Banjir di Bekasi
Banjir di Perum Pondok Gede Permai Mencapai 6 Meter
Rumahnya terendam banjir hingga enam meter. Bahkan dinding rumahnya jebol dan atap rumahnya rusak akibat terjangan banjir
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi sudah surut, pada Kamis (2/1/2020).
Pantauan Wartakota, kawasan Perumahan Pondok Gede Permai penuh lumpur di rumah warga maupun di jalannya.
Lumpur itu cukup tebal setinggi mata kaki.
Sejumlah warga terlihat mulai membersihkan rumah mereka yang penuh dengan lumpur.
"Iya lagi bersih-bersih, banjir tadi surut jam 10 pagi," kata Zulfikar (24) yang rumahnya terendam banjir, Kamis (2/1/2020).
Zulfikar bersama sudaranya tengah sibuk membersihkan lumpur yang berada di rumahnya.
Berbekal serokan dan air seadanya lumpur itu dibersihkan.
"Ini lumpurnya tebal bangat, bersihkan engga cukup dua tiga hari. Bisa satu minggu," kata Zulfikar.
Saat banjir surut, lanjut Zulfikar, lumpur itu setinggi betis. Bahkan ia kekurangan air untuk membersihkan lumpurnya.
"Ini kesulitannya air bersih, listrik kan mati airnya engga nyala. Jadi sulit bersihkannya, ya semoga saja engga hujan deras lagi engga banjir lagi," jelas dia.
Zulfikar menambahkan ketika rumahnya mulai terendam banjir, pihaknya langsung menyelamatkan barang-barang elektronik hingga kendaraannya.
Akan tetapi barang seperti lemari maupun meja dibiarkan saja tak diangkut.
"Kita yang dipentingkan elektronik sama kendaraan. Kalau meja sama lemari habis semua rusak penuh lumpur," kata dia.
Rumahnya terendam banjir hingga enam meter. Bahkan dinding rumahnya jebol dan atap rumahnya rusak akibat terjangan banjir. Air limpahan sungai masuk begitu cepat ke rumahnya.
"Air masuk mulai Rabu subuh, cepat naiknya. Untuk posisi rumah agak dekat dengan pintu keluar perumahan jadi sempat dievakuasi barang-barang.
"Kalau warga lainnya habis semua, malah banyak yang terjebak," ungkap dia.
Saat ini dirinya bersama warga lainnya sangat membutuhkan air bersih, perlengkapan pakaian, maupu logistik.
"Butuh serokan, sikat, air besih sama makanan. Karena susah cari makan sama baju-baju habis semua kena banjir," paparnya. (MAZ)
Lima Korban Meninggal Dunia dan Seorang Hilang
Sebelumnya Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan saat ini dari data yang terhimpun untuk sementara terdapat 5 orang meninggal dunia dan satu hilang akibat banjir yang terjadi di wilayahnya.
Mereka antara lain dua warga Kota Baru, Bekasi Barat, dua warga perum Jatibening Baru, dan satu warga Rawalumbu. Sementara, yang hilang belum ditemukan merupakan warga Kali Baru.
"Bekasi Barat 2 orang di Kotabaru karena ketiban tembok, 1 orang di perum bumi di Rawalumbu sebab kesetrum, lalu Pondok Gede 2 karena kebakaran, 1 orang hilang hanyut di kali Kapuk," jelasnya.
Pihaknya ikut turut berduka cita atas kejadian tersebut. Ia berharap tak ada lagi memakan korban jiwa akibat banjir yang melanda di Kota Bekasi.
Pepen -sapaan akrabnya- siapkan santunan secara standarisasi kebencanaan terhadap keluarga korban yang ditinggalkan tersebut.
"Ya jadi harusnya dalam standarisasi kebencanaan ini kita semua punya SOP, mungkin itu yang akan kami lakukan," tegas dia.
Sementara, untuk penyaluran logistik atau bantuan bagi warga Bekasi akan terus maksimal.
Dirinya juga meminta petugasnya untuk menyalurkan bantuan secara merata.
"Semua harus standar operasional, umpamanya kaya di Kartini ini semua kebutuhan harus ada dan lengkap sehingga membuat warga cepat tertangani," tutur Pepen.
Selain itu, baginya kondisi seperti ini akan menjadi pembelajaran buat pihaknya agar semua bisa dapat ditanggulangi dengan cepat tanpa ada korban jiwa. (M20)
Pengungsi Warga Perum PGP Bekasi Mulai Terserang Penyakit
Ratusan warga Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi mengungsi di gudang logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Kamis (2/1/2020) malam.
Lokasi pengungsian tak jauh dari lokasi perumahan tersebut.
Pantauan Wartakotalive.com, nampak sejumlah warga sedang tidur beralaskan tikar maupun velbed.
Beragam aktivitas terlihat di lokasi pengungsian, mulai ada yang masih berbincang satu sama lain, makan, hingga tengah melakukan pemeriksaan kesehatan.
Yanti (38) seorang pengungsi mengaku semua fasilitas tersedia lengkap di lokasi pengusian ini. Mulai tempat tidur, selimut, makanan maupun obat-obatan.
Akan tetapi satu hal kekurangannya ialah kebutuhan air bersih dam lokasi MCK yang tidak memadai.
"Syukur semua lengkap fasilitasnya, kita ditangani dengan baik. Tapi ya itu saya mau buang air besar susah. Mau pipis aja susah, kamar mandi cuman sedikit dan minim airnya," kata dia.
Ia berharap agar pemerintah segera mendirikan MCK sehingga warga tak kesulitan untuk mandi maupun buang air besar.
"Susah kalau engga ada air, mau mandi airnya sedikit dan ngantre,"kata dia.
Kasie Pemantanan Evaluasi Sumber Daya Darurat BPNP, Asep Supriyatna mengatakan total warga yang mengungsi ada 200 jiwa atau 66 Kartu Keluarga (KK).
"Berdasarkan data terakhir ada 200 jiwa, ada penambahan atau tidak nanti kita update lagi," kata Asep.
Asep menerangkan selama ini sudah ada 100 orang yang melakukan pemeriksaan dan dilakukan penanganan tim medis.
Mereka rata-rata mengeluhkan gatal-gatal hingga diare.
"Ada 100 warga yang berobat, rata-rata penyakitnya gatal-gatal dan diare. Untuk penyakit berat langsung kita teruskan ke rumah sakit," ucap dia.
• Mimpi Jadi Nyata, Rafli Mursalim Ungkap Kebahagiaan Gabung Persija Jakarta
• Persija Jakarta Depak Edson Tavares dari Kursi Pelatih Macan Kemayoran
• 2 Kwintal Lele Siap panen Milik Wandi Hilang saat Banjir Menerjang, Kerugian Hingga Puluhan Juta
Ia menjamin untuk kebutuhan logistik makanan dan obat-obatan tercukup. Sebab, banyak sekali bantuan yang didapatkan, mulai dari pemerintah daerah, pusat, maupun swasta.
"Logistik makanan dan obat-obatan saya pastikan mencukupi. Dokter dan perawat dari Puskesmas Jatiasih juga siaga berikan obat dan pemeriksaan," ujarnya.
Kebutuhan air bersih dan MCK sangat dibutuhkan di lokasi pengungsian ini. Pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah maupun pusat agar memenuhi kebutuhan tersebut.
"Kebutuhan air bersih dan MCK ini memang mendesak. Ini kan baru hari kedua jadi apa-apa saja yang kurang kita sudah sampai ke pihak terkait," kata dia.
Sulitnya air bersih untuk mandi dan buang air disebabkan aliran listrik di lokasi ini padam.
"Kendalnya kan listrik padam, jadi air susah. Ini kita pakai genset sehingga air terbatas," ucap dia.
Air bersih juga sangat dibutuhkan untuk proses pembersihan rumah-rumah yang penuh lumpur pasca dilanda banjir pada Rabu (1/1/2020).
"Kondisi sendiri banjir sudah surut, kita fokus pemberishan lingkungan dan rumah warga yang masih ada sisa lumpur dan material bangunan yang rusak," papar dia.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul UPDATE Kisah Zulfikar Warga Perum Pondok Gede Permai, Rumahnya Kebanjiran Enam Meter