Cerita Tahanan Perempuan di Bandung Digerayangi Teman Satu Kamar, Diminta Orangtua Tak Lakukan Ini
Di suatu malam bulan Januari, di tengah tidurnya Va (22) terjaga dan merasakan hal aneh di tubuhnya. Ia kaget penghuni tahanan menggerayanginya.
"Ibarat kata, kondisi itu membuat kaki ketemu kaki, kepala ketemu kepala, badan ketemu badan," ucap Liberti.
"Dampaknya, muncul homoseksualitas dan lesbi," sambung Liberti.
Liberti menjelaskan hal tersebut dalam acara penguatan pelaksanaan tugas pelayanan, penegakan hukum dan HAM bagi pegawai Kanwil Kemenkumham Jabar di Sport Arcamanik, pertengahan tahun lalu.
Meski begitu, Liberti menolak mengungkap persentase napi dan tahanan penderita penyimpangan seksual.
Liberti menutup informasi di lapas dan rutan mana saja perilaku menyimpang ini terjadi.
"Setidaknya gejala itu ada," tegas Liberti.
Bagaimanapun, kata dia, seseorang yang sudah berkeluarga ketika masuk ke lapas, otomatis kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan.
"Jadi gejala itu (penyimpangan seksual, red) ada, tapi tidak etis saya buka," sambung Liberti.
Ditemui pada acara yang sama, seorang petugas salah satu lapas di Kota Bandung mengaku pernah memergoki aktivitas menyimpang itu.
"Pernah melihat perilaku homoseks seperti itu. Saya kebetulan lihat laki-laki sama laki-laki," ujar petugas lapas tadi.
Biasanya, perilaku seks menyimpang itu terjadi di kamar tahanan saat siang.
Pada malam hari, umumnya napi sudah berada di dalam kamar.
"Siang hari, saat saya kontrol, saya lihat dua napi berduaan di kamar, di pojokan dekat toilet."
"Perbuatannya, intinya, tidak normal. Saya enggak sengaja melihat dan saya langsung tegur," cerita dia.
TONTON JUGA:
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul EKSKLUSIF: Lesbian di Rutan Perempuan Bandung, Tahanan Baru Jadi Sasaran, Digerayangi Malam-malam