7 Orang Tertabrak Kereta di Cibitung

Nekat Terobos Palang Kereta Gegara Terpancing Motor: 6 Penumpang Terpental, Sopir Terjepit di Mobil

Kecelakaan maut yang menyebabkan tujuh orang tewas terjadi di perlintasan sebidang dekat Stasiun Cibitung, Kabupaten Bekasi, Sabtu (21/12/2019.

TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Perlintasan sebidang di dekat Stasiun Cibitung Kabupaten Bekasi, lokasi tujuh orang tewas tersambar kereta. 

Dia juga sempat melihat satu orang korban yang ditemukan masih dalam keadaan hidup dengan luka parah di bagian kepala.

"Ada dua ambulans di bawa ke RSUD Kabupaten Bekasi jadi bolak balik aja itu mobil ambulan, bersih-bersih evakuasi itu kurang lebih jam 12.00 malam," terangnya.

Intensitas Kereta di Perlintasan Sebidang Cibitung Padat, Kondisi Lalulintas Makin Parah

Proses pemakaman korban tabrakan kereta di Cibitung, TPU Kemiri, Rawamangun Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019).
Proses pemakaman korban tabrakan kereta di Cibitung, TPU Kemiri, Rawamangun Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/ BIMA PUTRA)

Intensitas kereta yang melintas di perlintasan sebidang Jalan Raya Bosih dekat Stasiun Cibitung, Kelurahan Wanasari, Kabupaten Bekasi kian padat.

Lalulintas yang membelah jalur kereta di akses jalan tersebut kian parah.

Hal ini diungkapkan Jumani (50), warga yang biasa membantu menjaga perlintasan sebidang, mengatakan, sejak beroperasinya kereta rel listrik (KRL) lintasan Cikarang, intensitas kereta kian padat.

"Di sini sebentar banget dihitungin aja deh, tujuh menit sekalilah kira-kira (kereta melintas), kadang lebih cepet," kata Jumani ketika dijumpai di Cibitung, Minggu, (22/12/2019).

Sebelum beroperasinya KRL hingga Stasiun Cikarang, intensitas kereta hanya didominasi dengan kereta jarak jauh atau kereta pengangkut logistik.

"Kalau dulu mah jauh, sebelum ada KRL enggak macet banget, pas ada KRL keretanya nambah kendaraan juga makin rame. Kadang macet belum selesai kereta udah masuk lagi," jelas dia.

Setiap kali palang tertutup, rata-rata tiga kereta yang melintas secara bergantian baik dari arah barat maupun timur.

"Tiga rata-rata yang melintas paling sedikit dua kereta," jelas dia.

Lebar Jalan Raya Bosih yang ada di perlintasan sebidang juga tidak seberapa.

Belum lagi kepadatan kendaraan maupun angkutan umum serta penumpang KRL yang saban hari memadati kawasan sekitar.

"Belum lagi angkot pada ngetem, selalu macet kalau di sini, harus segera dibangun underpass, udah enggak nampung solanya jalannya," jelas dia.

Selain itu kata, masih banyak pengguna jalan yang nekat menerobos palang perlintasan sebidang.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved