Antisipasi Virus Corona di DKI

240 Toko Sepakati Operasi Pasar Masker, Pasar Jaya: Yang Melanggar Disanksi

PD Pasar Jaya menggandeng Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Jakarta Timur untuk bersama-sama menekan harga masker saat ini.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar
istimewa/akun instagram @dkijakarta
Pemprov DKI Jakarta gelar Operasi Pasar Masker 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD Pasar Jaya melakukan operasi pasar (OP) demi menstabilkan harga masker di pasaran.

Dalam operasi ini, PD Pasar Jaya menggandeng Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Jakarta Timur untuk bersama-sama menekan harga masker.

Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Edi Haryanto mengatakan, sebanyak 240 toko di Pasar Pramuka mendukung operasi pasar ini.

"Ada 240 toko di sini (yang sepakat)," ucapnya saat ditemui di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (5/3/2020).

Meski belum bisa mentabilkan harga masker, namun alat pelindung udara yang dijual oleh Pasar Jaya lebih murah dibandingkan harga pasaran, yaitu Rp 125 ribu/boks.

Apabila ada pedagang yang melanggar kesepakatan ini, Edi menyebut, pihaknya bakal memberikan sanksi.

"Pedagang di Pasar Jaya dikenal baik patuh terhadap arahan paguyuban, nanti kalau ditemukan (pelanggaran), sanksi bakal berjalan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, sanksi terberat yang akan diberikan kepada para pedagang nakal ialah dikeliarkan dari paguyuban.

"Sanksi, law enforcement itu ada. Kalau sampai mau dikeluarkan bisa, tapi saya di sini bersama pedagang walaupun masih ada satu dua harapan saya beslk sadar dan mengikuti hak yang sama," kata Arief.

Ia pun berharap, semua pedagang di Pasar Pramuka bisa mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama.

"Kalau bicara sanksi selalu ada sanksi, tapi saya berharal semuanya timbul dengan kesadaran," tuturnya.

Turunkan harga masker

Setelah dikritik akibat menjual masker dengan harga selangit, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD Pasar Jaya akhirnya menurunkan harga alat pelindung tersebut.

Sebelumnya, Pasar Jaya membanderol satu boks masker seharga Rp 300 ribu atau dengan harga eceran Rp 6.500.

Kini, BUMD DKI Jakarta itu menjual satu boks masker dengan harga Rp 125 ribu atau dengan harga eceran Rp 2.500.

"Kami lakukan operasi pasar dengan harga Rp 2.500 per masker. Kurang lebih Rp 125 ribu per boks," ucap Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya Arief Nasrudin, Kamis (5/3/2020).

Meski telah menurunkan harga masker lebih dari setengah dari harga awal, nyatanya Pasar Jaya tetap menjual alat penyaring udara itu dengan harga tinggi.

Pasalnya, sebelum munculnya kekhawatiran masyarakat soal penyebaran virus corona, satu boks masker dibanderol dengan harga Rp 30 ribu sampai Rp 80 ribu.

Arief pun berkilah, dirinya tak bisa menurunkan harga masker terlalu jauh lantaran harga beli alat pelindung itu memang sudah tinggi.

"Di pasar itu memang harganya cukup tinggi, memang itu terbentuknya di pasar bukan di Pasar Jaya," ujarnya di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur.

"Tapi alhamdulilah kami hari ini sudah sepakat dengan pedagang dan kemudian kami lakukan operasi pasar," tambahnya menjelaskan.

Pasar Jaya sendiri membatasi pembelian masker ini satu boks untuk satu orang, khusus di Gerai JakMart Pasar Pramuka.

Sedangkan, untuk penjualan masker di seluruh gerai milik Pasar Jaya lainnya masyarakat hanya bisa membeli maksimal dua buah dengan harga satuan Rp 1.950.

"Untuk di luar Pasar Pramuka, ada JakGrosir dan gerai-gerai kelurahan dan kecamatan. Itu memang nanti per maskernya kita jual di angka Rp 1.950 per masker," kata Arief.

"Tetap dibatasi hanya dua masker," tambahnya.

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritik PD Pasar Jaya yang menjual masker dengan harga selangit.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, tindakan yang dilakukan Pasar Jaya ini sebagai bentuk eksplotasi terhadap masyarakat.

Pasalnya, Pasar Jaya menjual masker dengan harga selangit ditengah kebutuhan masyarakat akan alat penyaring udara itu meningkat.

Bahkan, ia pun menyebut, kelakukan anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini sama seperti tengkulak yang hanya mencari keuntungan semata.

"Iya itu namanya enggak ada bedannya (dengan tengkulak), malah ini mengekspoitasi warga, mengeksploitasi konsumen," ucapnya, Rabu (5/3/2020).

Tak sampai di situ, Tulus juga menyebut, perbuatan Pasar Jaya ini sebagai tindakan tak bermoral lantaran bukannya menstabilkan harga masker, BUMD DKI Jakarta ini malah ikut-ikutan menaikan harga alat pelindung tersebut.

"Kalau pengusaha swasta menjual itu kita katakan sebagai tindakan tidak bermoral, maka ini lebih tidak bermoral lagi yang dilalukan oleh Pasar Jaya," ujarnya saat dikonfirmasi.

"Ini kan hal yang tidak bermoral, PD Pasar Jaya selaku pasar yang notabene milik pemerintah," tambahnya.

Soroti Kepanikan Masyarakat Akibat Virus Corona, Happy Salma: Kita Juga Harus Pakai Akal Sehat

Arema FC Vs Persib Bandung: Reuni Victor Igbonefo, Pilar Asing Singo Edan Hingga Singgung Corona

Ini Langkah Pemkot Depok Tanggulangi Virus Corona

Pemprov DKI Gelar Operasi Pasar Masker di Pasar Pramuka dan Jakgrosir

Pemprov DKI Jakarta melalui Perumda Pasar Jaya menggelar operasi pasar masker di Pasar Pramuka, Jakarta TImur.

Pemprov DKI Jakarta menyiapkan 1 juta masker dalam operasi pasar masker.

Dikutip dari akun instagram DKI Jakarta, hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti arahan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar Pasar Jaya berperan aktif mendistribusikan masker dengan harga wajar.⁣

Ada satu juta masker yang disiapkan oleh Pasar Jaya untuk dijual bekerjasama dengan Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka.

"Kamu juga bisa mendapatkan maskernya di seluruh toko gerai retail yang tersebar di pasar, kantor walikota, kecamatan, kelurahan dan lainnya," tulis akun instagram Pemprov DKI Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Hal itu untuk menghindari spekulan yang ingin mencari keuntungan maka akan dibatasi 1 box saja per orang, dengan memperlihatkan KTP saat membeli.

Sehingga data penjualan dapat langsung diketahui dan bisa dikontrol transaksinya.

Langkah ini diharapkan bisa menjadi solusi untuk meredam lonjakan harga masker. ⁣

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved