Bertaruh Nyawa Tolong Korban Susur Sungai, Mbah Diro Tolak Uang Segini dari Pemerintah: Berat Nerima
Mbah Sudiro (71) rela bertaruh nyawa demi menolong puluhan siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban dalam kegiatan susur Sungai Sempor, Yogyakarta.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Siti Nawiroh
TRIBUNJAKARTA.COM - Mbah Sudiro (71) rela bertaruh nyawa demi menolong puluhan siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban dalam kegiatan susur Sungai Sempor, Yogyakarta, pada Jumat (21/2/2020).
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Mbah Sudiro sedang menyapu makam di sekitar Sungai Sempor.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan anak-anak meminta tolong.
TONTON JUGA
Di Sungai Sempor, Mbah Dirgo melihat Sudarwanto alias Kodir dan beberapa warga menyelamatkan anak-anak yang hanyut.
Ia juga menyaksikan anak-anak pramuka berteriak meminta tolong sambil berpegangan pata batu dan pinggiran sungai.
Ia lalu langsung turun ke sungai dan menyalamatkan nyawa puluhan korban.
Mbah Diro dan Kodir kemudian mendapatkan penghargaan dari Kementerian Sosial atas perbuatan mulianya itu.
Penghargaan diberikan saat Sosialisasi Program Restorasi Sosial Kemensos RI serta peresmian Sekretariat Relawan Sembada oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo pada Selasa (25/2/2020).
"Setelah mendengar informasi dari para media juga, Menteri Sosial memerintahkan kepada kami untuk memberikan apresiasi penghargaan kepada Pak Sudarwanto dan Pak Sudiro," ujar Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Rachmat Koesnadi dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, pada Rabu (26/2/2020).
• Sebut PSI Tiap Hari Bully Anies, Aktivis Sosial Sentil Guntur Romli: Mereka Sebenarnya Ingin Apa?
TONTON JUGA
Rachmat menggatakan apa yang dilakukan Mbah Diro dan Kodir adalah contoh bagi siapapun untuk cepat tanggap menolong korban.
Selain itu Rachmat juga mengatakan pemerintah mengapresiasi kerja kemanusiaan yang dilakukan masyarakat.
"Kami sangat mengapresiasi kerja kemanusiaan teman- teman semua, khususnya Pak Sudarwanto dan pak Sudiro. Kalau tidak ada mereka, mungkin korban bisa lebih," tegasnya.
Mbah Diro dan Kodir mendapatkan uang penghargaan sebesar Rp 10 juta dan sertifikat sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah.
• Anggap Anies Buat DPRD DKI Lebih Bermartabat Tak Seperti Ahok, Geisz Chalifah: Prestasi Luar Biasa!
Menanggapi hal tersebut Mbah Diro mengaku berat menerima penghargaan karena menurutnya banyak warga lain yang ikut menolong para peserta susur sungai.
"Saya berat menerima ini. Ya karena bukan hanya saya tapi banyak yang menolong," katanya.
Mbah Diro mengatakan uang penghargaan diterimanya akan disumbangkan ke masjid dan dibagikan kepada warga yang ikut menolong para siswa yang hanyut di Sungai Sempor.

• Ditanya Soal Jakarta Dilanda Banjir Berkali-Kali Sejak Awal 2020, Anies Baswedan Beri Reaksi Tegas
"Uang ini akan saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," jelasnya.
Sementara itu, Kodir menegaskan apa yang dilakukanya di Sungai Sempor saat kejadian, semata-mata karena naluri manusia menolong sesama.
Pria yang mempunyai hobi memancing ini tidak mengharapkan apapun.
"Saya sebenarnya tidak sanggup menerima ini. Niat saya hanya menolong, karena kemanusiaan," tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun juga sempat mengunjungi rumah Kodir dan Mbah Diro untuk mengucapkan terimakasih dan memberikan tali asih pada Senin (24/2/2020).

• Lyodra Nyanyi Cinta Kan Membawamu Kembali, Ahmad Dhani Semringah: Lagu Ini Saya Buat untuk Maia
Susur Sungai Tewaskan 10 Siswi, Pembina Pramuka Bergetar Nangis: Semoga Keluarga Korban Memaafkan
Kegiatan susur sungai di Sungai Sempor menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi, pada Jumat (21/2/2020) silam.
Polda DIY bersama Satreskrim Polres Sleman telah resmi menetapkan tiga tersangka dalam tragedi susur sungai SMPN 1 Turi tersebut.
Mereka adalah Ketua gugus depan (gudep) R (57), guru dan pembina Pramuka IYA (36), serta pembina Pramuka DS (57).
TONTON JUGA
Dikutip TribunJakarta.com dari TribunJogja, ketiganya ditetapkan sebagai tersangka karena melakukan tindak pidana kesalahan (kealpaan) yang menyebabkan orang meninggal dunia dan mengakibatkan luka.
Terkait pasal dan ancaman hukuman, ketiganya terancam hukuman maksimal kurungan penjara selama lima tahun.
Ancaman hukuman tersebut mengacu pada pasal 359 KUH Pidana dan pasal 360 ayat (1) KUH Pidana karena kesalahan (kealpaan) yang menyebabkan orang meninggal dunia dan mengakibatkan luka.
Di hadapan awak media di Mapolres Sleman, IYA mengucapkan permintaan maafnya kepada keluarga korban meninggal dunia.
Mulanya IYA mengaku peristiwa maut itu terjadi karena kelalainnya, R, dan DS.
• Ditanya Soal Jakarta Dilanda Banjir 5 Kali Sejak Awal 2020, Anies Baswedan Justru Bahas Ramalan BMKG
TONTON JUGA
"Atas kelalaian kami terjadi seperti ini," ucap IYA, dikutip TribunJakarta.com dari TribunJogja.
Sambil terus memegang tasbih, IYA mengatakan ia sangat menyesal.
Mewakali kedua rekannya, IYA memohon maaf kepada keluarga korban yang terpaksa kehilangan sosok tercinta.
Suara pria berkepala botak itu terdengar bergetar, ia berusaha menahan tangis.
• Lihat Lyodra Nyanyi Lagu Dewa 19, Ahmad Dhani Akui Ini di Depan Maia Estianty hingga Penonton Heboh
"Kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban, terutama keluarga korban yang sudah meninggal," ucap IYA.
IYA mengaku akan menerima segala keputusan dari pihak kepolisian.
"Jadi memang ini sudah menjadi resiko kami," kata IYA.
"Sehingga apapun yang menjadi keputusan akan kami terima," imbuhnya.
• Didatangi Maia Estianty dan Rossa Jam 2 Pagi di Rumahnya, Penampilan BCL Ramai Diperbincangkan
Dengan air mata berlinang, IYA berharap keluarga korban dapat memaafkan kesalahannya.
"Kemudian semoga keluarga korban bisa memaafkan kesalahan kami terima kasih," ujar IYA.
SIMAK VIDEONYA:
• Dengar Anaknya Jadi Korban Susur Sungai: Ayah Zahra Naik Motor dari Surabaya ke Sleman