Guru Pukul Murid di Bekasi

Guru Pelaku Kekerasan Terhadap Murid SMA Negeri 12 Kota Bekasi Enggan Berkomentar

Lantaran terus dikejar untuk dimintai keterangan, Idi justru berbalik arah dan kembali masuk ke dalam ruangan sekolah.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Idiyanto guru SMA 12 Kota Bekasi pelaku kekerasan terhadap siswa. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Idiyanto guru pelaku kekerasan terhadap siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi memilih bungkam ketika ditanya soal kasus yang menjeratnya, Kamis, (13/2/2020).

Idi sapaan akrabnya terlihat hadir di sekolah usai video viral aksinya yang sedang memukul sejumlah siswa beredar luas di media sosial.

Guru yang diketahui sudah mengajar di SMA Negeri 12 Kota Bekasi sejak 2005 itu terlihat berjalan ke arah pintu keluar sekolah ketika jam makan siang.

Dia sambil menggemblok tas warna hitam, memakai kemeja batik berjalan keluar mengarah ke pintu gerbang.

Ketika awak media menghampiri, Idi nampak terdiam dan tidak ingin menjawab pertanyaan soal kasus kekerasan yang dilakukannya. Dia justru hanya menjawab ingin keluar sebenar mencari makan.

"Saya mau makan, saya mau makan," kata Idi sambil berjalan.

Namun karena terus dikejar untuk dimintai keterangan, Idi justru berbalik arah dan kembali masuk ke dalam ruangan sekolah.

Terdengar juga beberapa siswa meneriakinya, memamggil untuk tidak pergi dan tetap berada di sekolah.

"Bapak, bapak, bapak," teriak sejumlah siswa ketika melihat Idi berjalan.

Kasus kekerasan yang dilakukan Idi memang telah mengancam karier mengajar guru yang sudah mengabdi di SMA Negeri 12 sejak 2005 itu.

Pihak sekolah bahkan sudah memcopot jabatanya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang sudah diemban sejak beberapa tahun silam.

Usai dicopot dari jabatannya, kini giliran ancaman mutasi yang kemungkinan akan didapat guru asal Palembang Sumatera Selatan tersebut.

Dewan Pendidikan Kota Bekasi, melalui kunjungan langsung ke sekolah telah meminta agar Idi segera diberikan sanksi disiplin berupa mutasi atau pemindahan tugas kerja.

"Itu (mutasi) sudah kita sampaikan, itu jadi kewenangan pihak provinsi tapi kami sudah sampaikan juga kepada pihak sekolah, pak Wali Kota, karena ini menyangkut masalah ketenangan," kata Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi Ali Fauzi.

Idi sebelumnya juga sudah dipastikan dicopot dari jabatannya, sebagai wakil kepala sekolah usai insiden video viral aksi kekerasan terhadap siswa saat memberikan hukuman akibat terlambat masuk sekolah.

"Ya konteksnya kan memang begitu (dipindah tugaskan), jadi dari guru-guru sendiri begitu (minta dipindahkan) ketika dia ada disitu dia akan was-was, kan keamanan belajarnya tidak terjadi makanya kami berharap agar segera dipindahkan," tegas dia.

Selain itu, harapan untuk guru pelaku kekerasan terhadap murid agar segera dipindahkan atau dimutasi datang dari orangtua siswa.

Ali mengatakan, pihak sekolah sudah melakukan komunikasi kepada orangtua yang anaknya menjadi korban kekerasan.

"Ya tentu saja pemukulam ini suatu perbuatan tidak terpuji dalam mendidik anak, orangtua juga udah ketemu dengan pihak sekolah," terang dia.

"Sehingga harapan orangtua untuk dipindahkan guru ini dari pihak sekolah, harapannya agar situasi kondusif," tegas dia.

Aneh Guru Pelaku Kekerasan Siswa SMA di Bekasi Dikenal Gakal Tapi Disayang Murid

Guru pelaku kekerasan terhadap siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi bernama Idiyanto, dikenal galak tetapi disayang sejumlah murid.

Keanehan ini muncul ketika sejumlah siswa menangis histeris di lapangan saat menggelar acara peringatan hari jadi sekolah yang berlangsung hari ini, Kamis, (13/2/2020).

Guru bernama Idiyanto teracam dipindah atau dimutasi pascakasus kekerasan yang dilakukan terhadap siswa terungkap ke publik.

Seorang siswa mengatakan, tangis haru yang dicurahkan sejumlah siswa lantaran Idi sapaan akrabnya, merupakan guru yang baik dan jujur.

"Kalo orang jahat enggak mungkin ditangin kak, pak Idi orang baik kita enggak mau dia keluar (dimutasi)," jelasnya.

Siswa mengaku, selama ini Idi memang konsen dalam mendidik kedisiplinan siswa. Dia memang dikenal tegas dan punya karisma ketika memberikan pembelajaran mater di dalam kelas.

"Itu (perbuatan pak Idi) karena kesalahan kita sendiri, kita sudah dikasih toleransi sebenarnya tapi kami tidak datang lebih awal, dia hanya ingin tertib," ungkap Siswa lain.

"Kami berharap pak Idi masih tetap di sini, ngajar di sini," tambahnya.

Sementara itu, sebagian siswa lain sebelumnya sempat mengatakan bahwa Idi memang dikenal galak. Bahkan, sebagian menjulukinya 'guru killer'.

"Pak Idi emang terkenal galak, dia kalau sama anak-anak sering dibilang 'guru killer', banyak yang takut siswa sama dia," kata seorang siswa laki-laki, Kamis, (13/2/2020).

Dia menjelaskan, sebagai guru, Idayanto mengajar dan memberikan materi seperti kebanyak guru pada umumnya.

Tapi yang membedakan sang 'guru killer' dengan guru lain adalah cara dia memarahi siswa, Idayanto menurut murid-murid kerap melakukan kekerasan.

"Dia kalau lagi marah galak banget, kadang suka lempar pulpen kalau ada murid yang becanda di kelas, lempar penghapus apa aja dilempar enggak cuma pakai mulut doang marahnya," jelas dia.

Sementara itu, ketua OSIS Muhammad Altafrafif (17), mengatakan, guru Idayanto memang dikenal galak dan kerap memarahi siswa.

Tetapi menurut dia, kemarahan Idayanto tentu selalu memiliki alasan yang kuat seperti misalnya siswa terlambat atau berpakaian tidak sesuai aturan.

"Gurunya emang salah si, tapi kalau marah pasti ke murid-murid yang punya salah atau melanggar misal telat atau pakaian atribut enggak sesuai," jelas dia.

Siswa yang akrab disapa Rafif ini berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di SMA-nya. Adapun harapan untuk sang 'guru killer', dia menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah.

"Saya berharap tidak ada kekerasan lagi, kasus ini sudah diurus sama sekolah dan pihak berwenang," jelas dia.

Seorang guru Ade Saeful Bahri, mengatakan, Idi dikenal sebagai sosok yang temperamental, ia bahkan sempat terlibat cekcok dengan sesama guru hingga melempar komputer.

"Yang bersangkutan memang tempramental, bukan pertama kali, ada beberapa kali," kata Wakil Kepala SMA Negeri Ade Saeful Bahri, kepada awak media, Kamis (13/2/2020).

Ade mengungkapkan, oknum guru itu pernah kesal dan menarik siswa sampai bajunya robek.
Oknum guru itu juga pernah terlibat perselisihan dengan guru lain hingga melempar kursi.

“Orangnya memang emosian, guru-guru sudah pada kenal, waktu itu pernah ribut sama guru lain sampai lempar kursi dan banting komputer," ungkapnya.

Meski begitu, Idi dikenal sebagai guru yang pandai dan ahli dalam bidang geografi dan sosiologi, hanya saja kekurangannya adalah sulit mengontrol emosi.

"Ya tapi itu kurangnya emosian, terkenal suka marah-marah, kami guru-guru juga takut kalau lagi keluar emosinya," tegas dia.

Sebelumnya, Video aksi seorang guru tengah memukuli siswa viral di media sosial, kejadian itu diketahui di salah satu SMA Negeri di Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Video pertama kali diunggah di akun instagram @bekasikinian pada, Selasa, (11/2/2020), namun setelah viral dan mendapat banyak tanggapan dari watganet, unggahan itu dihapus.

Kerap Dipukuli di Sekolah, Siswi SMP Purworejo yang Dibully Nangis Dipelukan Bude: Awakku Loro Kabeh

Siswi SMP di Purworejo Dianiaya 3 Siswa: Ngaku Diminta Rp 20 Ribu, Sudah Lama Mengeluh Disakiti

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sebut Lucinta Luna Operasi Ganti Jenis Kelamin di Thailand

Tetapi, pascaviral di media sosail instagram, video itu beredar di sejumlah akun seperti yang terlihat di facebook Kartoloyo Wijanarko.

Pada rekaman video, terlihat sejumlah siswa tengah berkumpul di halaman sekolah dengan didampingi sejumlah guru yang nampak berdiri di hadapan mereka.

Satu orang siswa laki-laki terlihat sedang dipukul oleh seorang guru, dia nampak tidak berdaya ketika beberapa pukulan mendarat di badan hingga kepalanya, terdengar juga suara bentakan dari sang guru yang terdengar dalan video itu.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved