Tahun 2019 BNN Temukan Narapidana dari 14 Lapas Terlibat Bisnis Narkoba

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengatakan setiap tahunnya narapidana yang mengontrol bisnis narkoba dari Lapas terus ditemukan.

Penulis: Bima Putra | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari saat memberi keterangan di Jakarta Timur, Jumat (29/11/2019).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menyinggung kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dalam mengawasi para terpidana.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari mengatakan setiap tahunnya narapidana yang mengontrol bisnis narkoba dari Lapas terus ditemukan.

"Tahun yang lalu (2018) kita identifikasi kurang lebih 49 Lapas. Sebelumnya lagi (2017) sekitar 22. Tadi saya sebutkan ada sekitar 14 Lapas yang terlibat langsung," kata Arman di kantor BNN Cawang, Jumat (20/12/2019).

Masih adanya narapidana yang mengontrol bisnis narkoba kelas besar dari Lapas disesalkan karena tidak seharusnya terjadi.

Arman menuturkan seorang narapidana, terlebih kasus narkoba yang divonis mati seharusnya tak memiliki kekuasaan dalam penjara.

"Tapi ternyata bisa mengandalikan, tentu ada hal yang lain perlu kita perhatikan. Seperti contoh mereka berkomunikasi dengan telepon seluler, pernyataan mengapa ada telepon," ujarnya.

548 Kasus Narkoba di Jakarta Selatan Sepanjang 2019, Kapolres Sebut Mayoritas Hanya Pengguna

BNN Ungkap 33.371 Kasus Narkoba dan Bekuk 42.649 Pengguna Selama Tahun 2019

Marak Teror Kemunculan Ular, Begini Doa Menghadapi Ular Kobra & Hewan Buas Lainnya!

Keberadaan handphone dalam Lapas disebut Arman berpengaruh penting terhadap peredaran narkoba di Indonesia yang king berstatus darurat narkoba.

Lewat handphone, para gembong narkoba berkomunikasi dengan sindikatnya dan mengatur pengiriman hingga distribusi barang.

"Telepon itu tidak turun dari langit atau seperti tikus masuk ke ruangan sel, pasti perantaranya manusia. Manusianya siapa itu yang perlu dicari," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved