Timnas

Shin Tae-yong Marah-marah pada Pemain Timnas Indonesia: Anak SD Lebih Bagus, Seperti Kakek-kakek

Shin Tae-yong sangat kaget para pemain Timnas tersebut sering salah mengoper bola. "Kalian mengoper saja tidak bisa," kata Shin Tae-yong.

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Suharno
Tribunnews/Jeprima
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong saat memimpin latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM- Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sangat tidak puas terkait kualitas pemain-pemain Indonesia.

Shin Tae-yong menyindir kualitas pemain Timnas Indonesia tidak lebih baik dari anak Sekolah Dasar (SD).

Shin Tae-yong sangat kaget para pemain Timnas tersebut sering salah mengoper bola. "Kalian mengoper saja tidak bisa," kata Shin Tae-yong.

Tidak lebih baik dari anak SD

Shin Tae-yong mulai menunjukkan ketegasannya saat melatih para pemain Timnas Indonesia.

Jika tidak puas pada performa pemainnya saat latihan, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong tak segan melontarkan kalimat pedas.

Satu di antara kalimat pedas bernada sindirin saat Shin Tae-yong mengatakan pemain Timnas Indonesia tak lebih baik dari anak sekolah dasar (SD).

Ketegasan Shin Tae-yong itu terlihat saat para pemain Timnas Indonesia pada hari keempat pemusatan latihan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Pada sesi latihan tersebut, Shin Tae-yong mulai menunjukkan karakternya sebagai pelatih yang disiplin dan sangat detail.

Shin Tae-yong bahkan sempat mengatakan pemain Timnas Indonesia tak lebih baik dari anak SD.

Pasalnya, pada latihan saat itu, kualitas passing para pemain tim nasional terlihat masih jauh dari sempurna.

Hal itu terlihat pada sentuhan satu-dua para pemain Timnas Indonesia.

Bola sering kali tidak meluncur tepat ke kaki para pemain, bahkan terkadang mengarah liar tidak tentu arah.

Kontrol bola mereka pun tidak jarang kurang "lengket" sehingga ada beberapa pemain yang mencoba menahan bola karena takut kontrolnya kurang baik.

Hal itu membuat aliran bola justru melambat. Padahal, Shin Tae-yong meminta agar bola segera dioper.

Alhasil, Shin Tae-yong pun menghentikan latihan sejenak sekaligus memberi koreksi para pemain Timnas Indonesia melalui penerjemahnya, Jeong Seok-seo.

"Kalian ini mengoper (bola) saja tidak bisa. Anak sekolah dasar saja bisa passing seperti ini," kata Shin Tae-yong.

"Kalian ini, kan, pemain timnas. Apa tidak malu dengan predikat ini?" ujar mantan pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.

Sindir kiper seperti kakek-kakek

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyebut performa kiper seperti kakek-kakek.

Pernyataan itu meluncur karena kiper Timnas Indonesia kurang mematuhi instruksi.

Shin Tae-yong sedang menggembleng pasukannya dalam pemusatan latihan (TC), yang sudah dimulai 14 Februari 2020.

TC ini rencananya digelar hingga 23 Februari 2020. TC tersebut sudah direncanakan sejak lama oleh Shin Tae-yong bersama dengan PSSI.

Ini dilakukan untuk persiapan Timnas Indonesia menghadapi sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Di bawahan asuhan Shin, latihan skuad Garuda memiliki intensitas yang tinggi dengan durasi yang cukup lama.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut tak segan memarahi para pemain timnas jika mereka salah melakukan gerakan.

Salah satunya saat latihan kiper yang memang porsinya lebih banyak 30 menit dibandingkan pemain lain.

Pelatih kiper, Kim Hae-won, selalu mengingatkan pemain untuk tetap tersenyum walaupun mereka kelelahan.

"Ayo, ke mana senyumnya? Serius sekali wajah kalian. Cobalah tetap senyum,” kata Kim.

Para kiper Timnas Indonesia terkadang terlihat kewalahan dengan intensitas latihan yang tinggi.

Mereka diminta melompati halang-rintang kecil dan dilanjutkan menangkap bola datar, tinggi, ke kiri, ke kanan, ke depan, atau ke belakang.

Durasi latihan tersebut sekitar dua hingga tiga menit tetapi dengan intensitas yang tinggi.

Shin, yang memperhatikan kiper Timnas Indonesia berlatih, ikut memberikan semangat supaya para pemain lebih kuat menjalani latihan.

”Hey, gerakan kamu seperti kakek-kakek umur 60 tahun. Kamu kan masih muda. Ayo, lebih kuat,” ujar Shin.

Para penjaga gawang Timnas Indonesia diminta untuk tetap menjaga dasar-dasar teknik seperti kuda-kuda yang harus selalu seimbang, kuat dan kokoh.

”Ingat ya, selelah apa pun kalian, dasar-dasar teknik penjaga gawang tidak boleh dilupakan. Kuda-kuda kaki kalian harus selalu kokoh. Tangkapan harus selalu aman. Ini kunci utama penjaga gawang,” ujar Kim.

Latihan ala militer

Pada pemusatan latihan timnas selama 14-22 Februari ini, Shin memang fokus pada pembentukan fisik dan stamina pemain.

Agenda latihan tersebut adalah bagian dari persiapan timnas menghadapi Thailand pada 26 Maret di Bangkok, Thailand, dan kontra Uni Emirat Arab, 31 Maret, di Cikarang dalam lanjutan laga kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.

Namun, latihan fisik yang diberikan kali ini tampak berbeda dibandingkan program pelatih-pelatih timnas sebelumnya, terutama di era Simon McMenemy yang cenderung lebih santai dan lebih banyak melakukan permainan kecil.

Latihan fisik timnas kali ini terkesan seperti latihan ala militer.

Intensitas latihan begitu tinggi dan durasinya cukup lama. Para pemain pun diminta serius.

Shin bersama semua anggota staf pelatih sangat serius memperhatikan gerakan pemain.

Mereka tidak segan memarahi pemain jika tidak melakukan gerakan dengan benar.

Latihan kiper, misalnya, berlangsung setengah jam lebih lama daripada para pemain di posisi lain.

Latihan kiper yang diikuti Andritany Ardhiyasa, Nadeo Arga Winata, Muhammad Riyandi, dan Muhammad Adi Satrio itu pun kaya variasi.

Sebagai contoh, pada latihan kemarin, para kiper harus melakukan gerakan melompati halang-rintang kecil yang dilanjutkan dengan menangkap bola datar, tinggi, ke kiri, ke kanan, ke depan, ataupun ke belakang.

Durasi setiap satu program latihan kiper itu berlangsung dua hingga tiga menit.

Akan tetapi, karena intensitasnya begitu tinggi, para kiper tampak sangat kewalahan.

Ada kiper yang tidak bisa bangun dengan tegar seusai berjibaku melakukan gerakan-gerakan itu. Raut muka ceria seketika hilang dari wajah para kiper setiap kali selesai menjalani sesi latihan.

Melelahkan

Nadeo mengatakan, pada awalnya program latihan dari Shin memang tampak melelahkan. Namun, dirinya tidak mau menyerah. Belakangan, penjaga gawang klub Bali United itu justru tertantang untuk bisa melahap semua latihan yang ada.

”Ya, awalnya sulit. Tetapi, setelah coba dinikmati, lama-lama terbiasa walau tetap capek,” ujar kiper berusia 23 tahun yang baru kali ini berlatih dengan Shin.

Witan Sulaeman Resmi Dikenalkan Pemain FK Radnik Surdulica: Ini Alasan Tidak Jadi ke Polandia

Tes CPNS 2019 Kota Tangerang Terbuka Bagi Penyandang Disabilitas, Berikut Skemanya

Kronologi Penemuan Jasad Bayi Versi Saksi Mata: Saya Kira Boneka

Koko Ari Arya, bek muda Persebaya Surabaya yang baru bergabung dengan tim pada Sabtu lalu, menuturkan, latihan ala Shin sejatinya tidak jauh berbeda dari pelatih-pelatih lokal.

Namun, Shin meminta para pemain agar lebih serius, selalu melakukan setiap gerakan dengan benar, dan tidak main-main. Shin juga meminta pemain tidak pernah mengabaikan teknik dasar.

”Saya rasa, ini sangat baik untuk para pemain mengembangkan kualitasnya. Saya senang sekali mendapatkan pengalaman seperti ini,” kata pemain berusia 20 tahun yang baru kali ini dipanggil masuk timnas dari segala kelompok usia itu. (TribunJabar/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved