Ini Keterangan Ketua RW Soal Pelecehan Seksual di Gang Kawasan Ciputat
Musa justru mendapat laporan lain, dari warganya, yang juga mendapat perlakuan pelecehan seksual oleh seorang pria yang mengendarai sepeda motor
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT TIMUR - Kasus pelecehan seksual di bilangan Gang Haji Nipan, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel) menggegerkan warga sekitar.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, kabar hal pelecehan seksual berupa begal payudara itu menyebar dari pesan sebaran yang mengatasnamakan mahasiswi UIN Jakarta.
Dalam pesan sebaran tersebut, si mahasiswi memaparkan kronologi saat dirinya menjadi korban pelecehan seksual di kawasan yang dekat dengan kampus UIN Jakarta, pada pukul 20.30 WIB, Rabu (4/3/2020).
Bermula dari dirinya yang tengah berjalan kaki di Gang Haji Nipan, dari arah Rumah Sakit Hermina, ke arah Rumah Sakit UIN, ia berpapasan dengan seorang pengemudi ojek online.
Pengemudi ojek online yang dicirikan berhidung mancung, mengenakan jas hujan plastik hijau dan helm hijau itu, memelankan laju dan mengarahkan kemudi ke arah si mahasiswi.
Tiba-tiba, pengemudi ojek online itu meremas dada si mahasiswi begitu saja.
Sampai akhirnya si mahasiswi sempat teriak, dan kabur ke Rumah Sakit UIN, dan dijemput temannya untuk diantar ke indekos.
Setelah dikonfirmasi, Ketua RW 8, keluarahan Pisangan, Musa, mengatakan, tidak ada laporan yang menyampaikan ke dirinya tentang kasus begal payudara tersebut.
Musa justru mendapat laporan lain, dari warganya, yang juga mendapat perlakuan pelecehan seksual oleh seorang pria yang mengendarai sepeda motor.
"Ada, tapi hanya disentuh bokongnya itu yang benar. Kalau payudaranya enggak ada laporan ke saya," ujar Musa di rumahnya, Senin (9/3/2020).
• Laga Lawan Bhayangkara FC Belum Ada Kepastian, Persija Siap Hadapi Derby Jakarta Dimana Saja
• Uji Coba Pelapisan Jalan Rusak di Tangerang Pakai Ban Bekas Gagal Total, Ini Alasannya
Musa memastikan tidak ada dua laporan, melainkan baru satu laporan yang sampai ke dirinya.
"Yang sudah laporan hanya satu, dia sudah kerja, bukan mahasiswi," ujarnya.
Jika kejadian pada pesan sebaran benar terjadi, maka ada dua kasus pelecehan seksual di gang yang biasa dilalui mahasiswa UIN Jakarta itu.
"Kalau misalnya yang mahasiswi benar kejadiannya, berarti ada dua, tapi enggak laporan," ujarnya.
Musa sendiri sudah bergerak bersama mahasiswa mahasiswi yang tinggal di sekitar untuk memasang lampu penerangan dan bekerja bakti membersihakan gang.
"Saya sudah pasang lampu, aaya kerahkan mahasiswa dari IMM itu," ujarnya.