Natal dan Tahun Baru 2020
Cerita Yos, Sebulan Tak Ada Panggilan Kerja: Rayakan Natal Secara Sederhana
Meskipun tanpa masakan khas natal seperti opor, sambal kentang dan semur daging, keluarga Yos tetap terlihat bahagia
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK MELATI - Sebulan tak bekerja, Yosafat Eliakim Manik (60) rayakan natal bersama keluarga secara sederhana.
Yos, sapaannya merupakan ayah dua anak yang merantau ke Bekasi, Jawa Barat sejak tahun 2000-an.
Setibanya di Bekasi, ia membuka usaha fotocopyan. Namun tak berselang lama usahanya mengalami kebangkrutan karena biaya produksi yang terlampau tinggi.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bekerja serabutan dan menjadi kuli bangunan selama belasan tahun.
Sayangnya, sejak sebulan terakhir ia tak mendapatkan tawaran pekerjaan. Sehingga di natal tahun ini ia bersama sang istri, Budi Lestari (59) dan dua anaknya merayakan secara sederhana.
"Sebulan ini enggak ada job, akhirnya begini aja. Natal seperti hari biasa saja. Sama aja buat saya. Tapi tadi pagi tetap ibadah ke gereja," katanya saat ditemui di Kampung Sawah, Rabu (25/12/2019).
Meskipun tanpa masakan khas natal seperti opor, sambal kentang dan semur daging, keluarga Yos tetap terlihat bahagia.
Ketika ditemui, senyum dan gelak tawa diantara keduanya selalu terlihat.
Bahkan suasana kekeluargaan begitu kental karena dikediamannya semuanya tetap berkumpul.
"Namanya kerja serabutan jadi ya seperti ini. Anak-anak juga sudah mengerti karena sering juga kita rayain tanpa adanya kue atau makanan lainnya. Yang penting anak-anak pada kumpul semua di sini karena kan ada yang menikah," sambungnya.
Sedangkan untuk pemasukan sehari-harinya selama tak bekerja, Yos selalu bergantung pada penjualan hewan ternak yang ia miliki serta buah-buahan yang ia jual dari kebunnya.
"Untuk sebulan ini saya cuma ngandelin pemasukan dari itu aja. Kan masih ada pohon rambutan. Satu pohon dihargai Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Untungnya masih ada pemasukan dari situ. Jadi kalau buat jajan aja masih ada," katanya.
Kumpul keluarga di tahun baru
Meskipun natal tahun ini terbilang sederhana tanpa kue dan makanan lainnya, Yos tak pernah mempermasalahkannya.
Pasalnya, sesuai dengan adat di keluarganya, perayaan natal juga bisa dilaksanakan lagi ketika malam pergantian tahun tiba.
"Jadi ibaratnya digabung. Nah yang puncaknya justru ketika malam tahun baru itu. Usai berdoa bersama kita rayakan nataru bersama," katanya.
Mengingat masih memiliki waktu sekitar 6 hari lagi, Yos mengatakan ingin mengumpulkan uang lebih giat lagi.
Untuk ke depannya, Yos akan menjual ayam yang ia punya dan buah rambutan yang masih dimilikinya.
"Ya paling nanti jual yang ada aja," ucapnya singkat.
Nantinya, tepat di malam tahun baru, semua keluarga akan berkumpul bersama dan membawa makanan masing-masing.
Baik dari keluarga yang tinggal di luar kota pun wajib ikut berkumpul bersama.
"Ya nanti di malam tahun baru akan dilakukan makan bersama dan kumpul bersama. Itu sudah menjadi tradisi. Jadi yang dari mana-mana semuanya ikut kumpul. Misalnya si A bawa nasi, si B bawa lauk ini dan begitu seterusnya," katanya.
• Pergerakan Penumpang Selama Arus Mudik Natal 2019 di Terminal Bekasi Naik 10 Persen
• Empat Bangunan di Pancoran Hangus Terbakar
Miliki keluarga muslim
Meskipun merayakan natal secara sederhana, tak banyak yang tahu jika Budi, istri Yos berpindah agama.
Awalnya, Budi merupakan orang muslim yang kemudian pindah mengikuti kepercayaan Yos ketika ingin menikah.
Melalui proses pacaran selama 3,5 tahun, akhirnya Budi diberikan restu untuk berpindah agama.
"Buat orang tua saya pilihan ada di tangan saya. Mereka hanya berkata bahwa keputusan ada ditangan saya dan saya harus bertanggung jawab," kata Budi.
Sehingga tiap tahunnya di malam tahun baru, baik keluarga Budi yang muslim dan keluarga Yos yang kristen berkumpul bersama.
Tanpa rasa canggung dan tetap menjujung persatuan, semua keluarga selalu akrab dan akur tanpa perlisihan.
"Jadi dibalik puncak nataru itu tiap malam tahun baru itu tujuannya juga ntuk mempersatukan ketika ada keluarga yang berbeda agama. Sejauh ini silaturahmi selalu berjalan lancar," tandasnya.