Kisah Penjual Peti Mati di Tangerang, Suara Ketukan Jadi Sebuah Tanda: Besok Biasanya Ada yang Beli
Indra mengaku sering mendengar ketukan aneh yang tiba-tiba terdengar dari peti jenazah yang terpajang di tokonya.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Bisnis menjual peti mati menjadi penghidupan bagi Indra, generasi ketiga penerus perusahaan Sinar Terang di Kota Tangerang.
Selain menjadi komoditas bisnis, ternyata ada cerita unik nan menyeramkan yang dialami pedagang peti jenazah di Jalan Bouraq No 55 Pintu Air, Kota Tangerang.
Dilansir dari Kompas.com, Indra mengaku sering mendengar ketukan aneh yang tiba-tiba terdengar dari peti jenazah yang terpajang di tokonya.
"Tiba-tiba ada suara aja, suara ketukan gitu," kata Indra saat ditemui di toko peti jenazah miliknya, Kamis (20/2/2020).
Indra yang merupakan generasi ketiga dari penjual peti jenazah PT Peti Sinar Terang itu pernah mendengar cerita dari orang tuanya bahwa suara ketukan tersebut sebagai sebuah tanda.
Tanda bahwa peti dengan bunyi ketukan sudah dipilih oleh arwah yang sebentar lagi akan meninggal.
"Besoknya, yang bunyi itu biasanya ada yang beli," kata dia.
Meski rumor tersebut sudah menyebar ke mana-mana, termasuk ke kalangan wartawan di Kota Tangerang, Indra sendiri masih kurang percaya dengan tanda tersebut.
"Saya sih biasa saja, mungkin hewan tikus atau kucing kita enggak tahu," tutur Indra.
Sebagai penjual produk berbau kematian, memang sudah menjadi risiko akan dikaitkan dengan hal-hal mistis lainnya.
Termasuk peti yang berbunyi sendiri atau bergerak sendiri.
"Biasa, saya anggap santai saja, namanya juga mengantar orang ke alam yang lain," tutur Indra.
Mengais rejeki dari peti mati

Dilansir dari Kompas.com, Indra duduk di samping peti jenazah berbentuk menyerupai bunga cengkeh berukuran raksasa.
Peti tersebut bisa dikatakan cukup mahal untuk sebuah peti jenazah. Dibuat dari kayu jati yangdengan diameter kira-kira 1 meter untuk dijadikan peti jenazah berbentuk kembang cengkeh.
Kini Indra menjadi generasi ketiga yang meneruskan bisnis peti jenazah dari perusahaan Sinar Terang di KotaTangerang.
Indra bercerita bahwa kakeknya menekuni usaha peti jenazah di tempat yang sama, di Jalan Bouraq No 55, Pintu Air, Kota Tangerang, sejak 1960-an.
Saat ini, Indra adalah generasi yang mencoba berbijabaku dengan bisnis yang diturunkan kakeknya itu.
Beragam peti jenazah dijualnya, mulai dari jenis peti siupan atau peti jenazah kembang cengkeh, begitu juga dengan peti biasa.
"Jadi dua jenis peti ini kami kembangkan," kata dia, saat berbincang dengan Kompas.com di tokonya, Kamis (20/2/2020).
Berawal dari toko sederhana, lapak dagangan beserta gudang tempat penyimpanan peti-peti jenazah miliknya kini memiliki luas hingga 500 meter persegi.
Sebagai generasi ketiga Sinar Terang, ternyata Indra tidak melulu mengambil untung dari bisnis kematian peti jenazah tersebut.
Indra mengatakan, meski bisnis tersebut tergolong menggiurkan karena satu peti jenis suipan bisa laku terjual Rp 250 juta, bisnis berkaitan dengan kedukaan seseorang tidak bisa dianggap main-main.
Rumah duka tak lagi menyeramkan

Setelah mengembangkan pemakaman umum mewah San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat, Lippo Group kembali menawarkan properti berbeda.
Masih di seputar bisnis kematian manusia, perusahaan ini menawarkan San Diego Suites, yaitu fasilitas rumah duka.
Pertama kali dibuka di Siloam Hospitals MRCCC Jalan Garnisun Dalam, Semanggi, Jakarta, San Diego Suites merupakan fasilitas perawatan jenazah yang berbeda dari rumah duka lainnya.
"Kami ingin membuat rumah duka jauh dari kesan menyeramkan. Semuanya bersih, rapi, dan terawat," ujar Direktur San Diego Hills Suziany Japardy kepada Kompas.com, di San Diego Suites, Jakarta (21//2016).
Dilansir dari Kompas.com, dia memaparkan, keluarga yang ditinggalkan seringkali merasa bingung saat sanak saudaranya meninggal.
Banyak di antara mereka justru tidak tahu apa yang harus dipersiapkan atau dilakukan setelahnya.
Oleh sebab itu, masih di bawah manajemen San Diego Hills, Lippo menyediakan fasilitas pasca kematian seseorang di San Diego Suites.
Di dalam San Diego Suites terdapat 6 ruangan yang digunakan untuk penghiburan bagi keluarga yang berduka agar kesedihan bisa sedikit berkurang.
Ruangan di San Diego Suites tersedia dalam berbagai ukuran, sesuai kebutuhan keluarga, mulai dari 150 meter persegi dengan tarif Rp 64 juta sampai 650 meter persegi.
"Kami tidak ingin keluarga harus menanggung kesedihan yang mendalam ketika ditinggalkan keluarga dan memiliki sedikit waktu untuk mengurusnya," kata Suziany.
Keenam ruangan tersebut bisa digunakan bagi para keluarga untuk berkumpul dan melihat jenazah secara bersama-sama selama 3 hari 2 malam.
Fasilitas yang didapatkan antara lain, dekorasi dan pelayanan jenazah, seperti memandikan jenaza, embalming, dan mobil jenazah.
Selain itu, San Diego Suites juga menyediakan fasilitaijder untuk mengawal jenazah sampai ke kuburan dan lahan di San Diego Hills Memorial, Park.
Selain 6 ruangan tersebut, ada pula respect room yang bisa digunakan jika keluarga ingin langsung memakamkan jenazah atau menunggu transportasi, misalnya pesawat untuk mengantarkan jenazah ke kota yang dituju.
Ruangan ini gratis digunakan selama 5 jam.
Bila penggunaannya lebih dari itu, keluarga akan dikenakan biaya tambahan.
Sebelum menjadi San Diego Suites, lantai 15 di Siloam Hospitals merupakan kamar jenazah tanpa adanya fasilitas rumah duka yang terintegrasi dengan San Diego Hills.
San Diego Suites baru beroperasi tahun 2016 dan telah melayani perawatan jenazah sebelum pemakaman. "
Jika keluarga ingin memakamkan di tempat lain selain San Diego Hills, tidak apa-apa. Hanya saja, keluarga akan mendapatkan diskon tambahan, jika memakamkan keluarganya di sana setelah menggunakan fasilitas di San Diego Suites," jelas Suziany. (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO/Arimbi Ramadhiani)