Banjir di Bekasi

Cerita Umay, Korban Banjir di Bantargebang Bertahan 6 Jam di Atas Pohon Ceri dengan Sang Istri

Bantargebang merupakan satu dari sekian banyak wilayah di Kota Bekasi yang terkena dampak banjir besar yang terjadi sejak tiga hari lalu.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Umay ketika dijumpai di kediaman adiknya di daerah Bojong Kulur, Jumat (3/1/2020). 

Derasnya arus juga membuatnya tidak berani untuk asal berenang, saking derasnya, dinding rumah bahkan roboh karena tidak kuasa menahan gempuran air.

"Tembok jebol, istri udah makin panik, saya pegangan ke baja ringan rumah, naik ke atap, barang-barang kelelep semua udah enggak mikirin yang penting waktu itu selamat aja dulu," imbuhnya.

Sambil memegangi istrinya, Umay betahan di atap sambil perpegangan pada baka ringan rangka atap rumah. Namun, tiba-tiba atap baja ringan yang ia genggam roboh hingga menimpa bahunya.

"Saya sempet ketiban atap baja ringan rumah saya, karena saya pegangan mungkin enggak kuat," paparnya.

Dari situ, ia kemudian berusaha keluar dan mengapai apapun yang bisa diraih. Salah satu yang paling dekat adalah pohon ceri yang berada persis di samping kediamannya.

"Akhirnya istri saya suruh pegangan pohon ceri, kita naik ke atasnya, air udah nutupin hampir ke atap rumah," jelas dia.

Pemukiman tempat tinggalnya memang bukan padat penduduk. Kebanyakan tempat tinggal di sana adalah sekaligus toko usaha rumah makan.

"Tetangga udah pada duluan berhasil selamat, udah sepi, di sana ada Lapo (rumah makan), dekat sama saya cuma orangnya udah selamat duluan, selebihnya ada pabrik," jelas dia.

Selama kurang lebih 6 jam itu, dia bertahan hidup tanpa alat komunikasi. Jarak pemukiman warga yang jauh membuat mereka kesulitan dimetahui keberadaannya.

"Saya cuma berusaha minta tolong sama nepak-nepak air biar orang pada ngeliat, karena saya di pohon ceri takutnya enggak keliatan orang," ujar dia.

Ketika terjebak banjir itu, beberapa ancaman sempat dia lalu, misalnya bertemu dengan seekor bawak besar hingga ular. Beruntung, Umay dan istrinya bisa selamat dari ancaman binatang buas.

Pertolongan akhirnya datang dari warga pekerja pabrik yang berada dekat kediamannya. Saat itu, dia melihat pekerja sedang berjalan menyisir tembok dimana kondisi di dalam pabrik turut terendam banjir.

"Akhirnya ada orang pabrik saya langsung teriak minta tolong, dia sempet pergi dulu manggil temennya, enggak lama balik lagi bawa tambang sama ban, pokoknya saya di pohon dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore kira-kira," jelas dia.

Jarak antara titik orang yang hendak menolongnya sekitar ratusan meter. Dia ban dalam yang sudah diikat tambang lalu dilempar ke arahnya agar dapat dijangkau.

"Ada dia ban, cuma yang satu nganyut, abis itu yauda saya ambil bannya istri saya tarik suruh pegang ban," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved