Klarifikasi Lengkap Pihak Sekolah Terkait 77 Siswa di NTT Korban Perundungan Kakak Kelas
Peristiwa 77 siswa di NTT yang dipaksa makan kotoran oleh 2 oknum kakak kelas sontak mencuri perhatian banyak pihak.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Peristiwa 77 siswa di NTT yang dipaksa makan kotoran oleh 2 oknum kakak kelas sontak mencuri perhatian banyak pihak.
Bagaimana tidak, hukuman makan kotoran terbilang miris dan sangat tidak manusiawi.
Kakak kelas yang seharusnya menjadi panutan, malah melakukan perundungan dan perbuatan tidak terpuji terhadap adik kelasnya di asrama.
Salah seorang siswa yang mengaku menjadi korban mengatakan, bahwa oknum kakak kelas tersebut juga kerap melakukan kekerasan fisik.
• Puluhan Siswa di NTT Dihukum Makan Kotoran oleh Kakak Kelas, Korban: Kami Cuma Bisa Nangis
Namun tak ada siswa yang berani melaporkan hal tersebut ke orangtua atau pihak sekolah, lantaran mereka takut disiksa oleh oknum kakak kelas tersebut.
Kabar tersebut diperparah lantaran pihak sekolah yakni Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) yang enggan memberikan tanggapan terkait persoalan tersebut.
Informasi terbaru beredar, kabarnya dua oknum kakak kelas yang menghukum 77 siswa kelas VII untuk makan kotoran itu telah dikenai sanksi terberat dari pihak sekolah.
Setelah sempat bungkam, akhirnya pihak sekolah memberikan klarifikasi berupa rilis untuk meluruskan permasalahan yang terjadi.
Berikut klarifikasi lengkap dari pihak Sekolah Seminari BSB:
PRESS RELEASE
Berdasarkan berbagai informasi yang berkembang tentang 77 Anak yang Dihukum Makan Kotoran
oleh Kakak Kelasnya - yang beredar di beberapa platform media online dengan berbagai variasi
judul, kami ingin menyampaikan beberapa hal berikut:
1. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 19 Februari 2020 - antara pukul 14.30 sampai 15.00.
Semuanya bermula ketika salah seorang siswa kelas VII yang membuang kotorannya
sendiri pada sebuah kantong plastik yang selanjutnya disembunyikan di sebuah lemari
kosong di kamar tidur unit bina SMP Kelas VII.
Sekitar pukul 14.00 (setelah makan siang) seperti biasa dua orang kakak kelas XII yang ditugaskan untuk menjaga kebersihan unit
kelas VII menemukan kotoran tersebut.