Antisipasi Virus Corona di Bekasi

Deretan Hal Seputar Istri-Anak Postif Corona Tertular Ayahnya yang Sudah Meninggal di Bekasi

Keduanya kini telah dinyatakan positif virus corona. Mereka tertulari diduga berawal dari D yang suspect corona sepulang dari perjalanan dinas ke LN.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Shutterstock via kompas
Virus corona 

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Istri dan anak pasien meninggal dunia di Rumah Sakit Dr. Hafiz (RSDH) Cianjur berinisial D (55), asal Kabupaten Bekasi dinyatakan positif virus corona usai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan data sementara warga terinfeksi Covid-19 di wilayahnya, Minggu, (15/3/2020).

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi, dr Alamsyah menjelaskan pegawai perusahaan plat merah itu positif virus corona yang meninggal dunia dipastikan telah menulari istri dan anaknya.

Keduanya kini telah dinyatakan positif virus corona.

Mereka tertulari diduga berawal dari D yang suspect corona sepulang dari perjalanan dinas ke luar negeri.

Sebelum meninggal, sosok suspect itu sempat dirawat di Kabupaten Bekasi.

TONTON JUGA:

Selanjutnya, kepala keluarga tersebut sempat mencari pengobatan alternatif ke Kabupaten Cianjur sejak akhir Februari hingga awal Maret.

Kendati demikian, kondisi pria tersebut terus menurun dan dilarikan ke Rumah Sakit Dr Hafidz (RSDH).

Hingga akhirnya, pasien dalam pengawasan (PDP) itu meninggal dunia pada 3 Maret 2020.

Berdasarkan hasil tes awal, ia sempat dinyatakan negatif Corona.

Namun, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan kondisi terakhir mendiang yang dinyatakan terinfeksi virus corona.

"Satu warga Bekasi di Cianjur meninggal dunia, istri dan anak pasien di Bekasi (tersebut) juga terindikasi positif," tegas Ridwan Kamil pada Minggu (15/3/2020).

Pernyataan Ridwan Kamil itu turut dibenarkan oleh Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi, dr Alamsyah.

"Iya (positif), kontak dekat istri dan anak yang meninggal di Cianjur," ujar Alamsyah pada Senin (16/3/2020).

Kondisi istri dan anak

Alamsyah menjelaskan, saat ini istri dan anak pegawai Telkom itu menjalani perawatan di Rumah Sakit (RSHS) Hasan Sadikin Bandung.

Ilustrasi virus corona (Shutterstock via Kompas)
Alamsyah memastikan, selain bapak yang meninggal, istri dan anaknya yang positif Corona, hingga saat ini belum ada lagi yang positif.

"Selain 3 yang positif, tidak (belum) ada lagi," ucap Alamsyah.

Respon Kementerian BUMN

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhirnya buka suara soal pegawai PT Telekomunikasi Indonesia Tbk alias Telkom yang meninggal akibat virus corona.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, karyawan Telkom lainnya yang terlanjur berhubungan telah melakukan karantina diri (self quarantine).

"Untuk yang Telkom kalau sudah (berinteraksi) langsung dilakukan orang-orang yang memang berhubungan dengan lingkungan kerja dia itu langsung bisa dilokalisir self quarantine, karantina diri sendiri," kata Arya dalam keterangannya, Sabtu (15/3/2020).

Arya menuturkan, pihaknya bakal terus memantau orang-orang yang mengkarantina diri tersebut.

Untuk memastikan keamanan dan kebersihan, perusahaan telah melakukan sterilisasi lingkungan kerja.

"Tempat kerja dia pun sebenarnya walaupun kemarin dikatakan negatif kita sudah langsung lakukan pembersihan juga. Kita sudah antisipasi sebelumnya juga," sebut Arya.

Perawat suspect corona meninggal dunia

Tenaga medis baik itu dokter ataupun perawat merupakan profesi yang paling rentan terinfeksi virus corona (Covid-19).

Dilansir dari WebMD, sebuah laporan menunjukan bahwa terdapat 1.700 orang terinfeksi saat menangani pasien di China, terutama di lokasi awal wabah ini yaitu provinsi Hubei.

Secara umum, hampir 15 persen kasus infeksi virus corona pada tenaga medis tergolong berat bahkan kritikal.

Dimana sebanyak 5 orang meninggal, termasuk Li Wenliang, dokter berusia 34 tahun yang sejak awal mencoba memperingati bahaya virus ini.

Melihat laporan tersebut, baru-baru ini juga seorang perawat asal Kabupaten Bekasi pun dikabarkan meninggal dunia.

Perawat yang diketahui merupakan seorang wanita berusia 37 tahun itu, sebelumnya disebut telah dinyatakan suspect virus corona.

Dilansir dari WartaKota, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah membenarkan atas kabar meninggalnya seorang perawat warga Kabupaten Bekasi.

Akan tetapi, hasil laboratorium dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan belum keluar sehingga statusnya apakah positif atau negatif virus corona belum diketahui.

"(Suspect) Iya kemungkinan, karena pekerjaannya yang rentan dengan orang sakit. Tapi kami tidak bisa mengatakan itu positif atau negatif hasilnya belum keluar," kata Alam, Minggu (15/3/2020).

Ia juga mengatakan, perawat itu sebelumnya telah dirawat selama tiga hari di rumah sakit tempat dia bekerja. Kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.

"Saat Dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso belum sampai dua puluh empat jam kemudian meninggal," katanya.

lebih lanjut, Alamsyah menerangkan bahwa tidak ada isolasi wilayah pasca meninggalnya perawat suspect tersebut.

Akan tetapi, dia meminta keluarga korban untuk melakukan karantina secara mandiri dan tidak keluar rumah.

"Keluarga karantina mandiri, keluarga mereka berdiam diri di rumah. Kami pantau keluarga yang kontak dengan beliau. Tiap hari berikan laporan, termasuk tim kami lakukan pengawasan dan pemeriksaan," pungkasnya. (TribunJakarta/Yusuf/WartaKota)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved