Survei LKPI, Elektabilitas Maria Magdalena Lili Unggul di Pilbup Ketapang 2020
Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) kembali menggelar survei pada 12 Februari-28 Februari 2020 terkait pilbup Ketapang, Kalimantan Barat.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) kembali menggelar survei pada 12 Februari-28 Februari 2020.
Survei kali ini bertujuan mengukur tingkat keterpilihan (elektabilitas) figur-figur yang siap berkompetisi dalam Pemilihan Calon Bupati Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Jelang Pilkada 2020.
Diketahui, penarikan sampel untuk menentukan jumlah responden sebanyak 1.222 warga Kabupaten Ketapang diambil dari populasi warga Kabupaten Ketapang yang terdaftar dalam DPT pilpres/pileg 2019 dengan jumlah 335.723 pemilih.
Jumlah responden sebesar 1.222 ini tersebar di 20 kecamatan yang terbagi di 9 kelurahan dan 239 desa di Kab Ketapang
Demografi responden terdiri 51,7 persen laki laki dan 48,3 persen perempuan. Serta sebanyak 60,8 persen responden tinggal di desa dan 39,2 persen tinggal di kota.
Metode sampling ditentukan dengan mengunakan metode multistage random sampling. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 2,8 persen.
Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner.
Dari hasil survei tersebut, nama Maria Magdalena Lili unggul menempati urutan pertama dari sisi elektabilitas.
Direktur Eksekutif LKPI, Andri Gunawan mengatakan, hasil itu diperoleh dari 10 nama bakal calon bupati yang disurvei dengan metode pertanyaan terbuka kepada 1.222 responden, ketika ditanyakan jika Pilkada digelar hari ini, siapakah dari 10 nama ini yang akan bapak/ibu/ saudara pilih?
"Hasilnya nama Maria Magdalena Lili unggul dalam survei dengan tingkat elektabilitas sebesar 19,4 persen, di urutan kedua Henrikus dengan tingkat elektabilitas 12,3 persen, disusul Aibul Ainen 10,3 persen, Junaidi 8,7 persen, dan Martin Rantan 8,2 persen," kata Andri dalam keterangan tertulis, Rabu (11/3/2020).
Kemudian dilanjutkan Kasdi 6,3 persen, Erlyanto Harun 6,2 persen, Iin Solinar 5,8 persen, Yasir Anshari 3,7 persen, Mathoji 2,7 persen dan tidak menjawab sebanyak 16,4 persen.
Sementara, dengan pertanyaan yang sama, namun dilakukan secara tertutup, nama Maria Magdalena Lili kembali unggul dalam survei dengan tingkat elektabilitas sebesar 23,7 persen.
"Di urutan kedua Henrikus dengan tingkat elektabilitas 12,8 persen, Aibul Ainen 10,9 Junaidi 8,7 persen, Martin Rantan 6,7 persen, Kasdi 6,4 persen, Erlyanto Harun 6,3 persen, Iin Solinar 6,1 persen, Yasir Anshari 3,8 persen, Mathoji 2,4 persen dan tidak menjawab sebanyak 12,2 persen," papar Andri.
Andri mengatakan rendahnya tingkat keterpilihan Petahana (Martin Rantan) berbanding lurus dengan pendapat 1.222 responden dimana 79,6 persen tidak puas dengan kinerja Pemkab Ketapang yang tidak memberikan perubahan yang lebih baik.
"Terutama soal lapangan kerja, perekonomian keluarga, infrastruktur yang buruk, pelayanan kesehatan yang buruk dan fasilitas pendidikan yang rendah. Sementara yang merasa puas hanya 6,7 persen dan selebihnya tidak memberikan pendapat 13,7 persen," ungkapnya.
• Deretan Foto Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Sepi Imbas Virus Corona
• Kombinasi Antara Pepper Rice Ala Jepang Dengan Sambal Bawang Khas Indonesia di Mazeru
Sedangkan, kata dia, tingginya tingkat keterpilihan Maria Magdalena Lili dikarenakan yang bersangkutan menjabat tiga kali sebagai anggota DPRD.
Selain itu, faktor gender, dimana Maria Magdalena lili adalah satu-satunya tokoh wanita yang akan maju di Pilkada. Begitu juga sebagai calon wakil bupati independen berpasangan dengan aibul Ainen yang gagal memenuhi persyaratan di KPU.
Sementara, dari survei juga didapati bahwa baru 51,8 persen masyarakat yang mengetahui adanya Pilkada 2020 dan sebanyak 48,2 persen tidak tahu sama sekali.
"Artinya KPU harus rajin sosialisasi kepada masyarakat," imbuh Andri.