Viral Polantas Gendong Penumpang

Suara HT Arahkan Bripka Sigit Bantu Nyawa Orang dari Serangan Jantung di Halte TransJakarta

Waktu belum menunjukan Pukul 10.00 WIB dan lalu lintas di Jalan S. Parman, Jakarta Barat masih dipadati kendaraan.

Dok Satlantas Jakarta Barat
Potongan video saat Bripka Sigit menggendong pria yang diduga terkena serangan jantung. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Waktu belum menunjukan Pukul 10.00 WIB dan lalu lintas di Jalan S. Parman, Jakarta Barat masih dipadati kendaraan.

Sebagai anggota Satlantas Jakarta Barat, Bripka Sigit Prabowo ditugaskan untuk mengatur lalu lintas di Jalan S. Parman arah Slipi, salah satu titik kemacetan di saat pagi hari.

Di sela tugasnya mengatur lalu lintas, suara dari handy talkie (HT) berbunyi.

Isinya menginformasikan adanya laporan seorang pria yang dalam keadaan sesak nafas di dalam Halte TransJakarta Rumah Sakit Harapan Kita.

Mendengar suara HT yang menugaskan anggota terdekat untuk segera ke lokasi, Sigit yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari tempat itu langsung menuju lokasi.

Setibanya disana, ia melihat seorang pria paruh baya, dalam keadaan duduk terpojok di dalam halte, nafasnya terengap engap sambil memegangi bagian dadanya.

Orang-orang sudah mengerumuni pria itu, namun tak ada satu pun yang bertindak.

Melihat kondisi pria itu yang sepertinya terkena serangan jantung, Sigit langsung bereaksi.

Lokasi halte yang berada di depan Rumah Sakit Harapan Kita, pusat penyakit jantung di Jakarta membuatnya reflek untuk menggendong pria itu.

"Spontan saya langsung gendong ke UGD karena tidak mungkin ambil kursi roda dulu takut terlalu lama," kata Sigit menceritakan apa yang dilakukannya, Jumat (14/2/2020).

Gendong Sampai UGD

Bripka Sigit Prabowo, anggota Satlantas Jakarta Barat yang gendong pria terkena serangan jantung.
Bripka Sigit Prabowo, anggota Satlantas Jakarta Barat yang gendong pria terkena serangan jantung. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Bagi Sigit yang memang berpostur besar, menggendong seorang pria paruh baya yang beratnya sekitar 60 kilogram bukanlah hal sulit.

Terlebih, saat itu, pria yang diketahui bernama Muhammad Darwin (50) itu masih memegangi dadanya dan nafasnya sesak.

Kendati harus menyeberangi ruas Jalan S. Parman yang arah ke Slipi untuk masuk ke dalam Rumah Sakit Harapan Kita hingga ke ruang UGD seolah tak jadi kendala.

Padahal jaraknya cukup lumayan, sekitar 200 meter.

"Yang saya pikirkan saat itu bagaimana bapak ini bisa diselamatkan," kata Sigit yang menyebut saat itu korban memang sendirian menggunakan TransJakarta.

Aksi Heroiknya Viral

Aksi heroik Sigit yang merupakan Anggota Satlantas Jakarta Barat sewaktu menggendong Darwin viral di media sosial.

Banyak masyarakat yang memuji aksi polisi berpangkat Brigadir Kepala itu.

Dalam video yang viral, terlihat seorang anggota polisi yang memakai rompi dan helm Polantas, menggendong pria yang diduga terkena serangan jantung.

Melihat hal itu, Sigit mengatakan bahwa apa yang dilakukannya memang sudah tugasnya sebagai seorang polisi.

"Memang sudah tugas saya sebagai polisi untuk membantu masyarakat," kata Sigit.

Disiapkan Penghargaan

Bripka Sigit (kiri) Polantas yang menggendong pria terkena serangan jantung mendapat terimakasih dari pihak keluarga
Bripka Sigit (kiri) Polantas yang menggendong pria terkena serangan jantung mendapat terimakasih dari pihak keluarga (TribunJakarta/Elga Hikari Putra)

Aksi heroik yang dilakukan Sigit pun mendapat apresiasi dari komandannya, Kasat Lantas Jakarta Barat, Kompol Hari Admoko.

Hari berencana mengajukan penghargaan untuk anggotanya itu.

"Ini memang merupakan tugas dari polisi dalam melaksanakan tugasnya, tapi karena ini merupakan suatu hal yang heroik, nanti akan usul ke pimpinan untuk dapat penghargaan," kata Hari.

Setelah menemui keluarga korban di Rumah Sakit Harapan Kita, Hari dan Bripka Sigit menuju Mapolres Metro Jakarta Barat.

Menurut Hari, Bripka Sigit dipanggil Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie Latuheru terkait aksi heroiknya itu.

Selain jajaran kepolisian, keluarga korban juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bripka Sigit.

Kakak Darwin, Rusnani (55) yang menemani sang adik di Rumah Sakit Harapan Kita tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Sigit.

"Saya terima kasih sudah nolong adik saya sampai kesini," kata Rusnani meneteskan air mata.

Menanggapi ucapan itu, Sigit menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya memang sudah bagian dari tugasnya.

"Iya ibu, itu memang sudah tugas kami untuk saling membantu. Semoga bapak bisa segera sehat kembali," kata Sigit.

Riwayat Jantung

Rusnani mengatakan bahwa adiknya memang mengalami riwayat sakit jantung.

Keberadaan Darwin di Halte TransJakarta memang hendak menuju Rumah Sakit Harapan Kita untuk berobat rutin.

Namun, Darwin enggan diantarkan dan memilih berobat seorang diri dari rumahnya di kawasan Karawaci, Tangerang menuju Rumah Sakit Harapan Kita menggunakan transportasi umum.

Dan saat berada di Halte TransJakarta, serangan jantung kembali menyerang Darwin hingga dievakuasi oleh Bripka Sigit dengan cara digendong.

"Adik saya memang sudah tiga bulan terakhir kena sakit jantung dan sudah enam kali masuk rumah sakit. Tadi pagi dia memang mau berobat kesini," kata Rusnani.

Ingat Anak, Hadi Lawan Bandit Bercelurit Pakai Tangan Kosong, Kena Bacokan di Bahu dan Hidung

Hari Ini Pulang, Warga Jakarta yang Jalani Observasi Virus Corona di Natuna Diawasi Pemprov DKI

Rusnani menceritakan, kondisi kesehatan sang adik yang kerap terkena serangan jantung saat berada di tempat umum memang bukanlah yang pertama kali.

"Waktu itu pas lagi di Busway daerah UKI juga sempat kambuh dan polisi juga yang nolong sampai dibawa ke RS UKI. Di depan Rumah Sakit Tarakan juga pernah," kata Rusnani.

Kendati kondisi Darwin kerap kambuh, Rusnani dan pihak keluarga mengaku tak mengetahui detail terkait penyakit jantung yang dialami Darwin.

"Kami belum tahu persis sakit jantung apa, tapi menurut dokter suruh kontrol-kontrol saja. Maklumlah kita kalangan menengah ke bawah," kata Rusnani.

Namun, saat ini Rusnani sudah sedikit lega lantaran kondisi Darwin sudah mulai stabil.

"Alhamdulilah sekarang sudah ditangani dan sudah bisa diajak ngobrol," ucapnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved