Sisi Lain Metropolitan

Bisa Kemudikan Pesawat & Helikopter, Ini Tujuan Habibi Beralih Pekerjaan Jadi Petugas Kebersihan

Pilihan hidupnya kini bermuara di Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Petugas PPSU Lebak Bulus, Khairil Habibi yang bisa kemudikan pesawat dan helikopter di Kantor Kelurahan Lebak Bulus pada Senin (3/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Sempat mengenyam pendidikan di sekolah penerbangan, Habibi (26) memutuskan untuk beralih pekerjaan.

Lisensi pilot yang pernah diterimanya tak lagi digunakan.

Pilihan hidupnya kini bermuara di Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Pria bernama lengkap Khairil Habibi itu beralasan ia penasaran dengan pekerjaan sebagai petugas kebersihan.

Selain itu, Melalui pekerjaannya sebagai petugas PPSU, Habibi mendapatkan topik penelitian untuk menunjang skripsinya.

Hal itu yang membuat Habibi betah untuk sementara waktu kerja di sana.

"Saya kan kerja sembari kuliah lagi jurusan hukum. Saya mau buat karya ilmiah, saya mau penelitian bener-bener," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di Kelurahan Lebak Bulus pada Senin (3/2/2020).

Ide penelitiannya itu bermula saat Habibi dan rekan sesama PPSU menangkap basah seseorang yang membuang sampah.

Saat diamankan di kelurahan, identitas orang itu hanya dicatat oleh pihak kelurahan kemudian dilepas.

Padahal, lanjutnya, itu merupakan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah.

Pelanggar harus membayar denda sebesar Rp 500 ribu.

"Tapi ketika dibawa ke kelurahan hanya dicatet sesuai KTP kemudian udah selesai. Terus perda itu buat apa? PPSU juga bingung ketika nangkep orang mau diserahkan kemana," katanya.

Dalam skripsinya, ia hendak mengulas tentang Perda tersebut yang belum diterapkan dengan baik di lapangan.

Merespons persoalan itu, Sekretaris Lurah Lebak Bulus, Ahmed Garibaldi, mengakui bahwa pihak kelurahan sejauh ini belum bisa melakukan tindakan memberikan sanksi kepada pelanggar.

Hal itu disebabkan tidak ada penyidik di kelurahan.

"Satpol PP enggak bisa mengambil tindakan karena di sini belum ada penyidik. Jadi enggak punya kewenangan. Makanya sayang banget, harusnya ada penyidik lingkungan hidup," jawabnya.

Menurut Ahmed, petugas PPSU boleh menangkap basah seorang pelanggar pembuang sampah.

Namun, mereka tak bisa menindaklanjuti pelanggar itu.

"Siapapun boleh melakukan tangkap tangan tapi yang berhak menindaklanjuti pihak yang berwenang," lanjutnya.

Habibi melanjutkan tanpa adanya PPSU, kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih kurang.

Ia menekankan keberadaan PPSU masih sangat dibutuhkan di Jakarta.

"Kalau enggak ada PPSU, kesadaran masyarakat masih kurang. Coba deh satu hari atau seminggu aja enggak ada PPSU itu jalanan sampahnya banyak," pungkasnya.

Kisah Habibi, Petugas PPSU Lebak Bulus: Bisa Kemudikan Pesawat hingga Helikopter

Sempat berangan-angan menjadi seorang pilot pesawat, takdir Habibi (26) tak seperti yang disangkanya.

Dari balik ruang kemudi pesawat, jalan hidupnya malah membawa Habibi ke Kantor Kelurahan Lebak Bulus.

Berseragam jingga khas Petugas PPSU, ia berjibaku dengan persoalan sampah Ibu Kota.

Ia mendapatkan banyak pelajaran hidup sebagai Petugas Kebersihan meski sebagian orang memandangnya sebelah mata.

Sambil bekerja, para petugas PPSU masih bisa tertawa lepas di tengah kebutuhan hidup yang mendesak untuk dicukupi.

Di Ruang Sekretaris Lurah Lebak Bulus, TribunJakarta.com bertemu dengan sosok Habibi.

Pria dengan nama lengkap Khairil Habibi itu mengisahkan perjalanan karirnya hingga bisa terjun menjadi petugas kebersihan.

Pada tahun 2017, Habibi masuk ke salah satu sekolah penerbangan di Indonesia.

Menjadi Pilot dipilih Habibi karena ingin mencari pengalaman baru dalam hidupnya.

"Saya sebenarnya sih disuruh jadi PNS sama orangtua saya. Tapi saya enggak suka maunya bebas. Waktu itu ada pembukaan sekolah penerbangan, saya masuk di sana," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (3/2/2020).

