Sisi Lain Metropolitan
Kisah Rustam, Pria Asal Purbalingga Tetap Bekerja di Jakarta Usai Pembuluh Darahnya Retak
Pembuluh darah retak, Rustam (56) lanjutkan hidup sebagai pedagang asongan. Pria asal Purbalingga ini pernah bekerja di Sekretariat Jenderal Kemenkeu.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
Merasa panik, dengan sekuat tenaga ia menggerakkan tangannya untuk membangunkan penumpang di sampingnya.
"Saya panik kan, saat itu cuma bisa ngomong aja. Mau gerakin badan ini sakitnya bukan main."
"Saya akhirnya ajak komunikasi penumpang di samping saya. Padahal saya enggak kenal."
"Mas tolong ya nanti anterin saya ke rumah. Untuk masalah bayarannya minta ke rumah saya aja," ucap Rustam memelas.
• Terkuak, Faktor Ekonomi Hingga Cemburu Jadi Motif Pria di Bojonggede Nekat Gantung Diri
"Kenapa pak?" sahut penumpang yang tak diketahui namanya itu dengan wajah yang panik.
"Gak tahu nih kenapa," balas Rustam menahan sakit.
Setibanya di terminal, keluarga Rustam sudah menyambut kedatangannya.
Melalui handphone yang dikantonginya, penumpang di bus menghubungi keluarga Rustam dan memintanya untuk menjemput.
"Yang saya ingat pokoknya di terminal sudah ada keluarga saya. Saya digotong turun dari bus. Lalu dilarikan ke Rumah Sakit di Purbalingga," jelasnya.
Mengetahui, kuli bangunannya yang sakit, Deni segera mengcover semua biaya pengobatan Rustam.
Sehingga, keluarga Rustam merasa sangat terbantu sekali dan berterima kasih kepada Deni.
"Di situ saya rawat inap 12 hari. Kemudian dilanjut rawat jalan 3 bulan karena belum ada perubahan karena pembuluh darah saya retak."
"Untuk biaya obatnya aja yang saya ingat mencapai Rp 1,5 juta. Alhamdulillah dibantuin sama Pak Deni," katanya.
Usai melewati fase 3 bulan pertama, Rustam memaksakan dirinya untuk bergerak.
• Prabowo Jelaskan Makna Mendalam di Unggahan Foto Bareng Presiden Jokowi di Akhir Tahun 2019
Tak jarang ia pergi ke sawah untuk melakukan kegiatan dan tak memanjakan penyakitnya.