Guru Pukul Murid di Bekasi

UPDATE Guru Pukul Murid - Muncul Petisi Pembelaan Agar Idianto Tak Dimutasi, Siswa Nangis Histeris

Petisi itu dibuat oleh Aryaguna Kusuma Putra, dalam keterangannya, dia menulis Idi merupakan guru SMAN 12 Kota Bekasi

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Sejumlah siswa SMA Negeri 12 Kota Bekasi menangis histeris usai guru pelaku pemukulan terancam dipindah, Kamis, (13/2/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Keberadaan Idianto di SMAN rupanya tetap mendapat dukungan, usai kasus kekerasan yang dilakukannya kepada murid viral di media sosial.

Hal ini terbukti dari munculnya petisi di situs change.org yang berjudul, "Jangan Mutasi Pak Idi". Petisi tersebut hingga pukul 10.37 WIB, telah mendapat dukungan sebanyak 496 tandatangan.

Petisi itu dibuat oleh Aryaguna Kusuma Putra, dalam keterangannya, dia menulis Idi merupakan guru SMAN  yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan.

"Beliau berani menggunakan cara-cara yang dianggap kekerasan demi tegakkanya aturan-aturan yang telah berlaku," tulis Aryaguna dalam keterangan petisi yang dibuat di situs change.org.

"Baru-baru ini Pak Idi (panggilan akrabnya) terjerat kasus kekerasan terhadap siswa akibat memukul beberapa siswa yang terlambat. Hal ini menyebabkan beliau dimutasi. Sebagai siswa SMAN 12 Bekasi, tentunya tidak bisa menerima hal ini begitu saja," tambahnya dalam keterangan petisi.

"Bagi saya, Pak Idi adalah sosok yang berbeda dari guru kebanyakan. Walaupun cara-caranya dianggap sebagai kekerasan, tetapi beliau punya integritas yang tinggi, bersih, serta mempunyai pengetahuan yang luas. Sudah kurang lebih 2 tahun saya diajarnya, dan saya selalu menemukan pengetahuan baru ketika saya diajar oleh beliau," tulisnya.

Masih dalam keterangan petisi itu, sang pembuat petisi menilai, ketika Idi menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, sekolah berubah drastis.

Aturan-aturan sekolah kembali ditegakkan, pungutan liar yang dahulu ada di sekolah diberantas habis oleh guru yang juga seorang pengajar mata pelajaran.

"Saya mohon, kembalikan Pak Idi kepada kami. Beliau memang bersalah karena sudah melakukan tindak kekerasan, tetapi, karena beliau sekolah ini menjadi lebih baik, menjadi lebih bersih, dan menjadi lebih berkarakter," ungkap Arguna dalam keterangan di petisi yang ia buat.

Sejumlah komentar dukungan juga terlihat, Clara Clarissa menuliskan komentar dalam petisi itu bahwa dia setuju agar ancaman mutasi yang bakal diterima Idi dapat dipertimbangkan.

"Saya setuju dengan petisi ini, saya harap Diknas beserta jajaran pemerintah lain dapat mempertimbangkan kembali," tulisnya dalam kolom komentar.

Disayang siswa

Guru pelaku kekerasan terhadap siswa SMAN bernama Idianto, dikenal galak tetapi disayang sejumlah murid.

Keanehan ini muncul ketika sejumlah siswa menangis histeris di lapangan saat menggelar acara peringatan hari jadi sekolah yang berlangsung kemarin, Kamis, (13/2/2020).

Guru bernama Idianto teracam dipindah atau dimutasi pascakasus kekerasan yang dilakukan terhadap siswa terungkap ke publik.

Seorang siswa mengatakan, tangis haru yang dicurahkan sejumlah siswa bukan tidak beralasan, Idi sapaan akrabnya, merupakan guru yang baik dan jujur.

"Kalau orang jahat enggak mungkin ditangisin, pak Idi orang baik kita enggak mau dia keluar (dimutasi)," jelasnya.

