Gedung 4 Lantai Ambruk
Gedung Ambruk di Palmerah Usianya Sudah Seperempat Abad, Warga Sekitar Masih Was-was Puing Jatuh
Umur gedung ambruk di Palmerah Jakarta Barat sudah berusia 25 tahun, polisi masih selidiki dugaan kelalaian hingga warga sekitar was-was.
Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat tengah memeriksa BB selaku pemilik gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, BB membeli gedung tersebut sejak Tahun 1997 berdasarkan lelang dari Bank.
"Terus kalau dilihat datanya gedung tersebut dibangun tahun 1995, jadi umurnya memang sudah cukup lama sekitar 25 tahun," kata Arsya di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (7/1/2020).
Arsya mengatakan, terkait perizinan, bangunan yang sudah berusia seperempat abad ini memang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Namun pihaknya masih menyelidiki apakah IMB bangunan sesuai dengan yang ada di lapangan.
"Kan sekarang kita lihat bangunannya sudah keropos sebagian, sudah dipotong, tadi juga koordinasi sama labfor, kita mau lihat ini apakah memang perhitungan struktur gedungnya sesuai aturan atau tidak," paparnya.
• Persija Jakarta Gagal Dapat Bek Timnas Indonesia, Apakah Berhasil Dapatkan Bek Timnas Italia?
• Bos Borneo FC Ungkap Keunggulan Mantan Pelatih Persija Jakarta yang Tak Dimiliki Pelatih Lain
• Tak Hanya Marko Motta, Persija Jakarta Juga Dirumorkan Bakal Datangkan Duo Markovic
• Polisi Gadungan Peras dan Setubuhi Wanita di Kelapa Gading, Berawal dari Michat dan Rayu Jadi Pacar
Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, ambruknya gedung empat lantai itu diduga karena adanya korosi atau perkaratan besi di rangka bangunan.
"Dari hasil pengamatan dan analisa awal yang bisa kita simpulkan sebagai awal itu akibat adanya korosi daripada air ke dalam struktur beton sehingga sambungan-sambungan tiang itu telah mengalami pelapukan akibat proses korosi," kata Ulung.
Ulung memperkirakan proses korosi di bangunan ini sudah berlangsung cukup lama diatas tiga tahun hingga puncaknya yakni ambruk pada Senin (6/1/2020) kemarin akibat tak kuat menahan beban bangunan.
"Ada barang bukti yang kita temukan banyak sudah alami proses korosi yang sudah hampir separuh kemakan diameternya," kata Ulung.
Pemilik gedung datangi Polres Metro Jakarta Barat
Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat tengah memeriksa BB (59) selaku pemilik gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
"Yang bersangkutan langsung ke Polres Jakbar," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Teuku Arsya Khadafi, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (7/1/2020).
BB seharusnya diperiksa pada Senin (6/1/2020) kemarin.
Namun, lantaran kemarin BB sedang berada di Batam maka pemeriksaan baru bisa dilakukan hari ini.
Asrya mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui perizinan dan perawatan gedung empat lantai tersebut.
"Saat ini sedang dalam proses pemeriksaan oleh pihak Polres termasuk perijinan yang dimiliki," kata Arsya.
Sebelumnya, pada Senin kemarin, polisi telah memeriksa lima karyawan Alfamart sebagai saksi dalam insiden ambruknya gedung yang lokasinya tak jauh dari turunan Flyover Slipi arah Tanah Abang.
Adapun bangunan empat lantai yang disewa Alfamart ambruk pada Senin kemarin sekira Pukul 09.20 WIB dan melukai tiga orang.
Sampai saat ini, proses perataan bangunan tersebut agar tak kembali ambruk masih terus dilakukan.
Selidiki Dugaan Kelalaian
Polisi tengah menyelidiki dugaan kelalaian dalam insiden gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
"Kami masih periksa. Nanti kita cari arah ke situ (dugaan kelalaian),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolres Metro Jakarta Barat, Selasa (7/1/2020).
Yusri mengatakan, selain memeriksa para saksi mata, pemilik gedung berinisial BB, dan penyewa gedung dari Alfamart berinisial J tengah jalani pemeriksaan.
Pasalnya, menurut informasi sementara, gedung tersebut konstruksinya memang sudah miring selama dua tahun terakhir.
"Makanya kita lagi dalami karena salah satu orang saksi di sekitaran tersebut sudah 2 tahun lalu bangunan tersebut sudah mulai agak miring. Nah ini jadi landasan kami jadi dasar bahan informasi lebih lanjut," kata Yusri.
Yusri mengatakan, untuk kesimpulan penyebab ambruknya gedung tersebut, pihaknya meminta semua pihak bersabar untuk menunggu hasil dari tim Puslabfor Polri yang sudah lakukan penyelidikan di lokasi.
"Pelan-pelan, masih kita dalami karena ini bangunan roboh jadi kita cek satu persatu," ujarnya.
Evakuasi Belum Tuntas
Proses evakuasi gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat yang tidak sampai tuntas diprotes warga sekitar.
Warga Jalan Tali RT 06 dan RT 04 RW 09 Kelurahan Kota Bambu Selatan yang lokasinya berada tepat di samping bangunan ambruk meminta pemerintah setempat serta pihak terkait tak lepas tangan dalam penanganan masalah ini.
Warga pun tampak berkumpul di Jalan Tali tepat di belakang garis polisi untuk mempertanyakan nasib penanganan masalah ini.

Pasalnya, sisa bangunan tersebut belum diratakan seluruhnya sehingga membuat warga khawatir sisa bangunan akan menimpa tempat tinggal mereka.
Pantauan TribunJakarta.com Pukul 13.20 WIB, sisa bangunan ambruk memang belum diratakan semuanya.
Hanya bangunan di lantai 4 dan lantai 3 yang sudah dirobohkan namun sisa bangunan masih dibiarkan menumpuk di gedung tersebut.
Sedangkan dua alat berat ekskavator dan bronto skylift yang kemarin digunakan untuk merobohkan gedung tersebut saat ini sudah tak terlihat di lokasi.
Petugas dari Bina Marga atau pun tim SAR juga sudah tak terlihat di lokasi.
Hanya ada beberapa polisi saja yang masih berjaga di lokasi kejadian.
"Ini warga minta ini segera dibongkar semua, jangan cuma setengah-setengah nanti kalau misalkan roboh lagi gimana, yang ada warga juga yang jadi korban," kata Ketua RT 06 RW 09, Hermansyah, Selasa (7/1/2020).
Hermansyah mengatakan, akibat ambruknya gedung ini ada beberapa warganya yang harus mengungsi lantaran takut tertimpa reruntuhan.
Sedikitnya, ada tujuh rumah, satu cafe dan satu kantor yang terdampak dari ambruknya gedung tersebut.
"Karena warga kan tidak mengerti bagamana prosedurnya jadi kami minta instansi terkait harus tanggung jawab," kata Suratman, salah satu warga yang rumahnya terdampak reruntuhan.
Akses Utama
Selain takut menimpa rumah warga, sisa reruntuhan yang belum dibersihkan di Jalan Tali membuat aktivitas warga terganggu.
Sebab, Jalan Tali merupakan akses utama bagi warga di dua RT di Jalan Tali.
Sampai saat ini, di depan Jalan Tali menuju Jalan Brigjen Katamso memang masih dipenuhi tumpukan puing reruntuhan lantaran posisi gedung berada di sebelah jalan ini.
Garis polisi juga masih terpasang di depan Jalan Tali.
"Ini akses utama warga. Kemarin kita sudah senang ini langsung dirobohkan, tapi ternyata enggak sampai selesai dan ditinggal gitu aja," kata Suratman.
Saat ini, Lurah Kota Bambu Selatan, Muhadi sedang melakukan mediasi dengan warga sekitar di salah satu rumah warga.
Puing-puing Masih Berjatuhan
Puluhan warga Jalan Tali RT 06 dan RT 04 RW 09 Kelurahan Kota Bambu Selatan yang lokasinya berada tepat di belakang gedung ambruk harus mengungsi dari tempat tinggalnya.
Sebab, mereka khawatir sisa bangunan yang belum diratakan seluruhnya akan menimpa tempat tinggal mereka.
Batu-batu dari reruntuhan puing gedung terlihat berceceran di beberapa rumah warga yang lokasinya berada di belakang dan samping gedung ambruk.

Selain itu, reruntuhan juga memenuhi Jalan Tali yang sampai saat ini masih ditutup dengan garis polisi.
"Dari kemarin sudah ngungsi karena kita takut nanti ada roboh lagi. Tapi sekarang lagi ambilin barang-barang yang diperluin karena kita masih takut soalnya belum semuanya diratakan," kata Suratman, warga Jalan Tali RT 04 RW 09 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (7/1/2020).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi Pukul 14.00 WIB, justru semakin banyak warga yang mengungsi lantaran saat diguyur hujan, sisa bangunan sempat kembali ambruk dan mengagetkan warga.
Mereka langsung pada berlarian dari tempat tinggalnya lantaran bunyi material yang jatuh cukup kencang.
Bahkan, warga yang tempat tinggalnya berjarak sekira 50 meter dari lokasi, yang sebelumnya merasa aman kini juga ikut panik dan mengungsi.
Mereka memindahkan sepeda motor dan barang-barangnya ke rumah kerabat atau tetangganya yang lokasinya cukup jauh dari gedung ambruk.
"Mundur-mundur agak jauhan lagi, warga mending ngungsi aja, soalnya masih rawan ini lagi hujan," imbau Lurah Kota Bambu Selatan, Muhadi yang sedang berada di Jalan Tali untuk melakukan mediasi dengan warga yang protes terkait evakuasi gedung ambruk ini.
Diketahui, kondisi di lokasi gedung ambruk saat ini sedang turun hujan sehingga membuat material bangunan mulai berjatuhan.
Sementara itu, Ketua RT 06 RW 09, Hermansyah menyebut ada lebih dari 50 warganya yang harus mengungsi lantaran tempat tinggalnya berdekatan dengan gedung ambruk.
Selain rumah, ada pula cafe, indekost hingga kantor yang terdampak dari gedung ambruk.
"Kami meminta agar proses evakuasi ini sampai tuntas jangan cuma setengah-setenngah karena ini menyangkut keselamatan warga jangan sampai nunggu roboh lagi, intinya kami mau diratakan secepatnya," kata Hermansyah.
Puslabfor Perkirakan Pelapukan Bangunan di Gedung Ambruk Sudah Bertahun-Tahun
Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik (Balmetfor) Puslabfor Polri, Kombes Pol Ulung Kanjaya memperkirakan proses korosi atau pelapukan bangunan akibat perkaratan besi rangka di gedung ambruk di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat sudah berlangsung lama.
"Sudah cukup lama karena lihat dari bentuk korosinya sampai separuh baja itu sudah kemakan," kata Ulung kepada wartawan di lokasi gedng ambruk, Selasa (7/1/2020).
"Bisa diatas tiga tahun," tambahnya saat ditanya perkiraan waktu terjadinya korosi di gedung tersebut.
"Ada dari kita menemukan di sambungan daripada besi bajanya itu telah alami korosi yang hampir separuhnya. Itu mengakibatkan deformasi karena beban yang besar dia deformasi melengkung sehingga dalam keadaan tidak kuat, maksimum dia runtuh di sebelah ujung," paparnya.
Selain itu, kata Ulung, curah hujan yang tinggi di awal tahun ini semakin membuat bangunan lapuk dan tak kuat menampung beban.
"Ditambah dengan curah hujan, yang mungkin air itu akan (karena) strukturnya tidak baik dalam hal airnya sehingga ada air yang terjebak. Itu menambah beban dari struktur," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, bangunan empat lantai yang disewa Alfamart di Jalan Brigjen Katamso, lokasinya tak jauh dari turunan Flyover Slipi arah Tanah Abang ambruk sekira Pukul 09.20 WIB.
Reruntuhan bangunan ini menimpa beberapa motor dan sebuah mobil boks yang terparkir di halaman minimarket tersebut.
Akibat insiden ini ada tiga korban yang alami luka-luka.
Warga Sekitar Mengungsi
Setelah hujan reda, para penghuni indekost yang berada di belakang gedung ambruk secara bergantian mengemasi barang-barang mereka yang ada di kamar.
Mereka didampingi seorang anggota TNI untuk mengambil barang-barangnya.
"Karena kita khawatir bebannya enggak kuat kalau sekaligus naik makanya dibikin bergantian maksimal dua penghuni saja yang naik dengan didampingi petugas," kata Ketua RT 06 RW 09 Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, Hermansyah, Selasa (7/1/2020).
Pantauan TribunJakarta.com Pukul 16.15 WIB di lokasi, proses evakuasi barang-barang dari para penghuni masih berlangsung.
Menggunakan koper serta kardus, para penghuni menurunkan barang-barangnya yang mayoritas berisi pakaian.
"Saya sih mau sekalian pindah karena saya takut nanti kena roboh juga karena kan ini katanya bangunan depannya juga mau diratakan," kata Clara (25) salah seorang penghuni indekost.
Clara pun kemudian membawa barang-barangnya yang berisi pakaian untuk dipindahkan sementara ke indekost teman kerjanya yang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
"Sementara numpang di kostan teman dulu sambil cari kostan baru," ujarnya.
"Semalam juga nginep dirumah dia. Paling pas libur baru cari kostan tapi enggak mau yang bertingkat karena trauma," lanjutnya.
Sementara itu, Ayu selaku pengelola indekost mengatakan total ada 18 dari 26 kamar di bangunan lima lantai ini yang diisi oleh para penghuni.
"Untuk keseluruhan ada 26 kamar, tapi yang terisi ini ada 18 kamar dan sekarang penghuninya lagi pada antre buat ambil barang-barangnya," kata Ayu.