Virus Corona di Indonesia
Dirut Angkasa Pura II Beberkan Data Penurunan Penerbangan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta
Hal di atas merupakan buntut adanya teror virus corona (Covid-19) dari China yang masuk ke Indonesia.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin blak-blakan mengakui penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta menurun.
Hal di atas merupakan buntut adanya teror virus corona (Covid-19) dari China yang masuk ke Indonesia.
"Kalau dikatakan turun, ya memang iya turun," tegas Awaluddin saat ditemui di ruangannya Gedung 600, Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (11/3/2020).

Dari data yang disebutkan Awaluddin, pada bulan Februari 2020 terdapat 735 pesawat melakukan pembatalan penerbangan internasional.
Sementara, untuk bulan Maret 2020, ada sekitar 1.100 pembatalan penerbangan pesawat rute Internasional.
"Untuk Maret itu per tanggal 9 Maret 2020, masih prognosa. Karena bulan Maret belum selesai," sambung Awaluddin.
Kendati demikian, Awaluddin meyakinkan pengurangan penerbangan rute internasional tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
Lantaran, 75 persen penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta adalah rute domestik sementara, 25 persen sisanya rute internasional.
"Bandara yang dikelola Angkasa Pura II itu didominasi penerbangan domestik. Untuk Bandara Soetta 75 persen, Kualanamu sampai 89 persen domestik, selebihnya 17 bandara lain memang domestik," kata Awaluddin.
Ia mencontohkan, di Bandara Soekarno-Hatta ada 1.200 pergerakan pesawat take off dan landing perharinya.
Lalu apa bila dikalikan rata-rata perbulan itu ada 30 hari, menjadi sekira 36 ribu pergerakan pesawat setiap bulan.
"Kalau kita bagi 75 persennya adalah domestik berarti sekitar 27 ribuan pergerakan, lalu sisanya sekitar sembilan ribu untuk penerbangan internasional," tutur Awaluddin.
Jadi, lanjut dia, bila bulan Februari terdapat 735 pembatalan dan Maret 2020 ada 1.100 pembatalan, angka tersebut hanya berpengaruh pada angka pergerakan internasional.
Sementara angka domestik, Awaluddin mengklaim, tidak terlalu bahkan tak berpengaruh pada pengurangan pergerakan pesawat ini.