Teror Ular Kobra
Pemerintah Disarakna Sediakan Habitat Elang Jawa dan Burung Hantu Kontrol Populasi Ular Kobra
Beberapa predator yang menurutnya bisa dilepaskan ialah burung Elang Jawa dan burung hantu.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Komunitas Taman Belajar Ular (TABU) Indonesia menyarankan pemerintah membuat habitat bagi predator ular di sekitaran DKI Jakarta.
Koordinator TABU Indonesia, Igor Sonagar mengatakan, hal itu untuk mengontrol populasi ular kobra yang belakangan bermunculan di Jabodetabek.
Beberapa predator yang menurutnya bisa dilepaskan ialah burung Elang Jawa dan burung hantu.
"Sebaiknya melepas Elang Jawa dan burung hantu untuk menyeimbangi, mengurangi adanya populasi yang baby cobra," kata Igor di Taman Wisata Alam Kapuk Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (19/12/2019).
Menurut Igor, salah satu cara melepaskan pemangsa ular adalah dengan membuat habitat buatan.
Hal itu, katanya, pernah dicoba di Kalimantan dan membuahkan hasil.
"(Pemerintah) bisa manipulasi gedung-gedung pemerintahan dengan habitat burung hantu. Elang Jawa dan burung hantu bagus," kata dia.
"Minimal satu gedung tiga sarang burung hantu. Di Kalimantan dicoba bagus dengan burung hantu. Tapi burungnya ditato di sayap belakangnya supaya nggak diburu," imbuhnya.
Ditambahkannya, minimnya pemangsa ular kobra menjadi salah satu penyebab kemunculan ular kobra belakangan ini.
• Pukuli Suami yang Stroke, Perilaku Istri Muda Selama Dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dibeberkan Dokter
• Dirjen Pas Klaim Belum Terima Laporan Pelanggaran Lapas dari Ombudsman RI
Pemangsa ular kobra seperti musang, biawak, dan hewan lainnya sudah berkurang drastis lantaran banyak dipelihara.
"Selain itu juga sarangnya, habitatnya, rusak akibat pembangunan manusia," kata dia.