ini ia mengenal dunia masak.
"Kalau soal makanan dulu saya enggak bisa masak. Bahkan, saya ingat sebelum ke terbang ke Jerman untuk pertama kali."
"Saya masih nanya bagaimana masak nasi ke mama saya," ujarnya seraya tertawa.
Pribadi mulai bekerja sebagai pencuci piring di Restoran Indonesia bernama Bali Paradise di Düsseldorf, Jerman.
Di restoran, ia kemudian belajar cara memasak dengan tiga chef asal Indonesia.
Berbekal kemampuan masak itu, Pribadi pindah ke kota Kaizerlautern untuk bekerja sebagai pembuat pizza di restoran Italia.
"Di kota Düsseldorf hanya belajar bahasa, kemudian pindah ke Kaizerlautern dan bekerja di restoran Pizza Italia bernama Pick Up," kenangnya.

Belajar Masakan Italia di Jerman
Di restoran Pick Up itu, Pribadi banyak menuai ilmu dalam membuat berbagai masakan Italia.
Ia diwariskan resep oleh karyawan restoran Italia di sana.
"Kebetulan yang tahu resepnya mamanya yang punya. Karyawannya percaya sama saya."
"Saya dikasih tahu semua resep membuat Pizza. Akhirnya saya hafal membuat itu," sambungnya.
Adonannya, lanjut Pribadi, berbeda dengan pizza yang biasa dijual di Amerika Serikat.
Pizza Italia lebih garing di luar dan kenyal di dalamnya.
"Adonannya itu beda. Kalau Italia ini digigit depannya crispy dan di dalamnya kenyal," terangnya.
Kini, ia menuangkan semua resep pizza goreng yang dipelajarinya untuk membangun usaha bernama Pizzano di gerobak motornya.
"Semua bahan untuk membuat pizza goreng itu asli dan khas dari sana," tambahnya.
• MRT Pastikan Stasiun dan Jalur Bawah Aman dari Banjir Selama Musim Hujan
• Jasa Marga Kebut Perbaikan Sambungun Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek
Pulang ke Indonesia Usaha Cafe hingga Gerobak Pizza
Pada tahun 2002, Pribadi memutuskan pulang ke tanah air untuk mencari pekerjaan.
Ia pernah bekerja sebagai seorang general manajer di beberapa perusahaan ternama.
"Saya juga pernah bekerja di bagian bisnis development. Setelah itu lebih banyak usaha," ungkapnya.
Namun, lanjut Pribadi, ia lebih banyak membangun bisnis di tanah air.
Pribadi sempat membuat usaha cafe selama 14 tahun di bilangan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Namun gulung tikar karena saat itu tamu saya 95 persen orang expats di bidang oil and gas."
"Ketika oil and gas jatuh mereka dipulangkan, berdampak ke saya," terangnya.
Mengalami kondisi demikian tak memupuskan semangat Pribadi untuk terus berusaha.
Sampai akhirnya, usaha pizza goreng tercetus di benaknya.
"Memang dari awal pulang itu kepingin punya restoran pizza."
"Cuma ketika mau buat resto pizza, susah karena berbenturan dengan harga makanan yang dijual mahal," katanya.
"Namun, akhirnya tercetus buat bikin pizza goreng dengan harga murah tapi racikan asli Italia. Di Indonesia belum populer (pizza goreng) juga," pungkasnya.