Fakta Baru Pasutri di Sintang Tewas Tenggak Racun, Terungkap Korban Kerap Curhat ini ke Tetangga
Sepasang suami istri warga Desa Pagal Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalbar itu ditemukan terkapar di dalam rumah oleh tetangganya.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM - Satu per satu fakta yang melatarbelakangi pasangan suami istri (Pasutri) di Sintang nekat bunuh diri dengan menenggak racun mulai terungkap.
Sepasang suami istri warga Desa Pagal Baru, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat itu ditemukan terkapar di dalam rumah oleh tetangganya.
Nyawa suami istri tersebut tak terselamatkan meski sempat mendapat penanganan medi di RSUD Ade M Djoen, Sintang.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami apa yang menjadi motif korban, sehingga nekat melakukan bunuh diri.
Berdasarkan keterangan saksi, pasutri bernama Sarto (83) dan Suminah (57) itu ternyata juga pernah melakukan percobaan bunuh diri pada tahun 2019 lalu.
• Soroti Penahan Nikita Mirzani Atas Kasus Penganiayaan, Mbah Mijan: Ikut Kepikiran Tentang Bayinya
Namun upaya bunuh dirinya berhasil digagalkan sang anak.
"Korban sudah pernah melakukan usaha bunuh diri pada bulan November 2019 namun berhasil diketahui dan digagalkan oleh anaknya," kata Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Indra Asrianto, Jumat (31/1/2020).
Menurut keterangan anak korban, Supardi, sebelum kejadian sekira pukul 17.30 WIB, ia bersama istri dan anaknya berangkat ke Sintang untuk menjenguk keponakannnya yang dirawat di RS Pratama Sintang.
Baru 30 menit berada di RS, Supardi mendapat informasi dari tetangganya, Solihin melalui sambung telepon.
Isi percakapan itu, ayahnya tak sadarkan diri.
Supardi yang tengah berada di Sintang bergegas pulang ke rumah, di Desa Pagal Baru, Kecamatan Tempunak.
"Namun ketika baru sampai di jalan Desa Nenak KM. 10, saksi mendapat telepon kembali dan diberitahu bahwa korban sudah berangkat dari kampung untuk dibawa ke RSUD Ade M. Djoen Sintang sehingga saksi tidak jadi pulang ke Pagal Baru dan langsung mendatangi RSUD untuk menunggu kedatangan korban," terang Indra.
Ayah dan anak itu pun bertemu di RSUD Ade M Djoen, Sintang.
Saat bertemu, korban mengeluh tubuhnya panas kepada sang anak.
"Lalu anak korban bertanya, 'bapak kenapa kok bisa berbuat seperti ini?' Korban hanya diam saja," ungkap Indra.