Formula E
Polemik Formula E: Pandangan Pemprov DKI, Jak Pro, Hingga Kritik Rujak Center for Urban Studies
ajang balap Formula E seyogyanya jangan seperti perhelatan olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil beberapa tahun lalu
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, berikan pendapat ihwal wacana balapan Formula E di Jakarta.
Elisa mengatakan telah mengetahui kawasan Monumen Nasional (Monas) dan Jalan Medan Merdeka Barat menjadi lintas balapan.
Dia berkata, ajang balap mobil listrik ini sebaiknya bermanfaat bagi masyarakat.
"Formula E harus punya manfaat kepada masyarakat," kata Elisa, saat ditemui awak media, di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Tapi, saya khawatir Formula E di Monas itu, bagaimana. Acara itu bisa dijadikan positif atau negatif," lanjutnya.
Jika balapan Formula E pasti dilaksanakan di sana, Elisa mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya kesempatan untuk publik.
"Ini kesempatan Pemprov DKI untuk melakukan perubahan yang harus terjadi, tapi demi kepentingan publik," ucap Elisa.
"Sederhananya begini, waktu Asian Games, itu banyak sekali bus TransJakarta yang gratis," sambungnya.
Setelah Asian Games berakhir, Elisa menyatakan program bus TransJakarta gratis mampu menarik minat masyarakat, menggunakan bus tersebut.
"Ternyata setelah Asian Games, busnya meningkatkan masyarakat untuk menggunakan TransJakarta," kata dia.
Karena itu, lanjutnya, Pemprov DKI harus belajar dari hal tersebut.
"Sebaiknya Pemprov DKI bisa mendorong ke arah sana, karena struktural dan jangka panjang, itu tidak masalah," ucapnya.
Dia menjelaskan, ajang balap Formula E seyogyanya jangan seperti perhelatan olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil beberapa tahun lalu.
"Formula E nantinya jangan sampai kejadian kayak di olimpiade Rio de Janeiro, dampak negatifnya banyak banget," kata Elisa.