Sisi Lain Metropolitan
Kisah Mang Juki, Mengais Rejeki dari Tumpukan Sampah yang Terbakar di Setu Cipayung
menggunakan motor tuanya Mang Juki berjalan menyusuri bengkel, tempat pembangungan hingga ke pembuangan sampah untuk mencari paku dan besi bekas.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Kepulan asap tampak terlihat diantara tumpukan sampah yang berada di Jalan Kramat Oyar RT 6/4, Cipayung, Jakarta Timur.
Lokasi sekira 200 meter ini diketahui dijadikan tempat pembuangan sampah oleh pemiliknya, Enin.
Selanjutnya, tepat pada Senin (13/1/2020) siang tumpukan sampah dibakar oleh pemiliknya.
Akibat banyaknya tumpukan karung yang berisi styrofoam, plastik dan ban bekas api semakin membesar dan menyebabkan proses pemadaman masih berlangsung pada hari ini, Selasa (14/1/2020).

Di tengah aksi sejumlah personil pemadam kebakaran, pasukan oranye dan Satpol PP, rupanya tampak seorang pengumpul paku yang terlihat asyik dan fokus mencari besi maupun barang bekas.
Lelaki tersebut diketahui bernama Marzuki (52) atau akrab disapa Mang Juki.
Meskipun dipanggil Mamang, Marzuki merupakan warga Purwodadi, Jawa Tengah yang telah lama tinggal di kawasan Bekasi Selatan, Jawa Barat.
Setiap hari, menggunakan motor tuanya ia berjalan menyusuri bengkel, tempat pembangungan hingga ke pembuangan sampah untuk mencari paku dan besi bekas.
Menurutnya, hari ini ia tak berencana melintasi kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

Mendengar ada lahan terbakar pun tidak. Namun, tanpa sadar ia justru melajukan motornya ke kawasan Jalan Kramat Oyar.
"Saya enggak tahu ada tumpukan sampah terbakar. Pas lihat kepulan asap, saya berhenti. Kemudian saya langsung mencari paku serta besi bekas," katanya di Jakarta Timur, Selasa (14/1/2010).
Di kala kejadian tersebut merupakan musibah, bagi Mang Juki dibalik duka tersebut justru menyimpan banyak berkah untuknya.
"Kalau cari paku sama besi bekas di tumpukan sampah sudah kebakar gini justru enak. Kan pakunya jadi pada terlihat," sambungnya.
Nantinya, paku dan besi tersebut dikumpulkan dan dimasukan ke dalam ember sebelum dikilo.
Harga untuk paku perkilonya ialah Rp 2.700, sedangkan untuk besi Rp 3.600 perkilonya.
Setengah hari dapat Rp 50 ribu

Menjadi pengumpul paku dan besi bekas, penghasilan Mang Juki tak pernah menentu.
Terkadang dalam sehari ia bisa mendapatkan Rp 70 ribu usai berkeliling dari pagi hingga malam hari.
Namun, untuk hari ini, Mang Juki sangat yakin jika pendapatannya lebih dari Rp 50 ribu.
"Ini saya di sini sebentar aja sudah dapat banyak. Pertama lahannya besar. Jadi banyak kan dapatnya. Ya dari sini aja bisa dapat Rp 50 ribu," katanya.
Kendati demikian, Mang Juki tak mau terlena pada rezekinya hari ini.
Usai dari lokasi tersebut, Mang Juki tetap melanjutkan perjalanannya menuju Bekasi.
"Habis sini mau cari lagi. Ibaratnya hari ini bonus dikasih rezeki lebih. Jadi saya harus tetap gigih dan semangat karena dua anak saya masih sekolah," ujarnya.