Sisi Lain Metropolitan
Kisah Inih, Penjual Opak di Condet: Tenar Usai Masuk TV Hingga Diberi Tempat Jualan
Sejak 3 tahun belakangan, ibu 4 anak asal Cirebon ini sudah tak lagi berkeliling usai suaminya, Sarmi meninggal dunia akibat sakit.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Sempat masuk acara televisi, Inih (70) penjual opak di Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur banyak dikenal orang.
Inih merupakan penjual opak, makaroni dan emping di depan Evi Parfum kawasan Condet.
Sejak 3 tahun belakangan, ibu 4 anak asal Cirebon ini sudah tak lagi berkeliling usai suaminya, Sarmi meninggal dunia akibat sakit.
Sepeda ontel yang menjadi saksi bisu perjuangannya jatuh bangun selama membuka usaha, kini tak lagi digunakan.
Di tahun 1960-an, Inih sempat merasakan era kejayaan dan memiliki pabrik besar di kawasan Condet.
Untuk pertama kalinya, wanita yang hobi membuat kue ini, mengenalkan kue sarang burung ke lokasi sekitar.
Namun, akibat jejaknya banyak diikuti kerabat dan saudaranya, akhirnya usaha tersebut harus bangkrut akibat persaingan pasar di tahun 1978.
Pantang menyerah, di tahun 1991 ia membangun kembali usaha kue sarang burungnya usai mengumpulkan modal di kampung halaman selama 12 tahun.
Namun, kegagalan kembali terjadi akibat krisis moneter dan membuat harga melambung.
Selanjutnya, ia memutuskan untuk berjualan keliling menggunakan sepeda ontel dan enggan mengandalkan uang dari 4 anaknya yang sudah menikah.
Menurut satu diantara anaknya, Ahmad Yani, perjuangan orang tuanya berujung manis kembali sekira tahun 2011.
Saat sedang berkeliling, orang tuanya masuk dalam sebuah acara televisi dan ditahun berikutnya pernah dimasukan dalam social ekperimen seperti di youtube.
"Waktu itu orang tua saya pernah masuk tv. Nah mulai dari situ mulai terkenal. Jadi orang sekitaran sini itu tahu kalau ibu sama bapak saya jualan kue kering keliling," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (8/1/2020).
Mulai banyak dikenal orang, akhirnya Inih mempunyai banyak pelanggan.
Tak hanya warga asli Condet, warga keturunan Arab di Condet pun banyak yang menyukai kue kering buatnya itu.
"Sayangnya jualan kue harus diganti sama opak itu karena bapak saya meninggal. Jadi sekarang orang sini tahunya nenek penjual opak ya itu ibu saya. Dari masuk tv itulah sudah banyak yang kenal. Makanya kalau ada bantuan apa dan kebetulan ibu saya lagi enggak jualan, pasti orang-orang sudah tahu kalau ditanya rumah ibu saya," lanjut Yani.
Ketenaran Inih pun semakin santer didengar.
Hingga beberapa tahun lalu, Ismail, pemilik Evi Parfum menawarkan tempatnya untuk lokasi Inih berjualan.
"Akhirnya saya dikenal sama bapak Arab (Ismail). Tangan saya ditarik dan disuruh jualan di situ. Katanya dia tahu saya ya dari acara tv dan sering lihat saya. Akhirnya saya dikasih tempat di situ buat jualan biar enggak lelah keliling," ungkap Inih.
Hingga saat ini, Inih menetap jualan di lokasi tersebut mulai pukul 16.00-23.00 WIB.
"Bapak Arab tuh baik banget. Saya ditanyakan terus sudah makan atau mau apa. Soalnya saya jualan dari sore sampai malam. Sebab di situ kan ramainya sore," jelas Inih.
Pergi haji
Usai tenar dan banyak dikenal, Inih mengakui kerap menerima sejumlah donasi.
Oleh sebab itu, uang tersebut ia kumpulkan dan ia gunakan untuk biaya ke tanah suci tanpa sepengetahuan anak-anaknya.
Sampai akhirnya ketika uang sekira Rp 70 juta terkumpul, Inih meminta tolong kepada anaknya untuk didaftarkan pergi haji.
"Anak-anaknya juga enggak tahu. Malahan rencananya ibu saya berangkat sama bapak. Tapi karena bapak enggak ada jadi saya gantikan bapak. InsyaAllah paling cepat tahun ini berangkat," ujar Yani.
Selain pergi haji, hasil dari usahanya sejak tahun 1960-an, Inih memiliki beberapa meter tanah yang sudah ia jadikan 3 rumah.
"Kata ibu dia sudah enggak kepengin apa-apa. Dia cuma berdoa semoga dipanjangkan umur agar bisa melihat kabah sebelum tutup usia," ujarnya.