Pasien Sembuh Corona Ungkap Perlakuan Tenaga Medis di RSPI, Dokter Sampai Duduk Satu Kasur

Kepada TribunJakarta, ia menuturkan kisah perjuangan tenaga medis yang merawatnya, kakak dan sang ibunda di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma
Sita Tyasutami (pasien 01/kanan), Maria Darmaningsih (pasien 02/tengah), dan Ratri Anindyajati (pasien 03/kiri), tiga pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 alias corona saat dijumpai wartawan di kediamannya, Kamis (19/3/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok ST (kasus 01), satu diantara tiga pasien pertama yang sembuh dari virus corona (covid-19) menceritakan pengalamannya saat masa perawatan.

Kepada TribunJakarta, ia menuturkan kisah perjuangan tenaga medis yang merawatnya, kakak dan sang ibunda di  RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. 

“Setiap mereka (tenaga medis) yang masuk ke ruangan kami itu harus lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD) ya," tegas ST.

TONTON JUGA:

ST menilai, APD itu digunakan tenaga medis untuk melindungi mereka dari kontaminasi virus corona.

Kronologi Lengkap Sopir Taksi Online Dibunuh Penumpang, Terungkap Gara-gara Kecurigaan Istri Korban

Lebih lanjut, ST memaparkan terdapat empat perawat dalam sehari yang masuk ke ruangannya untuk merawat.

“Harga APD itu mahal dan terus naik ya. Nah perawat masuk empat kali dalam sehari, kadang lima kali kalau saya lagi panic attack," ucap ST.

Ibu dan anak yang sembuh dari virus corona setelah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso saat ditemui di kediamannya di Depok, Jawa Barat, Kamis (19/3/2020). Paling kanan ST (kasus 01) dan paling kiri RA (kasus 03) mengapit ibunda mereka MD (kasus 02).
Ibu dan anak yang sembuh dari virus corona setelah menjalani perawatan di RSPI Sulianti Saroso saat ditemui di kediamannya di Depok, Jawa Barat, Kamis (19/3/2020). Paling kanan ST (kasus 01) dan paling kiri RA (kasus 03) mengapit ibunda mereka MD (kasus 02). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Tak cuma perawat, ST mengaku dokter dan petugas kebersihan tiap hari mengunjungi kamarnya.

"Dokter masuk sekali sehari, kemudian cleaning service pagi, sore, dan malam. Nah hitung dah tuh berapa kali APD nya berapa ratus ribu," papar ST.

Punya Harta Rp 32 M, Terungkap Keinginan Sederhana Nagita dari Raffi Ahmad: Kalau Boleh Berkhayal

ST menjelaskan, dalam sehari itu petugas medis harus berganti APD tiap kali mengunjungi ruangan satu dan lainnya.

“Contoh misalnya habis dari ruangan aku ke ruangan ibu, itu dia lepas APD dan langsung disemprot disinfektan. Pakai APD baru lagi setelah itu ke kamar ibu,” ST menambahkan.

Mendapatkan perawatan intensif dari tenaga medis, ST mengaku tak melihat raut wajah ketakutan dari wajah mereka.

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock via Kompas)

Bahkan, ST menegaskan terdapat seorang dokter sampai duduk di sebelahnya di atas kasur yang sama.

Di sana sang dokter mendengarkan segala keluh kesah ST dan terus memotivasinya untuk sembuh.

Nisya Ahmad Kaget Dengar Total Harga Binatang Punya Alshad Ahmad: Emang Ibu Gak Protes?

Hasil gambar untuk rspi sulianti saroso lokasi

“Mereka itu enggak ada takut-takutnya, bahkan sampai ada ya satu dokter duduk di sebelah kita satu kasur. Sampai aku tanya dokter, 'kamu enggak takut sama aku?' tapi dia bilang enggak gitu,” ungkap ST.

UPDATE Jumlah Pasien Positif Virus Corona

Hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif Corona atau Covid 19 mencapai 309 orang.

Hal ini disampaikan oleh Jubir Pemerintah Covid 19 Achmad Yurianto dalam siaran langsungnya di kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Matraman, Jakarta Timur.

Yuri menuturkan berdasarkan data sejak Rabu (18/3/2020) pukul 12.00 WIB hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB terdapat penambahan kasus baru yang terkonfirmasi positif.

