Guru Pukuli Murid di Depan Umum

Telat Berujung Bogem Mentah: Sekolah Kecolongan Setelah Video Disebar Eks Siswa, Wakepsek Dicopot

Video aksi seorang guru tengah memukuli siswa viral di media sosial. Ini deretan faktanya.

Tangkapan layar Facebook Kartolo Wijanarko
Seorang guru SMA negeri di Kota Bekasi, bersiap memukul siswa laki-laki yang terlambat masuk. Kejadian ini pada Selasa (11/2/2020). 

"Jadi di kita kalau siswa yang telat itu dikumpulkan dulu, kita kasih wejangan, nah pas kemarin siswa bilang kalau lewat pintu belakang bisa lolos makanya kita tutup semua harus lewat pintu depan," paparnya.

Oknum Guru Pemukul Muridnya Dikenal Temperamen

Irna Tiqoh, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, mengatakan, oknum guru yang memukuli siswa berinisial I, dia merupakan pengajar mata pelajaran geografi dan sosiologi.

Untuk tata tertib sebenarnya beliau itu sangat konsen Cuma ada beberapa cara yang tidak benar Kita tidak ada sama sekali keinginan yang buruk buat kemajuan anak-anak muda generasi muda.

"Beliau (guru berinisial I) itu ketika memberikan materi sangat pandai, beliau juga penulis buku pengajar bidang geografi dan sosiologi," kata Irna, Rabu, (12/2/2020).

"Cuma memang beliau agak temperamen, kita juga tidak ada sama sekali yang setuju dengan cara kekerasan," tambahnya.

Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, oknum guru berinisial I memang sangat konsen membentuk kedisiplinan siswa.

"Untuk tata tertib sebenarnya beliau itu sangat konsen cuma, ada beberapa cara yang tidak benar, kita tidak ada sama sekali keinginan yang buruk buat kemajuan anak-anak generasi muda," ungkapnya.

Saat kejadian aksi pemukulan, oknum guru berinisial I memang mengaku lepas kontrol. Dia selepas memukul siswa langsung meminta maaaf di depan ratusan siswa yang kala itu tengah dihukum akibat terlambat.

"Jadi setelah (mukul) itu beliau langsung minta maaf ke siswa semua, itu sebelum videonya viral lho ya, dia juga sempet bilang enggak akan mukul lagi," jelas dia.

Hanya 2 Siswa Jadi Korban

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Irna Tiqoh, mengatakan, ketika insiden kekerasan itu terjadi, terdapat 172 siswa yang terlambat masuk sehingga dikumpulkan di halaman sekolah.

"Jadi kejadian itu kemarin, (Selasa, 11/2), ada 172 siswa, 100 siswa perempuan dan 72 siswa laki-laki," kata Irna dijumpai di sekolah, Rabu, (12/2/2020).

Meski terdapat ratusan siswa yang sedang menjalani hukuman, dia memastikan hanya dua orang yang benar-benar menjadi korban pemukulan.

"Hanya dua saja (yang dipukul), R sama A dua-duanya kelas 12," kata Irna.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved