Diperbudak Paman Sejak Kelas 4 SD, MIB Akui Kerap Kelaparan hingga Terpaksa Pungut Makanan Sisa
Siswi SMP negeri di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu diduga telah mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh pamannya sendiri.
Penulis: Muji Lestari | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, KUPANG - Nasib nahas dialami bocah berinisial MIB alias Ir (12).
Pasalnya siswi SMP negeri di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu diduga telah mengalami penganiayaan yang dilakukan oleh pamannya sendiri.
Ir diketahui mendapat perlakuan kasar dari sang paman yang berinisial YYS (40) sejak tahun 2016 lalu.
Selama tiga tahun terakhir saat tinggal bersama pamannya itu berbagai siksaan telah diterimanya.
YYS sendiri merupakan adik dari ibu kandung Ir.
Sehari-hari, YYS bekerja sebagai penjaga sekolah di sebuah sekolah dasar di Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.
YYS dan istri serta tiga anaknya selama ini lebih banyak tinggal di mess SD.
Sedangkan Ir tinggal sendiri di rumah sang paman di RT 010 RW 003, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa.
Kasus penganiayaan tersebut baru terungkap setelah Ir menulis di secarik kertas soal kondisinya dan diserahkan ke tetangga terdekat tempat ia tinggal.
Berawal dari secarik kertas tersebut, barulah tetangga melaporkan kasus penganiayaan yang dialami Ir kepada polisi.
• Pemuda di Sulsel Nekat Bunuh Lalu Perkosa Jasad Mantan Pacar, Pelaku Dendam pada Korban Karena Ini
Bermula dari Ajakan Pindah Sekolah
Sejak tahun 2016 lalu, korban diajak oleh pelaku ke Kota Kupang.
Ia diminta pindah sekolah oleh pamannya itu sejak kelas IV SD.
Mengetahui akan tinggal di ibu kota Provinsi Kupang, korban awalnya mengaku senang.
Dengan harapan mendapat pengalaman lebih banyak dibanding tempat tinggal sebelumnya.
Sejak diajak pindah oleh pamannya itu, ia tinggal sendiri di rumah sang paman yang berlokasi di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa.
Sementara pamannya yang bekerja sebagai penjaga di sekolah dasar (SD) lebih banyak tinggal di mess bersama dengan istri dan tiga anaknya.
Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sementara.
Korban Malah Diperbudak
Kegembiraan Ir akan harapan medapat pengalaman lebih baik di Kota Kupang tampaknya hanya menjadi angan-angan.
Setiap hari Ir mendapat perlakuan kasar dari sang paman.
Ir malah dijadikan budak di rumah pamannya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah.
Setiap hari, sejak pukul 04.00 Wita, YYS selalu menelepon dan membangunkannya, untuk mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah.
Pekerjaan rumahnya mulai dari membersihkan rumah hingga menyiapkan makanan untuk ternak babi.
• Presiden Jokowi: Saatnya Belajar di Rumah, Bekerja di Rumah dan Ibadah di Rumah
Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, Ir kemudian berangkat ke sekolah.
Pulang sekolah, Ir wajib menjaga kios di rumah YYS.
Ir pun mengurus diri sendiri mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan lahan milik pamannya.
Hampir dua hari sekali, YYS datang mengecek keberadaannya.
Saat YYS datang, Ir sering menjadi langganan aksi kekerasan pelaku.
"Saya selalu dipukul, kalau melihat ada yang tidak beres di rumah," ujar Ir lirih.

Menurutnya, ada saja pekerjaan dan hal yang tidak beres sehingga menjadi alasan pelaku menganiaya dan memukulinya.
Ir hanya bisa menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Sejumlah tetangga yang tinggal dekat rumah mereka, hanya bisa prihatin dan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Sering Merasa Kelaparan
Sejak tinggal di rumah pamannya, Ir dari pagi hingga malam ia harus bekerja.
Karena ditinggal sendirian, tak jarang ia mengalami kelaparan
Ia kerap ditinggal sang paman tanpa persediaan beras dan uang makan.
• Cara Cegah Corona, Begini Langkah Isolasi Mandiri di Rumah saat Sakit Ringan
Demi mengisi perutnya yang kelaparan, Ir pun terpaksa memungut sisa makanan atau mengharapkan makanan pemberian dari tetangga.
Puncaknya pada Selasa (10/3/2020), YYS datang ke rumahnya dan menganiaya Ir, hanya gara-gara belum memasak nasi.
Padahal, Ir terlambat memasak nasi karena harus menyelesaikan pekerjaan di kebun dan memasak makanan untuk ternak babi.
Saat itu, YYS dua kali menampar Ir.
Usai menampar, selang beberapa saat kemudian, YYS datang lagi menganiaya Ir.
YYS bahkan tidak memberi Ir makanan.
Untuk mengusir rasa lapar, korban terpaksa hanya bisa minum air.
Tetangga Lapor Polisi
Melihat penganiayaan yang dilakukan YYS terhadap keponakannya itu, membuat tetangganya prihatin.
Puncaknya terjadi pada Selasa (10/3/2020), ketika itu, korban dianiaya oleh pelaku lantaran tak segera memasak nasi.
Padahal, saat itu korban masih memberi makan ternak babi.
Mengetahui kejadian itu, tetangga korban akhirnya melaporkannya ke polisi.
Mendapat laporan itu, polisi langsung menjemput korban di rumah pelaku.
Saat dilakukan pemeriksaan, korban mengalami sejumlah luka lebam di wajah dan kepala.
Aksi kekerasan yang dilakukan pamannya itu, kata korban sudah dilakukan sejak tiga tahun terakhir.
Kapolsek Maulafa, Kompol Margaritha Sulabesi, mengatakan, terkait kasus penganiayaan itu sekarang sedang dilakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan dari para saksi.
Korban juga sudah dilakukan visum, untuk selanjutnya diserahkan kepada penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polsek Maulafa.
Dari informasi yang didapat, memang korban selama tinggal di rumah pamannya itu sering mendapat penganiayaan.
"Korban sering sekali dipukul dan dianiaya serta tidak diberikan makan. Padahal, korban lelah mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah pelaku," ujar Margaritha.
(TribunJakarta/Kompas.com)