"Total kasus yang dilaporkan pada hari ini ada 309 orang, sembuh ada 15 orang, meninggal 25 orang," katanya di Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Sementara 269 orang sisanya masih menjalani perawatan.

"Angka ini memang masih tinggi, tetapi ini angka yang dinamis yang setiap saat angka kasus baru bisa meningkat dan kemudian tak ada lagi yang meninggal," ungkapnya.

"Beberapa kasus meninggal adalah rentan usia 45 sampai dengan 65 tahun. Ada satu kasus yang meninggal pada usia 37 tahun. Kalau kemudian kita perhatikan faktor yang lain maka hampir seluruhnya memiliki penyakit pendahulu. Sebagian besar diabet, hipertensi dan kemudian penyakit jantung kronis. Beberapa diantaranya adalah penyakit paru obstruktif," tambahnya.

Berikut sebaran kasus yang terkonfirmasi positif Covid 19 hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB:

Provinsi Bali hari ini tidak ada penambahan kasus, namun masih ada kasus yang kemarin kita rawat. Sehingga akumulatif kasus di Bali adalah ada 1 orang.

Provinsi Banten ada penambahan kasus pada hari ini sebanyak 10 orang, sehingga akumulasi kasus menjadi 27 orang.

DIY ada penambahan kasus baru sebanyak 2 orang, sehingga akumulasi kasus menjadi 5 orang.

DKI Jakarta ada penambahan kasus 52 orang, sehingga total kasus akumulasi menjadi 210 orang.

Jawa Barat ada penambahan kasus 2 orang, sehingga total kasus menjadi 26 orang.

Jawa Tengah ada penambahan kasus 4 orang, sehingga total kasus menjadi 12 orang.

Jawa Timur ada penambahan 1 orang, sehingga total kasus menjadi 9 orang.

Kalimantan Barat tak ada penambahan kasus, jumlahnya masih 2 orang.

Kalimantan Timur ada penambahan 2 kasus, sehingga jumlah orangnya menjadi 3 orang.

Kepulauan Riau ada penambahan kasus 2 orang, sehingga total kasus menjadi 3 orang.

Sulawesi Utara tidak ada penambahan kasus tetap 1.

Sumatera Utara ada penambahan 1 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 2.

Sulawesi Tenggara ada 3 kasus baru, akumulasi jadi 3.

Sulawesi Selatan ada 2 kasus baru, jumlahnya menjadi 2.

Lampung tidak ada penambahan kasus, tetap 1.

Riau ada penambahan kasus 1, sehingga jumlahnya menjadi 2.

 Anies Baswedan Larang Salat Jumat dan Kebaktian

Guna memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melarang kegiatan keagamaan di tempat-tempat ibadah selama dua pekan ke depan.

Hal ini disampaikan Anies setelah bertemu dengan seluruh unsur forum umat beragama di DKI Jakarta.

"Kita menyepakati bahwa kegiatan peribadatan yang diselenggarakan secara bersama di rumah ibadah kita sepakati untuk ditunda hingga kondisi memungkinankan," ucapnya, Kamis (19/3/2020).

"Untuk sementara waktu kita lalukan selama dua pekan ke depan, ditunda," sambungnya.

Ini berarti selama dua pekan ke depan tidak akan ada lagi ibadat Salat Jumat di masjid-masjid yang ada di ibu kota.

"Konsekuensinya bagi umat Islam, kegiatan salat Jumat yang biasanya berjalan normal, maka hari ini kesepakatannya salat Jumat di Jakarta ditunda selama dua Jumat ke depan," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Tak hanya itu, Anies juga memastikan, seluruh misa dan kebaktian yang biasa dijalankan umat Kristiani ditunda selama dua pekan ke depan.

"Kegiatan misa hari Minggu dan kebaktian juga ditunda untuk dua minggu ke depan. Nanti kita akan pantau ke depannya," kata Anies.

Sementara untuk perayaan Nyepi yang bakal diperingati pada 25 Maret 2020 mendatang tetap akan dilakukan tanpa arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus corona di tempat-tempat keramaian.

"Tadi unsur umat Hindu yang hadir menyampaikan bahwa kegiatan nyepo sudah diputuskan tidak dengan keramaian," tuturnya.

"Jadi kegiatan keramaian ditiadakan," tambahnya menjelaskan. (*)

(TRIBUNJAKARTA/NIA/PUTRA)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved