Perumahan Terpapar Radiasi Nuklir

Tinjau Rumah di Blok A Batan Indah, Komentar Kapolres Tangsel Soal Temuan Benda yang Diamankan

Beberapa benda terlihat diamankan menggunakan drum kuning dan diangkut menggunakan mobil limbah radioaktif Batan.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Iman Setiawan bersama Dandim 0506 Tangerang, Kolonel Inf. Wisnu Kurniawan, meninjau rumah yang berada di Blok A Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (24/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel), AKBP Iman Setiawan bersama Dandim 0506 Tangerang, Kolonel Inf. Wisnu Kurniawan, meninjau rumah yang berada di Blok A Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (24/2/2020).

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, rumah bernomor 22 tersebut baru saja diperiksa oleh petugas Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Gegana.

Beberapa benda terlihat diamankan menggunakan drum kuning dan diangkut menggunakan mobil limbah radioaktif Batan.

Iman mengatakan, kegiatan yang dilakukan tim gabungan sampai membentangkan garis polisi itu bagian dari dekontaminasi.

"Jadi kita lakukan proses dekontaminasi dengan tim gabungan dari Bareskrim, Bapeten, Batan, KBR Gegana. Dan kemudian mengamankan areal di kompleks perum Batan Indah ini," ujar Iman sambil jalan meninggalkan Blok A.

Saat ditanya benda atau zat yang diamankan, Iman hanya mengatakan hal itu bagian dari penemuan awal zat radioaktif.

Diketahui, penemuan awal zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, tepatnya di lahan kosong samping lapangan voli itu berupa serpihan cesium-137.

"Bagian dari pada bagian penemuan-penemuan awal. Nanti kita sampaikan secara lengkap. Tunggu waktunya aja," ujarnya.

Ia berjanji akan mengumumkan hasil penemuannya itu pada waktu yang belum ditentukan.

"Nanti hasil penyelidikan akan kami sampaikan," ujarnya.

Diselokan diduga ada kandungan Cesium-137

Penyisiran paparan radioaktif di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), kembali dilakukan pada Senin (24/2/2020).

Di Blok M, Perumhan Batan Indah, aparat kepolisian menemukan benda yang diduga sumber paparan radioaktif di sebuah selokan.

Cucu, pemilik rumah di samping selokan tersebut, mengatakan, aparat hanya mengambil lumpur di drainase itu berukuran sekira sekepalan tangan.

Saat disisir, area di drainase itu menunjukkan paparan di atas batas normal.

"Tadi lumpur yang diambil, iya di sini di got. Ambil sedikit saja. Habis itu, diukur lagi (paparan radiasi) sudah aman," ujar Cucu di lokasi.

Cucu mengatakan, sumber radiasi yang diangkut itu berupa cesium-137.

"Katanya cesium, iya cesium-137," ujarnya.

Setelah lumpur di drainase itu diangkat, polisi tidak melingkarinya dengan garis kuning pembatas.

Seperti diketahui, zat cesium-137 itu sama dengan temuan awal yang didapati berada di lahan kosong di perumahan tersebut.

Petugas dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), serta kepolisian, belum memberikan keterangan soal pengangkutan lumpur di drainase yang diduga sumber paparan radiasi itu.

2 orang terkontaminasi Bapeten tak periksa warga lain

Sekretaris Utama Bapeten, Hendriyanto Hadi Tjahyono, di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/202).
Sekretaris Utama Bapeten, Hendriyanto Hadi Tjahyono, di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/202). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), sudah puas dengan hasil pemeriksaan whole-body counting (WBC) sembilan warga Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangereng Selatan (Tangsel), terkait temuan sumber kontaminasi radioaktif.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, dua orang di antaranya terdeteksi terkontaminasi sumber radioaktif berupa cesium-137 itu.

Meski begitu, dosis kontaminasi yang terdeteksi pada tubuh dua warga Batan Indah itu kecil, hanya 0,05 dan 0,12 milisievert.

Kadar kontaminasi itu masih di bawah nilai batas dosis (NBD), dan tidak berdampak secara medis.

"Syukur Alhamdulillah, lihatkan sekarang saya sudah bisa senyum-senyum, sudah bisa menebak hasilnya seperti apa. Memang dari sembilan orang tersebut m, dua yang terindikasi atau terukur kontaminasi cesium. Tapi tingkatnya sangat rendah," Sekretaris Utama Bapeten, Hendriyanto Hadi Tjahyono, kepada awak media di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/202).

Melihat hasil tersebut, Hendriyanto mengatakan, tidak akan memeriksa warga Batan Indah lainnya.

"Saya kira dengan nilai yang sembilan itu, saya kira enggak perlu lagi. Jadi sudah terwakili dengan nilai seperti itu," ujarnya.

Menurutnya, jikapun dilakukan WBC pada warga lainnya, hasilnya akan tetap sama.

"Kalau misalnya kami perbanyak pun. Ujung-ujungnya kurang lebih begitu juga," ujarnya.

Diduga makan buah dari sumber radiasi

Tanaman buah yang sudah tercemar radioaktif di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel), diduga menjadi penyebab dua warga ikut terkontaminasi.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, dua dari sembilan warga Batan Indah, terbukti terkontaminasi zat radioaktif setelah diperiksa whole-body counting (WBC).

Di dalam tubuh dua warga yang tidak diberitahu identitasnya itu, terdapat kontaminasi cesium-137, meskipun dosisnya kecil, di bawah nilai batas dosis (NBD).

Kontaminasi pada dua warga Batan Indah itu diyakini tidak berdampak biologis karena dosisnya di bawah NDB.

Sekretaris Utama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Hendrianto Hadi Tjahyono, menduga dua warga yang terkontaminasi itu akibat memakan buah dari pohon di sekitar area sumber radiasi.

Beberapa pohon sudah dinyatakan terkontaminasi karena menyerap zat radioaktif melalui akarnya.

"Saya kira kalau kontaminasi itu bukan terpapar. Kontaminasi mungkin saja dia pernah kan di situ ada tanaman, misalkan tanaman jeruk, mungkin saja dia pernah memetik jeruk itu meminum jeruk itu," ujar Hendrianto di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Jumat (21/2/2020)

Hendrianto mengatakan, sembilan orang yang diperiksa itu adalah warga yang tinggalnya berdekatan dengan area sumber radiasi.

"Orang-orang yang random terpilih, yang tinggal di rumah-rumah terdekat dengan lokasi," ujarnya.

Pengakuan warga

Kusno (64), adalah salah satu warga Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) yang diperiksa whole-body counting (WBC) di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PMKR), Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2020).
Kusno (64), adalah salah satu warga Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) yang diperiksa whole-body counting (WBC) di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PMKR), Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Kusno (64), adalah salah satu warga Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) yang diperiksa whole-body counting (WBC) terkait paparan radioaktif di perumahan itu.

Pemeriksaan itu dilakukan atas rekomendasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PMKR), Pasar Jumat, Jakarta Selatan.

Kusno mengatakan, meskipun hasil resminya belum keluar, namun ia mengetahui dirinya bebas paparan radioaktif di atas normal pada tubuhnya.

"Saya kebetulan normal enggak nongol apa-apa," ujar Kusno ditemui di rumahnya di Batan Indah, Kamis (20/2/2020).

Kusno sendiri sudah akrab dengan mesin pemeriksa WBC, karena sudah puluhan tahun kerja di Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan).

"Sering, karena saya bekerja di medan radiasi. Saya dicek internal di dalam tubuh saya. Kebetulan enggak ada yasudah senang," ujarnya sambil tersenyum.

Kusno tidak sendiri, melainkan ada delapan orang lainnya yang diperiksa WBC.

Beberapa orang lain yang ikut diperiksa, setahu Kusno, karena aktivitasnya dekat dengan area terpapar radioaktif.

Termasuk Kusno sendiri yang sering menyapu di area lapangan voli dan lahan kosong samping area terpapar limbah radioaktif berupa serpihan cesium-137 itu.

"Makanya kita diambil yang ke sana berapa, kemarin kan diambil sembilan orang, ada tukang donat, tukang kopi, tukang nasi padang," ujarnya.

Kusno sendiri tidak khawatir dengan paparan cesium-137 di wilayah rumahnya, ia paham dampaknya tidak besar karena kadarnya kecil.

Sambil bercanda, Kusno malah senang didatangi wartawan yang bak semut mengerubungi gula di perumahannya.

"Enggak ada (yang terpapar), kan enggak ada yang muntah-muntah, malah senang ada bapak-bapak datang ke sini," ujarnya tersenyum.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved