Tembok Ambruk Timpa Rumah Warga
Hal Seputar Ambruknya Tembok Rumah yang Menimpa Rumah di Bawahnya di Setu
Tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba bangunan yang terbuat dari material batu dan semen itu ambruk.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Ambruknya sebuah rumah yang menimpa rumah lainnya di kawasan RT 2 RW 3 Kampung Cirompang, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis (28/2/2020), menggegerkan warga sekitar.
Pasalnya rumah yang posisinya di atas itu, ambruk pada siang hari, sekira pukul 10.30 WIB.
Tidak ada angin ataupun hujan, tiba-tiba bangunan yang terbuat dari material batu dan semen itu ambruk.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah fakta dari peristiwa itu.
Suara Retakan Selamatkan Penghuni

Ma'mun, menjadi sosok kunci dalam peristiwa itu.
Ia yang pertama kali menyadari rumah akan ambruk dari suara retakan tembok yang didengarnya.
"Saya lagi kerja kan tiba-tiba ada suara kaya suara kucing, gluduk! Gitu kan, saya lihat bukan kucing, rumahnya dindingnya condong ke sini. Langsung saya bangunin pemilik rumah," ujar Ma'mun di lokasi.
Ia mendengar tiga kali suara keras yang ia sadari kemudian dari arah rumah dengan retakan tembok semakin besar.
Setelah ia menggedor pintu rumah yang ada di bawah rumah retak itu, penghuninya, Imas Maisaroh dan anaknya keluar rumah.
Beberapa detik kemudian rumah retak tersebut benar-benar ambruk.
"Alhamdulillah enggak ada korban, karena ya itu saya bangunin ibu dan anaknya," ujarnya.
Diduga Akibat Pergeseran Tanah

Ma'mun, menduga ambruknya rumah karena pergeseran tanah.
"Mungkin ada pergeseran tanah, karena kan tanah merah lembek kalau kena hujan. Geser dah tuh," ujarnya.
Pergeseran tanah itu diduga akibat hujan deras yang mengguyur semalaman.
"Kan semalam hujan tuh, lama lagi hujannya sampai pagi," jelasnya.
Terlebih, bangunan rumah kontrakan tersebut tidak ada material besi, sehingga tidak cukup tahan pergeseran tanah.
"Soalnya saya lihat enggak ada kekuatan bangunannya, enggak ada besinya. Sudah sekitar 10 tahun usianya.
Imas Bersyukur Sempat Selamatkan Anaknya
Imas bersyukur masih bisa menyelamatkan anaknya dari tembok rumah yang ambruk menimpa rumahnya.
Imas mengatakan, ia memang mendengar suara keras seperti petasan, yang ternyata suara retakan tembok rumah di atasnya.
"Suaranya keras memang, seperti petasan hajatan, terus rumah diketok katanya rumah di atas mau ambruk," ujar Imas di depan reruntuhan rumah kontrakannya.
Imas langsung membangunkan anaknya untuk beranjak dari rumah karena takut tertimpa, terlebih Ma'mun dari luar sudah memperingatkan.
Namun, sang anak yang baru berusia empat tahun, seperti enggan beranjak.
"Tiga kali saya bawa ke luar, masuk lagi, masuk lagi," ujarnya.
Melihat tembok yang sudah miring, Imas menjinjing paksa anaknya keluar, dan beberapa detik kemudian, tembok yang sudah miring benar-benar ambruk.
"Saya jinjing anak saya, eh langsung ambruk pas banget, langsung itu, untung sudah saya bawa keluar anak saya," ujarnya.
Sang anak masih terlihat syok, ia terlihat jongkok memandangi rumahnya yang hancur.
"Dia kayaknya syok, itu diam saja," ujarnya.
Mengungsi dan Dapat Bantuan
Sebagian rumah kontrakan Imas, tepatnya pada bagian depan sampai tengah, hancur sama sekali.
Puing bata dan semen tembok berserakan di seisi rumah.
Televisi dan kulkas yang berada di ruang depan rumah, hancur tertimpa.
Imas hanya bisa menyelamatkan pakaian yang berada di lemari, karena posisinya berada di ruang belakang.
Imas dan keluarganya pun harus mengungsi sementara waktu.
"Mengungsi ke rumah kontrakan anak," ujar Imas.
Imas belum tahu sampai kapan akan mengungsi, "Ya sampai direnovasi kali, belum tahu deh."
Imas juga sudah menerima bantuan berupa kebutuhan dasar, seperti beras, mie instan dan tikar
"Sudah, sudah datang bantuan dari Dinsos," ujar Sopy, adik dari Imas, saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (28/2/2020).