Siswa mengaku, selama ini Idi memang konsen dalam mendidik kedisiplinan siswa. Dia memang dikenal tegas dan punya karisma ketika memberikan pembelajaran materi di dalam kelas.

"Itu (perbuatan pak Idi) karena kesalahan kita sendiri, kita sudah dikasih toleransi sebenarnya tapi kami tidak datang lebih awal, dia hanya ingin tertib," ungkap Siswa lain.

"Kami berharap pak Idi masih tetap di sini, ngajar di sini," tambahnya.

Dijuluki Guru Killer

Sementara itu, sebagian siswa lain sebelumnya sempat mengatakan bahwa Idi memang dikenal galak. Bahkan, sebagian menjulukinya 'guru killer'.

"Pak Idi emang terkenal galak, dia kalau sama anak-anak sering dibilang 'guru killer', banyak yang takut siswa sama dia," kata seorang siswa laki-laki, Kamis, (13/2/2020).

Dia menjelaskan, sebagai guru, Idayanto mengajar dan memberikan materi seperti kebanyakan guru pada umumnya.

Tapi yang membedakan sang 'guru killer' dengan guru lain adalah cara dia memarahi siswa, Idianto menurut murid-murid kerap melakukan kekerasan.

"Dia kalau lagi marah galak banget, kadang suka lempar pulpen kalau ada murid yang becanda di kelas, lempar penghapus apa aja dilempar enggak cuma pakai mulut doang marahnya," jelas dia.

Ketua OSIS Muhammad Altafrafif (17), mengatakan, guru Idayanto memang dikenal galak dan kerap memarahi siswa.

Tetapi menurut dia, kemarahan Idayanto tentu selalu memiliki alasan yang kuat seperti misalnya siswa terlambat atau berpakaian tidak sesuai aturan.

"Gurunya emang salah si, tapi kalau marah pasti ke murid-murid yang punya salah atau melanggar misal telat atau pakaian atribut enggak sesuai," jelas dia.

Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2020 Sudah Bisa Dipesan, Simak Jadwal & Cara Pembeliannya

Peringatan Dini Cuaca di Bopunjur Jumat (14/2/2020) Sore, Hujan Disertai Kilat Guyur Cisarua

Janda Kaya Pemilik Kos Tulungagung Tewas: Anak Kos Kaget Intip Kamar Lihat Jasad Tergulung Kasur

Abash Beberkan Depresi Akut yang Diderita Lucinta Luna, Sang Manajer: Coba Celakai Diri Pakai Pisau

Derita Warga Lamtoro Terjangkit Chikungunya, Badan Seperti Ditusuk-tusuk Jarum

Siswa yang akrab disapa Rafif ini berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di SMA-nya. Adapun harapan untuk sang 'guru killer', dia menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah.

"Saya berharap tidak ada kekerasan lagi, kasus ini sudah diurus sama sekolah dan pihak berwenang," jelas dia.

Seperti yang diketahui, Idianto melakukan aksi kekerasan terhadap sejumlah siswa SMAN pada, Selasa, (11/2/2020).

Aksi itu dilakukan ketika dia geram melihat terdapat 172 siswa telat masuk sekolah. Sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Idiyanto turun tangan menangani ratusan siswa yang telat.

Mereka dikumpulkan di halaman sekolah, tetapi beberapa siswa nampak menjadi sasaran luapam amarah guru yang juga mengajar mata pelaharan geografi dan sosiologi tersebut.

Detik-detik aksi kebrutalan Idi sedang memukul siswa bertubi-tubi pada bagian badan hingga kepala, terekam jelas kamera salah satu siswa yang sedang melakukan aktivitas di dalam kelas.

Rekaman itu kemudian dikirim ke grup sesama siswa hingga satu orang mantan murid yang sudah tidak lagi bersekolah di SMA Negeri 12 Kota Bekasi menyebarkan ke akun media sosial. (TribunJakarta.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved