Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri
Orangtua Anak Korban Pembunuhan ABG Datangi Polres Jakpus, Kuasa Hukum Sayangkan Sikap Kepolisian
Setelah anaknya APA (5) dibunuh gadis ABG NF (15) di Sawah Besar, orangtua korban mendatangi Polres Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020) pagi.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muji Lestari
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Orangtua balita APA (5) yang menjadi korban pembunuhan gadis ABG NF (15) di Sawah Besar mendatangi Polres Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020) pagi.
Hal itu diketahui dari tayangan YouTube Kompas Tv yang dipublikasikan (9/3/2020).
Diketahui tujuan orangtua korban mendatangi Polres yakni, untuk mempertanyakan perkembangan penyidikan atas kasus yang menimpa anak mereka.
TONTON JUGA:
Didampingi kuasa hukumnya, Azza Khan kedua orangtua korban datang ke Polres Jakarta Pusat.
Pasalnya, empat hari setelah kematian sang anak masih belum ada informasi terkait perkembangan penyelidikan kasus tersebut.
Saat menyambagi Polres Jakarta Pusat, tampak wajah ayah dan ibu balita korban pembunuhan masih diliputi kesedihan.
• Jalani Proses Hukum Terkait Kasusnya dengan Dipo Latief, Nikita Mirzani: Capek!
Terutama ibu korban, ia tampak terus menunduk dan tidak banyak bicara selama di Polres.
Sementara ayah korban, Kartono meski terlihat tegar, ia tak bisa menyembunikan raut kesedihannya kepada publik.
Tak hanya menanyakan perkembangan penyidikan, hasil visum korban juga diketahui belum diberitahukan kepada pihak keluarga.

Minimnya informasi yang diterima pihak keluarga, membuat orangtua korban akhirnya mendatangi kantor Polres Jakarta Pusat untuk menanyakan perkembangan kasus yang menimpa anaknya.
Terkait kasus pembunuhan yang meninmpa anaknya, ayah korban pun meminta pihak kepolisian bergerak cepat untuk menindak pelaku.
Ayah korban juga berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang telah dilakukan.
• Orangtua ABG Pembunuh Anak Diperiksa Polisi, Terungkap Kebiasaan Pelaku saat Masih SD
"Saya sih berharap pelaku dihukum yang seberat-beratnya, itu harapan saya," ujar Kartono
Dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum korban, Azzam Khan menjelaskan tujuan utama orangtua korban mendatangi Polres Jakarta Pusat.
"Tujuan utama kita ke sini ini adalah menanyakan (perkembangan penyidikan) kepada penyidik," kata Azzam.

"Artinya, kenapa SP2HP (perkembangan hasil peyidikan) kok tidak diberitahu?" ujar Azzam.
Tak hanya itu, 4 hari pasca-kematian korban, tak ada satu pun polisi yang datang kepada keluarga korban untuk menyampaikan perkembangan kasusnya.
Azzam mengungkapkan, bahwa ia sangat menyayangkan sikap pihak kepolisian terhadap keluarga korban tersebut.
• Niat Bejat Timbul Ketika Pulang dari Warnet, Begini Fakta Pemuda 16 Tahun Perkosa Jasad Siswi SMP
"Dan tak ada satu pun polisi yang datang kepada korban (untuk memberitahu)," ungkap Azzam.
"Kita ini semua manusia, bagaimana kalau kasus ini terjadi pada diri anda. Terus diabaikan dalam 4 hari tidak ada pihak berwajib mendatangi orangtua korban memberitahukan (perkembangan kasus)," sambungnya.
Menurut Azzam, hal tersebut sangat diperlukan bagi keluarga korban.
Sebab hal itu bisa menjadi alat untuk menenangkan kondisi psikis oragtua korban.
"Memberitahukan dengan cara yang baik, yang sifatnya mempengaruhi psikis supaya baik, cooling down, dan segala macam," kata Azzam.
SIMAK VIDEONYA:
Ayah yang Anaknya Dibunuh Siswi SMP Cerita Kekhawatirannya
Ayah bocah korban pembunuhan NF (15), Kartono mengaku khawatir setelah anaknya meninggal dunia, Kamis (5/3/2020) silam.
Sang anak berinisial APA (5) tewas karena dibunuh oleh remaja wanita dan jasadnya disimpan di dalam lemari.
Sambil bergandengan tangan dengan sang istri, Kartono menceritakan dirinya yang kerap teringat kejadian sadis yang menimpa sang anak.
Apalagi diakuinya, ia kerap teringat ketika berada di tempat kejadian perkara anaknya meregang nyawa di rumah pelaku.
"Saya kalau melihat tempat TKP tuh jadi teringat terus gitu, kalau bisa sih enggak ada di situ," ucap Kartono ketika diwawancarai pewarta Kompas TV, Minggu (8/3/2020).
Selain itu, Kartono mengaku khawatir karena memang tempat tinggalnya bertetangga dengan rumah pelaku.
"Kalau dari lingkungan sendiri karena berdekatan, khawatir atau seperti apa pak?" tanya pewarta.
"Khawatir, sangat khawatir saya," jawabnya.
• Anaknya Alami Kejadian Sadis Dini Hari, Sang Ibu Teriak Lihat Kondisi Korban saat Dibangunkan Tidur
Diwartakan sebelumnya, jasad APA ditemukan di rumah NF di Sawah Besar, Jakarta Barat tepatnya di dalam lemari dengan kondisi terikat.
APA sering bermain di rumah NF lantaran adiknya NF merupakan temannya APA.
Pada hari itu, hanya ada NF dan APA di dalam rumah tersebut.
Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya.
Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.
"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).
• Ganti Seragam Sekolah Lalu ke Kantor Polisi, Siswi SMP Ini Simpan Mayat Temannya di Lemari Semalaman
"Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya. Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.
Pada saat itu, sambungnya, NF memiliki hasrat untuk membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepala korban.
"Orang tua pelaku saat pulang ke rumahnya tidak mengetahui," tambah Yusri.
"Pelaku ada niatan untuk membuang mayatnya. Tetapi pelaku takut," sambungnya.
NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.

Pada Jumat pagi (6/3/2020), NF hendak melaporkan kasusnya ini ke kantor Polres Taman Sari, Jakarta Barat.
NF sengaja membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.
"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya.

Lantaran lokasi pembunuhan berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Taman Sari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar.
Saat itu, NF mendatangi Polsek Metro Sawah Besar didampingi keluarga dan jajaran Polsek Taman Sari.
• Terungkap Keseharian Remaja Putri yang Ngaku Bunuh Teman ke Polisi, Tetangga Tak Menyangka
Kini, kata Yusri, NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.
Sementara, APA telah dimakamkan pada pukul 11.30 WIB, di kawasan Karet, Jakarta Pusat.
"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," pungkas Yusri.