Remaja Pembunuh Anak Serahkan Diri

Pandemi Corona, RS Polri Kramat Jati Batal Umumkan Hasil Pemeriksaan Jiwa Pembunuh Bocah 5 Tahun

Kepala Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Kristianingsih mengatakan batalnya jumpa pers atas perintah Karumkit Brigjen Rusdianto.

Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
TribunJakarta.com/Ikhsan Abrianto
Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - RS Polri Kramat Jati membatalkan jumpa pers perkembangan pemeriksaan jiwa NF (15) yang diagendakan sejak pekan lalu berlangsung hari ini.

Kepala Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Kristianingsih mengatakan batalnya jumpa pers atas perintah Karumkit Brigjen Rusdianto.

"Perintah beliau (Rusdianto) dibatalkan karena situasi nasional," kata Kristianingsih saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (16/3/2020).

Namun dia tak merinci konteks situasi nasional yang jadi alasan Rusdianto membatalkan agenda jumpa pers pukul 11.00 WIB hari ini.

Baik apa karena kasus NF jadi sorotan warga Indonesia atau justru karena imbauan pemerintah mencegah corona dengan tak berkumpul.

Kristianingsih juga tak menuturkan pembatalan bersifat sementara atau justru seterusnya hingga pemeriksaan NF beres.

"Tolong info ke yang lainya, terima kasih kerjasamanya," ujarnya.

Sebagai informasi, NF dibawa ke RS Polri Kramat Jati atas permintaan penyidik Polrestro Jakarta Pusat pada Minggu (8/3/2020).

Pemeriksaan guna memastikan kondisi jiwa NF saat menghabisi tetangganya sendiri APA (5) dengan cara menenggelamkannya dalam bak mandi.

Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana mengatakan pemeriksaan tersebut paling lambat butuh waktu 14 hari.

"Sekarang diisolasi di satu ruang khusus, baru mulai pemeriksaan hari ini. Ini hari pertama pemeriksaan," kata Henny, Senin (9/3/2020).

Menanti hasil kesimpulan pemeriksaan

Banyak orang dibuat tak habis pikir dengan cara pembunuhan yang dilakukan NF, siswi SMP terhadap bocah 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Selain melakukan pembunuhan, NF juga diketahui bersikap sangat santai saat berhadapan dengan polisi.

Seperti yang disampaikan Kabis Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

Yusri juga mengatakan bahwa NF selalu menjawab pertanyaan yang diberikan pihak polisi, bahkan mau bercerita sebelum ditanya.

"Ditanya tidak pernah tidak menjawab, dia (pelaku) selalu jawab, dia ngomong.

"Tenang, santai, sebelum kita tanya pun dia langsung cerita," kata Yusri di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020), dikutip dari Kompas.com.

Polisi pun berusaha mendalami tentang apakah ada konflik dalam keluarga yang mempengaruhi tingkah laku NF.

Selain itu, dilakukan pemeriksaan kejiwaan oleh tim dokter kejiwaan.

Hingga kini, NF (15), pelaku pembunuhan bocah yang mayatnya disimpan di lemari, masih jalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

Kepala Tim Dokter Kejiwaan Rumah Sakit Polri Henny Riana mengatakan bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah NF alami gangguan jiwa atau tidak.

Sebab, hingga kini proses pemeriksaan kejiwaan NF masih berlangsung.

"Ini hari keempat jadi masih mengumpulkan data-data yang ada. Kami mengumpulkan data-data dalam empat hari dan dengan seorang remaja itu butuh waktu dan kami tidak bisa bertanya sepanjang hari dan harus menjaga agar dia nyaman," kata Henny di RS Polri Kramat Jati, Kamis.

Henny menambahkan, pihaknya mengaku sulit menilai kejiwaan NF dari ekspresi wajah yang ditunjukkan NF selama proses pemeriksaan.

Oleh karena itu, tim dokter menggunakan metode lain, yakni memerintahkan NF untuk menggambar.

"Untuk media gambar kami juga melakukan pemeriksaan dengan menggambar. Kami berikan pensil yang bagus agar gambarnya semakin bagus.

"Ini bagian dari evaluasi peniliaian karena kan kalau dari ekspresi kadang-kadang susah jadi dengan menggambar, bisa melihat oh ya dalam gambar saya itu begini," ujar Henny.

Nantinya, NF akan diminta untuk menceritakan kembali perihal objek yang dia gambar.

"Itu nanti akan diceritakan kembali. Dan itu mendapat data-data psikologi dari gambar dan tulisan itu," ujar Henny.

 Dibantu Keluarga, Deretan Fakta Pasien Positif Corona Kabur dari Ruang Isolasi RSUP Persahabatan

Seperti diberitakan sebelumnya, NF (15) nekat membunuh APA (5) karena terinspirasi dari film pembunuhan.

APA diketahui dibunuh di rumah NF di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/3/2020).

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto menuturkan pengakuan NF.

"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru.

APA diduga dibunuh NF saat berkunjung ke rumah NF.

Jenazah APA kemudian disembunyikan di dalam lemari oleh NF.  Keesokan harinya, tersangka beraktivitas seperti biasa.

Dalam perjalanan menuju sekolah, tersangka memilih berganti pakaian lalu menyerahkan diri ke kantor polisi.

Saat ini, kasus tersebut masih diselidiki Polsek Sawah Besar.

NF mengaku melakukan perbuatan tersebut setelah terinspirasi dari tokoh film berunsur sadis seperti Slenderman dan Chucky.

Tak hanya itu, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat yang memberikan pendampingan intesif terhadap NF di RS Polri Kramat Jati, mengatakan NF juga membaca novel bergenre serupa.

"Tadi dia juga sebut ada novel 'My Psikopat Boy Friend' yang ternyata dia pelajari dan dia suka sekali," ungkap Harry di RS Polri Kramat Jati, Kamis (12/3/2020).

Diketahui, novel tersebut adalah karya Bayu Permana. Bercerita tentang kisah cinta seorang psikopat bernama Aldrich yang jatuh cinta dengan korbannya sendiri, Shin Yura.

Begitu seringya NF mengonsumsi film, novel dan pemainan di gawainya, diduga membentuk karakteristik NF sehingga muncul hasrat dari dalam dirinya untuk melakukan hal serupa.

"Patut diduga, anak ini sudah terbentuk karakternya karena dia sudah melihat secara intensif berita maupun kejadian bahkan film plus media lain," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang turut mengunjungi NF pada hari ini.

Dia menyebut, terdapat faktor eksternal yang memengaruhi seseorang sehingga ia tega berbuat sadis.

"Seperti pelaku ini, dia berperilaku dengan sadis dan mengarah pada tindakan psikopat yang menurut pengalamannya karena juga mengonsumsi gadget, media online, serta gim online seperti musik novel youtube, tontonan yang mengandung kekerasan," kata Arist.

NF sendiri sudah menjalani tes kejiwaan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur sejak Senin (9/3/2020) lalu.

Hasil dari tes kejiwaan tersebut bakal menentukan sanksi hukum yang akan diterima NF. 

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalami Kejiwaan Remaja Pembunuh Balita di Sawah Besar, Tim Dokter Minta Pelaku Menggambar" 

Penulis : Dean Pahrevi

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved