Desakan Kebutuhan Hidup, Pematung Jenderal Sudirman di Purbalingga Berharap Bangun Patung Benyamin S

Pematung yang sudah menelurkan berbagai karya fenomenal Tanah Air, Azmir Azhari (67) berharap bisa membuat patung saat peresmian Taman Benyamin Sueb.

TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Sosok Azmir Azhari (67) pematung fenomenal Tanah Air ditemui di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (14/2/2020). 

"Kalau saya lembur kerja di rumahnya, tiba-tiba rokok dilempar dari luar ke dalam. Saya bingung, tahu-tahu dia sedang melihat patung saya. Bapak yang melempar rokok? katanya bukan, jin kali," kenangnya sembari berkelakar.

Mulai Berkarya di Era Orde Baru

Tak seperti Edhi Soenarso yang banyak membuat patung di era Orde Lama, Azmir lahir di era masa kepemimpinan Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Ia pernah membuat relief patung bersama rekan-rekannya di pintu gerbang masuk Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1981 di masa orde baru

Relief itu menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Majapahit hingga Konferensi Asia Afrika.

Azmir sempat menunjukkan sebuah foto dirinya tengah bersalaman dengan Presiden Soeharto.

Ia juga pernah mengerjakan proyek besar pada tahun 1986. Kala itu, ia tengah membuka sanggar di Pasar Seni Ancol selepas lulus.

Gubernur Kalimantan Timur, Soewandi, mengirim seorang utusan untuk mencari pematung di Ibu Kota.

"Karena mungkin setelah keliling, melihat karya saya bagus, akhirnya saya dipanggil oleh manajer pasar seni untuk bertemu dengan ajudannya. Di sana saya diminta membuat patung Pesut di Samarinda," ungkapnya.

Sosok Azmir Azhari (67) pematung fenomenal Tanah Air ditemui di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (14/2/2020).
Sosok Azmir Azhari (67) pematung fenomenal Tanah Air ditemui di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (14/2/2020). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Namun, kondisi patung pesut kini di kota Samarinda memprihatinkan.

Pada tahun 2019, patung itu diturunkan imbas pembangunan jalan.

Padahal, banyak warga yang menginginkan patung itu didirikan di tempat semula.

Karya Patung Sudirman dan Patung Knalpot di Purbalingga

Sosok Azmir Azhari (67) pematung fenomenal Tanah Air ditemui di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (14/2/2020).
Sosok Azmir Azhari (67) pematung fenomenal Tanah Air ditemui di kediamannya di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jumat (14/2/2020). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Warga Purbalingga memiliki dua patung kebanggaan karya dari Azmir.

Patung itu ialah Jenderal Sudirman dan Patung Knalpot.

Azmir mengerjakan Patung Jenderal Sudirman, sosok pahlawan Bangsa yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah tersebut pada tahun 2004.

Namun, Patung Jenderal Sudirman yang tengah berdiri di atas batu sembari memegang tongkat dan teropong itu sempat roboh pada tahun 2016.

Azmir menjelaskan bahwa minimnya perawatan dari pemerintah daerah dan murahnya bahan material membuat patung roboh.

Menurut anak ketiga Azmir, Andriel Putra Azrai (35), ayahnya sempat dirundung oleh warganet selepas peristiwa itu.

Akhirnya, pemerintah setempat kembali bekerjasama dengan Azmir untuk merekonstruksi kembali patung tersebut.

"Tapi sekarang kondisinya juga sudah agak tak terawat. Ada yang retak. Parahal, Warga Purbalingga sudah terikat secara emosional dengan patung ini," sambungnya.

Di tempat serupa, Azmir juga dipercaya pemerintah setempat dalam membuat patung knalpot sekira tahun 2000-an.

Klaim Ikhlas Berjuang Bersama Istri Pertama Abah Cijeunjing, Terkuak Alasan Teh Rita Terima Pinangan

Catat, Lokasi Pelayanan SIM Keliling dan Samsat Keliling di Jakarta Hari Ini, Sabtu (15/2/2020)

Patung itu dibuat sebagai simbol pusat kerajinan pembuatan knalpot di Desa Sayangan, atau yang dikenal dengan desa knalpot.

"Bupatinya Triyono Budi Sasongko meminta saya membuatkan patung ini sebagai kenangan," ungkapnya.

Kini, patung ini masih berdiri tegap di Purbalingga, yang juga menyimbolkan semangat kerja keras anak-anak muda di sana.

Bagi Azmir, patung bukan sekadar nilai seni, akan tetapi juga mengandung nilai sejarah bagi bangsa.

"Sebab, seni patung yang saya dalami, sebagai catatan sejarah dari para pahlawan yang dapat direkam rupanya, bentuknya, wajahnya, sikapnya, geraknya, proporsi tubuhnya menjadi satu bentuk 3 dimensi yang diabadikan. Sehingga, orang melihat, wah ini pahlawan saya," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved