Bus Terguling di Subang
Bus Terguling di Subang, Korban Tahan Sakit 15 Jam Hingga Firasat Ibunda Sang Sopir
Menurut Junaidi, anak kelima dari tujuh barsaudara itu mengalami patah tulang iga, dan wajah terkena serpihan kaca.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Wahyu Aji
"Mungkin di sananya dibersihinnya kurang. Mukanya masih banyak kaca halus."
"Di belakang kupingnya juga berdarah pas sampai tadi," sambung Junaidi.
Junaidi berharap agar anaknya mendapat perawatan medis yang baik dan menyeluruh terlebih dahulu.
"Ya dirawat di sana dulu dibersihin semuanya. Ini darahnya aja masih ada," ujarnya.
Di sisi lain, ia memaklumi bila penjemputan merupakan kebijakan Wali Kota Depok agar penanganan medis bisa lebih dekat dengan keluarga.
"Mungkin dibawa rombongan biar lebih dekat ke Depok dulu," ujarnya.
Harun sempat berharap keajaiban
Harun Rasyid (37) tak menyangka pertemuan dengan istrinya, Riri Apriyanti (37) pada Sabtu (18/1/2020) pagi jadi pertemuan terakhir.
Yakni saat dia melepas Riri ikut rombongan wisata kader PKK Posyandu Kelurahan Bonjong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok.
"Saya mengantar istri ke titik kumpul rombongan di SPBU Bojong Pondok Terong bareng sama pak RT dan lainnya. Jadi semua berangkat dari situ," kata Harun di Cipayung, Depok, Minggu (19/1/2020).
Tak ada firasat atau perasaan tak nyaman lain yang menggelayuti Harun bahwa istri jadi satu dari delapan korban yang meninggal.
Harun mengizinkan istrinya yang sudah empat tahun tergabung dalam Kader PKK Posyandu ikut dalam rombongan wisata.
"Enggak ada firasat bagaimana, semua yang ikut hari itu sebelum berangkat masih ketawa-tawa. Istri juga sudah minta izin ke saya," ujarnya.
Perasaan itu bertahan hingga pukul 18.00 WIB saat Ketua RT tempatnya tinggal mengabari bus yang ditumpangi Riri terguling.
Harun pun berupaya menghubungi nomor handphone perempuan yang sudah delapan tahun dinikahinya, namun gagal.