Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri
Fakta Terbaru Pembunuh Bocah 5 Tahun, Dokter Kesulitan Baca Ekspresi Pelaku hingga Lakukan Ini
Sosok pelaku pembunuhan bocah 5 tahun, NF (15) tengah menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok pelaku pembunuhan bocah 5 tahun, NF (15) tengah menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
NF dibawa ke rumah sakit tersebut dari LPKA Cinere pada Minggu lalu (8/3/2020).
Kepala Tim Dokter Kejiwaan Rumah Sakit Polri Henny Riana menjelaskan, pihaknya telah menerima NF.
Pada Senin (9/3/2020), NF telah menjalani pemeriksaan berupa visum et repertum psikiatrikum alias visum kejiwaan.
TONTON JUGA:
Dikatakan Henny, saat itu NF cukup kooperatif selama pemeriksaan berlangsung. Meski demikian, tim dokter tidak terlalu mencecar pertanyaan bertubi-tubi pada NF.
"Awal ini tentu tidak semua kami tanyakan langsung. Pertanyaan secara bertubi-tubi buat orang tidak nyaman, sekarang sih kooperatif," aku Henny.
• Pengakuan Tak Terduga Siwon Setelah Kenal Raffi Ahmad Buat Nagita Slavina Heran: Gak Kebalik?
Henny memaparkan, NF akan menjalani pemeriksaan selama 14 hari ke depan.
Sekitar empat hari NF telah diperiksa di RS Polri Kramat Jati, Henny Riana mengaku belum bisa menyimpulkan apakah NF alami gangguan jiwa atau tidak.
Hal ini dikarenakan proses pemeriksaan kejiwaan NF masih berlangsung.
"Ini hari keempat jadi masih mengumpulkan data-data yang ada. Kami mengumpulkan data-data dalam empat hari dengan seorang remaja itu butuh waktu dan kami tak bisa bertanya sepanjang hari dan harus menjaga agar dia nyaman," ujar Henny ditemui pada Kamis (12/3/2020).
Henny memaparkan, pihaknya kesulitan menilai kejiwaan NF dari ekspresi wajah yang ditunjukkan NF selama proses pemeriksaan.
• Reaksi Bijak Siwon Sikapnya Dibandingkan dengan Artis Korea Lain, Raffi Ahmad Acungkan 2 Jempol
Untuk itu, tim dokter menggunakan metode lain, yakni memerintahkan NF untuk menggambar.
"Untuk media gambar kami juga melakukan pemeriksaan dengan menggambar. Kami berikan pensil yang bagus agar gambarnya semakin bagus. Ini bagian dari evaluasi peniliaian karena kan kalau dari ekspresi kadang-kadang susah jadi dengan menggambar, bisa melihat oh ya dalam gambar saya itu begini," imbuh Henny.
Nantinya, NF akan diminta untuk menceritakan kembali perihal objek yang dia gambar.
"Itu nanti akan diceritakan kembali. Dan itu mendapat data-data psikologi dari gambar dan tulisan itu," beber Henny.
• Singapura Tutup Sementara 70 Masjid Mulai Jumat Ini Demi Cegah Virus Corona
Korban akrab dengan adik pelaku
Kartono (40) orang tua korban tak menyangka anaknya dibunuh oleh NF, remaja SMP berusia 15 tahun.
Menurut Kartono, gadis kecilnya cukup akrab dengan adik NF yang berusia 4 tahun lantaran sering bermain bersama di rumah NF ketika ibunya kerja.
"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," kata Kartono saat ditemui di rumahnya, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) mengutip Kompas.com.

Kartono dan istrinya pun percaya saja dan tak menaruh curiga ketika putrinya yang berinisial APA bermain dengan NF.
Menurut Kartono, NF memiliki karakter yang pendiam.
Karena itu juga ia berprasangka baik sebab umur NF dan adiknya cukup jauh.
"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," kata Kartono.
Terinspirasi adegan film
Tersangka NF (15) membunuh APA (5) karena terinsipirasi adegan film pembunuhan.
APA dibunuh di rumah NF di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020) kemarin.
Mengutip Tribun Jakarta, dirumah tersebut NF tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya.
Belum diketahui secara pasti dimakan keberadaan ibu kandung NF.
Awal mula kejadia pembunuhan sadis itu ketika korban APA berkunjung ke rumah tersangka.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto mengatakan jika kasus pembunuhan bocah berusia 6 tahun di Sawah Besar berawal dari pelaku NF (16) yang melaporkan diri ke polisi dan mengaku telah membunuh.
Atas kejadian itu, Polisi pun langsung melakukan pengecakan dan mendapati korban APA (6) di dalam lemari dengan kondisi badan dan tangan terikat.
"Jadi dia melaporkan diri dan mengaku saya telah melakukan pembunuhan, lapornya di Polsek Metro Tamansari," kata Kombes Pol Heru Novianto lokasi kejadian, Jumat (6/3/2020).

Menurut Heru pelaku cukup tega melakukan aksi pembunuhan ini, sebab dari olah TKP dan keterangan pelaku, NF yang juga seorang remaja putri ini menghabisi bocah 6 tahun itu dengan menyelupkan kepala korban ke dalam air.
"Cara menghilangkan nyawanya yaitu dimasukan ke dalam bak. Jadi si anak di ajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam, lalu di tenggelamkan kepalanya," katanya.
Setelah korban lemas, diangkat begitu saja, kemungkinan korban tewas karena kehabisan oksigen, selanjutnya pelaku mengikatnya dan diletakan di dalam lemari.
"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari. Setelah disimpan dalam lemari. Besok paginya si tsk ini akan membuang tapi bagaimana caranya dia bingung," katanya.
Keesokan harinya, pelaku berusaha beraktifitas seperti biasa pergi ke sekolah, namun rupanya pelaku juga membawa baju penganti di dalam tas, korban sempat binggung untuk membuang jasa korban.
Seketika itu, pelaku pun akhirnya mengurungkan niatnya berangkat sekolah meski sudah berada di luar rumah, pelaku langsung menganti pakaian dan melaporkan diri jika telah melakukan pembunuhan ke Polsek Tamasari.
"Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam. Tapi ditengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," paparnya.
Setelah laporan itu Polsek Metro Tamasari sempat mendatangi lokasi, namun karena lokasi berada di Jakarta Pusat akhirnya dilimpahkan ke Polsek Sawah Besar.
"Setelah dicek tkp ternyata ini wilayahnya sawah besar. Dari Polsek Metro Tamansari menghubungi Saber dan melakukan pengecekan diselidiki pak kapolsek dan benar di dalam lemari itu ada sosok mayat," ucapnya. (JOS)
Mayat bocah itu ditemukan dalam keadaan terikat tali tambang.

Tidak Menyesal
Heru menyebut, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sadar saat melakukan tindakan tersebut dan tak menyesalinya.
"Ini masih dalam pendalaman karena ini sedikit unik. Si pelaku ini dengan sadar diri dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan tidak menyesalinya, bahkan merasa puas," kata Heru.
(Kompas.com/Tribun Jakarta)