Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri
Mensos Temui Keluarga Korban Pembunuhan ABG: Terapi Trauma Healing Hingga Ingin Warga Rukun
Jajaran Kementerian Sosial RI mendatangi kediaman keluarga korban pembunuhan remaja, di Jalan Karang Anyar, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020) sore.
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - Jajaran Kementerian Sosial RI mendatangi kediaman keluarga korban pembunuhan remaja, di Jalan Karang Anyar, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020) sore.
Tujuan mereka mendatangi keluarga korban guna memberikan bantuan.
"Kami dari Kementerian Sosial memberikan santunan. Ini tidak bisa dinilai sama dengan meninggalnya putri bapak," kata Menteri Sosial, Juliari Batubara, kepada Ayah korban.
Menteri Sosial tersebut mengatakan, harapan agar proses hukum bagi remaja yang membunuh korbannya ini tetap berjalan.
"Kami perwakilan dari pemerintah merasa prihatin dan tentunya berharap proses hukum. Semoga diberikan kekuatan," ucap Juliari.
Dia mengatakan, insiden pembunuhan tersebut tak boleh terulang
"Ini tidak boleh terjadi lagi. Harus ada pengawasan lebih. Sekali lagi turut berduka cita," kata Juliari.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, jajaran Kementerian Sosial memberikan uang Rp 15 juta beserta beberapa bingkisan.
"Ini tidak bisa dinilai sama dengan meninggalnya putri bapak," pungkas Juliari.
Terapi Trauma Healing kepada Keluarga Korban
Pihak Kementarian Sosial memberikan bantuan terapi trauma healing kepada keluarga korban pembunuhan remaja, di area kelurahan Karang Anyar, kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Nama terapi trauma healing ini yaitu layanan dukungan psikososial (LDP).
Menteri Sosial, Juliari Batubara, mengatakan LDP ini telah dilakukan sejak awal insiden pembunuhan tersebut.
"Ya ada, layanan dukungan psikososial, kami ada LDP sudah dari awal kejadian," kata Juliari, saat diwawancarai awak media, di Jalan Karang Anyar, Jakarta Pusat, Rabu sore (11/3/2020).

Terapi trauma healing ini akan terus dilakukan sampai keluarga korban merasa normal.
"Sampai merasa dianggap merasa normal semua. Ini hanya untuk keluarga," ujar Juliari.
"Kami mendampingi keluarga, mungkin stres orang tuanya. Saya kira itu sudah kami lakukan dan tentunya ikut bertanggung jawab karena ini bagian dari kehidupan sosial," sambungnya.
Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, NF (15) merupakan remaja yang membunuh tetangganya, APA (5).
Pembunuhan tersebut dilakukan pada Kamis sore (5/3/2020).
Kini, kejiwaan NF sedang diperiksa oleh pihak berwenang di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Harapkan Warga Rukun
Pascapembunuhan anak lima tahun di area kelurahan Karang Anyar, Jakarta Pusat, memantik perhatian instansi pemerintahan.
Menteri Sosial RI, Juliari Batubara, berharap agar warga kelurahan Karang Anyar ini rukun pascainsiden mengerikan tersebut.
"Kami harapkan warga di sini rukun," kata Juliari, saat mendatangi kediaman keluarg korban, di Jalan Karang Anyar, Jakarta Pusat, Rabu sore (11/3/2020).
Dia berharap agar insiden ini tak pernah terulang lagi.
Karenanya, Juliari menyebut peran warga sekitar, terkhusus ketua RT dan RW beserta kelurahan dan kecamatan berperan penting.
"RT-RW dan pihak terkait melakukan pengawasan yang ekstra," ujar Juliari.
"Karena wrga sekitar sini, kelurahan Karang Anyar kan kondisinya cukup padat," sambungnya.
Pemukiman padat di sana, sambungnya, kemungkinan dapat menimbulkan konflik sosial.
"Tentunya kondisi padat begini, RT-RW dan kelurahan harus ekstra kehadirannya," ucap Juliari.
"Karena sangat mungkin konflik sosial itu terjadi," pungkasnya.
Kurang Perhatian Orang Tua

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, angkat bicara soal NF (15) yang menenggelamkan anak lima tahun hingga tewas.
Kejadian itu terjadi pada Kamis (5/7/2020), di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Arist, sapannya, mengatakan ada indikasi bahwa NF kurang mendapat perhatian dari orang tuanya.
"Itu sangat dipastikan kurangnya perhatian kepada perkembangan psikologi anak," kata Arist, saat dihubungi TribunJakarta.com, Sabtu sore (7/3/2020).
Hal tersebut tentu menjadi bahan instropeksi diri bagi orang tua.
Peran orang tua harus lebih awas saat mengawasi anak-anaknya.
Begitu juga dengan peran di lingkungan sekitar.
"Itu jadi pelajaran dan momentum untuk mengintropeksi diri, sejauh mana kita sudah mengawasi anak kita masing-masing," kata Arist.
"Bahwa menjaga dan melindungi anak itu harus dilakukan oleh masyarakat sekampung. Saling memperhatikan," sambungnya.
• Bek Juventus Positif Terinfeksi Virus Corona
• Pasangan Artis Tom Hanks dan Rita Wilson Postif Virus Corona
Kini, polisi sedang memproses hukum bagi NF, menggunakan asas praduga tak bersalah.
Menurut Arist, proses hukum itu sebaiknya tetap berjalan.
Namun menggunakan pendekatan hukum yang berbeda dengan pendekatan hukum orang dewasa.
"Penegakkan hukum harus terus berjalan, tetapi pendekatan hukumnya berbeda dengan pendekatan hukum orang dewasa," ucap Arist.
Dikabarkan, hari ini jajaran Komnas Perlindungan Anak akan mengunjungi RS Kramat Jati guna menjenguk NF.
Tepatnya pukul 10.00 WIB.
"Kamis pukul 10.00 WIB, dengan Dirjen Resos Kemensos akan mengunjungi NF di RS Kramat Jati," pungkas Arist, saat dikonfirmasi, Kamis pagi (12/3/2020).