Natal dan Tahun Baru 2020
Bukan dari Cemara, Deretan Pohon Natal Unik Ini Dibuat dari Berbagai Macam Bahan Daur Ulang
Seorang tukang tambal ban di Kota Kotamobagu, Sulawesi Selatan menyulap ban bekas menjadi pohon Natal unik.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
Seiring perkembangan zaman, pohon Natal tidak lagi menggunakan cemara ataupun pinus baik yang asli hingga plastik untuk menghadirkan suasana Natal di rumah, kantor, gereja, hingga pusat perbelanjaan.
Umat Gereja Santa Clara Paroki Bekasi Utara membuat pohon Natal dari barang-barang bekas seperti botol plastik, kantong keresek, hingga tanaman hias gantung.
Ketua Panitia Natal 2019 Alfons F Djari mengatakan pohon Natal ramah lingkungan yang menghiasi gereja merupakan hasil dari lomba.
"Lomba merangkai pohon Natal dari barang bekas diikuti 13 wilayah. Para peserta dimotivasi untuk berkreasi semaksimal mungkin dan menyampaikan pesan berbasis keinginan untuk menjadi sahabat bagi semuua orang, menjaga lingkungan dan ajakan untuk rukun," ucap Alfons.
Keluar sebagai juara 1 adalah wilayah Fidelis, juara 2 wilayah Konradus, dan juara 3 wilayah Thomas.
Masing-masing wilayah yang menang akan mendapatkan hadiah yang diserahkan romo paroki pada Minggu (25/12/2019) besok.
Pantauan Tribunnews.com, usai misa malam Natal pertama selesai, umat Santa Clara langsung menuju ke pohon Natal untuk swafoto.

• Bebas di Hari Natal, Nani Hendak Pulihkan Nama Baik Keluarga
• Jadwal Video Mapping Monas Ditampilkan Hingga Perayaan Tahun Baru 2020
• Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Durasi Kontrak Hingga Gaji Masih Jadi Tanda Tanya
• Kios Penggilingan Bakso di Rawamangun Terbakar, Dua Orang Mengalami Luka Bakar
Meski terbuat dari barang bekas, pohon Natal terlihat sangat indah dan mewah ditambah dengan aksen lampu Natal yang kelap kelip.
Alhasil umat rela mengantri bergantian demi bisa foto dengan latar belakang pohon Natal dengan handphone maupun kamera mereka.
Sementara itu, dalam kotbah misa malam Natal pertama yang dipimpin Romo Anselmus Haloho OFMCap dikatakan sama seperti pohon Natal yang terbuat dari barang bekas, manusia juga didaur ulang oleh Tuhan.
"Kenapa kita daur ulang sampah jadi pohon terang (pohon Natal)? Karena begitulah diri kita dibuat oleh Tuhan. Kita penuh dosa, dimata Tuhan kita adalah sampah, tinggal dibuang ke neraka," ujarnya.
"Tapi Yesus Kristus Putera Allah rela turun ke dunia, mendaur ulang diri kita dengan cahayanya menjadi pohon terang. Itulah yang terjadi dalam penebusan. Itu simbol pohon terang. Lakukanlah demikian di rumah kita, daur ulang sampah jadi pohon terang yang indah. Disitu ada diri kita masing-masing," tambah Romo Anselmus. (Tribunnews.com)