Virus Corona di Indonesia
Cerita Firni Soal Kepanikan Efek Virus Corona di Depok, Pedagang Sampai Tak Berani Masuk Komplek
Firni, WNI yang baru saja kembali dari Natuna setelah diobservasi menuturkan kepanikan warga yang terjadi akibat virus corona di Depok.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
Melihat hal tersebut, Firni menuturkan, akibat adanya pemberitaan yang berlebihan membuat adanya asumsi jika satu komplek tersebut terkena virus corona.

Untuk itu, Firni meminta agar pihak terkait melakukan sosialisasi agar kepanikan berkurang.
"Secara pribadi karena pengalaman di Wuhan, saya tenangkan mereka dan kekhawatirannya tak berlebih," jelas Firni.
Sementara itu, suami Firni, Dody Setiawan menganggap kepanikan warga merupakan hal wajar terlebih mereka sudah melihat berita sebelumnya terkait virus corona di Wuhan.
• Nagita Slavina Kesal Lihat Sikap Rafathar ke Sang Ayah saat Pamitan, Raffi Ahmad: Kok Kayak Gitu?
"Yang perlu ditekankan lagi upaya pemerintah untuk menyakinkan lagi masyarakat khususnya di Depok untuk tenang, semuanya akan baik-baik saja tetapi tetap waspada," ujar Dody Setiawan.
Mendengar penjelasan kedua warga Depok tersebut, Karni Ilyas sebagai host mempertanyakan kebenaran isu yang beredar.
"Tetapi apa benar sampai ojek online tak berani bawa penumpang ke situ dan tukang sayur juga tak mau ke sana?" tanya Karni Ilyas.

"Kalau semuanya enggak tetapi ada beberapa yang takut masuk. Tetapi tadi pagi ada penyuluhan warga setempat untuk menenangkan."
"Kita juga ada posko kesehatan per hari ini di dalam perumahan. Tetapi ada kekhawatiran warga anaknya enggak sekolah dan kebetulan rumah kakak saya dengan pasien cukup dekat," tegas Firni.
Meski demikian, Firni menuturkan ia bersikap tenang saat di kediamannya itu.
• Buruan Serbu! Promo Maret 2020, Ada Breadtalk, KFC Hingga RotiO, Lihat Ketentuan dan Syaratnya
Mendengar hal tersebut, Karni Ilyas mencecar Firni dan suaminya terkait bedanya kepanikan warga di Depok dan di Wuhan, China.
"Ketika pertama kali ada corona di Wuhan, apa juga seperti di kita?" kata Karni Ilyas.
"Kepanikan terjadi ketika kami tinggal di Wuhan itu di 23 Januari 2020, saat kota tersebut benar-benar lockdown. Pemerintah mengumumkan transportasi ditiadakan dan akses ditutup. Saat itu benar-benar masyarakat rushing ke supermarket," cerita Dody Setiawan.
"Itu kan ditutup kalau kita baru dua WNI yang positif," ucap Karni Ilyas.
"Betul, bedanya disitu. Kepanikan terjadi ketika 25 meninggal dan lebih 800 jiwa terinfeksi," papar Dody Setiawan.
"Ya wajar tetapi kita 2 WNI yang dinyatakan positif, kepanikan sudah terjadi dan agak menganggetkan reaksi warga. Apakah kurang sosialisasi? Saya juga kurang tahu," jelas Karni Ilyas.