Dianiaya Wali Murid dengan Bawa Pistol Karena Tak Terima HP Anak Dikumpulkan, Begini Reaksi Kepsek
Aksi wali murid menganiaya kepala SMAN 10 di Tanjung Jabung Barat, Jambi pada Rabu (6/3/2020) berbuntut panjang.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
2. Datangi Kepsek dengan Bawa Pistol & Suara Letusan Keras
Sore hari setelah ujian selesai, wali murid dari siswa yang bersangkutan ternyata mendatangi kepala sekolah.
Saat itu kepala sekolah dan beberapa guru masih berada di sekolah.
Tiba-tiba terdengar suara leturan keras yang membuat warga sekolah berhamburan keluar.
• Mertua BCL Kenang Tumbuh Kembang Noah Sinclair dari Bayi, Adik Ashraf Sinclair Bereaksi Ini
Di halaman sekolah, mereka melihat kepala sekolah dibentak dan dipukul seorang laki-laki yang diduga orang tua murid.
"Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut. Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip di pinggangnya,” jelas Lukman.
Intimidasi tak berhenti.
Pria yang diduga wali murid tersebut mengambil kayu stok pramuka yang ada di dekatnya. Tapi dia urung memukulkan kayu ke tersebut ke arah kepala sekolah.
3. Mediasi Buntu
Akibat penganiayaan tersebut, Kepala SMAN 10 Tanjung Jabung Barat melapor ke Kepala Desa Bukit Harapan.
Kepala SMAN 10, Lasemen, merasa terancam atas tindakan wali murid.

“Karena merasa terancam, kepsek melakukan koordinasi dengan kepala desa setempat. Kades menginisiasi perdamaian dengan menghadirkan tokoh masyarakat setempat pada malam harinya. Saat pertemuan akan diadakan, orang tua siswa tersebut hadir dengan menggenggam pistol di tangannya,” jelasnya.
• Anaknya Jadi Korban Pembunuhan Gadis ABG, Sang Ayah Ungkap Keseharian Sang Buah Hati: Saya Ikhlas
Mediasi itu pun buntu.
Pada Kamis (5/3) kepsek melapor ke korwil dan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi serta melakukan pertemuan dengan Kabid GTK Dinas Pendidikan Provinsi pada Jumat.
“Inti dari pertemuan tersebut adalah kasus ini akan dilanjutkan ke pihak berwajib, dan harus dikawal sampai tuntas agar kejadian yang sama tidak terulang di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Terkait upaya mediasi, Yusuf Kepala Desa Bukit Harapan, menyampaikan tidak ada titik terang.