Biaya yang dikeluarkan terbilang besar demi mengejar keinginannya itu.

Selama setahun, Habibi belajar mengenai dasar-dasar penerbangan dan praktik mengemudikan pesawat.

Di sekolah penerbangan itu, Habibi belajar bagaimana menerbangkan beberapa jenis pesawat.

Ia pernah mengemudikan pesawat twin engine yang berpenumpang 8 orang.

Selain itu, pesawat capung merek Cessna dan helikopter pun pernah ia jajal.

Namun kala berlatih, pesawat yang dikendalikan Habibi hanya di ketinggian sekira 2000 kaki.

Menurutnya, standar latihan pesawat berada di 5000 kaki ke bawah.

Menjadi Pemandu Pesawat

Selepas lulus, Habibi mendapatkan lisensi terbang. Ia pun telah melamar ke berbagai maskapai penerbangan di Indonesia.

Ia mengatakan ada tiga maskapai ternama Indonesia yang diajukan akan tetapi lowongan itu sedang tak tersedia.

Berlarut-larut menunggu tak menampakkan titik terang, Habibi memutuskan beralih profesi.

Ia memilih mengemban pendidikan lagi di sekolah penerbangan serupa untuk mengambil lisensi pemandu pesawat atau marshaller.

Selama dua bulan, Habibi bisa menamatkan pendidikan itu.

"Selepas lulus saya sempat bekerja di Bandara Hang Nadim sebagai pemandu pesawat dan helikopter selama satu tahun," ungkapnya.

Habibi merasakan bekerja di Batam berjarak jauh dengan rumah asalnya di kawasan Cinere.

Apalagi, ia bertemu jodoh di sana dan hendak menikah.

Ia memutuskan untuk meminta mutasi ke sekitaran pulau Jawa.

Namun, tak ada bandara di sana yang memiliki lowongan untuk pemandu pesawat.

"Akhirnya saya keluar," ujarnya.

Jadi Petugas Kebersihan

Petugas PPSU Lebak Bulus, Khairil Habibi yang bisa kemudikan pesawat dan helikopter di Kantor Kelurahan Lebak Bulus pada Senin (3/2/2020).
Petugas PPSU Lebak Bulus, Khairil Habibi yang bisa kemudikan pesawat dan helikopter di Kantor Kelurahan Lebak Bulus pada Senin (3/2/2020). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Setelah menikah, Habibi pernah bekerja sebentar di sebuah perusahaan e-commerce.

Ia kemudian melabuhkan diri ke Kantor Kelurahan Lebak Bulus sebagai petugas kebersihan.

Awalnya, pihak keluarga tak setuju dengan pekerjaan yang dipilih Habibi.

"Istri saya dan keluarga mulanya enggak setuju. Tapi saya ingin mencari pengalaman baru. Saya juga masih penasaran kerja jadi petugas kebersihan," tambahnya.

Dari segi penghasilan, pendapatannya sebagai pemandu pesawat dan petugas kebersihan jelas berbeda.

Di lingkungan pekerjaan, Habibi harus menyesuaikan pergaulannya dengan pekerja di lapangan dan belajar membersihkan lingkungan.

Pasalnya, ia mengakui belum pernah memegang sapu untuk membersihkan sampah.

Ia juga ditugaskan untuk mengendarakan mobil operational PPSU.

"Dulu awal-awal saya ditugaskan membersihkan sampah di sekitar wilayah Lebak Bulus," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, ia diminta oleh pihak kelurahan untuk bekerja di bagian dalam kantor kelurahan.

Ia membantu membuat desain untuk keperluan kelurahan.

Kendati demikian, ada banyak pelajaran hidup yang didapat dari bekerja bersama rekan-rekan PPSU di lapangan.

Ia tak memandang sebelah mata rekan-rekannya lantaran mereka belajar dari pengalamannya selama hidup.

Misalnya, seorang petugas PPSU bisa membuat alat yang bisa menghidupkan kembali mesin pompa air yang rusak.

"Mesin pompa air yang rusak, harganya bisa mencapai 2 juta, bisa diakalin. Dia belajar dari pengalaman. Belum tentu profesor punya ilmu ini," ujarnya seraya berkelakar.

Selain itu, Habibi belajar akan kesederhanaan hidup. Ia mengetahui setiap orang memiliki kesulitan dalam hidupnya masing-masing.

Tak terkecuali sebagian petugas PPSU, mereka masih bisa tersenyum dan tertawa bersama-sama seolah tak ada beban dalam hidupnya.

"Saya belajar arti kesederhanaan. Selama bekerja di sini saya banyak mendapatkan banyak pelajaran hidup," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved